3 Sahabat Nabi Yang Memiliki Suara Merdu Selain Bilal

3 Sahabat Nabi Yang Memiliki Suara Merdu Selain Bilal

Pecihitam.Org – Muadzin adalah orang yang mengumandangkan azan dengan tujuan mengingatkan kaum muslimin bahwa waktu shalat telah tiba. Pertama kali orang yang mengumandangkan azan pada zaman Nabi SAW adalah Sahabat Nabi yang memiliki suara merdu yakni Bilal.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun sejak azan disyariatkan pada tahun pertama hijriyah hingga Rasulullah SAW wafat, ada lima orang sahabat yang menjadi muadzin Rasulullah SAW. mereka merupakan sahabat nabi yang memiliki suara merdu. Latas siapa saja mereka?

Yang pertama adalah Bilal bin Rabbah, Ia termasuk dari golongan assbiqunal awwalin, sahabat paling awal masuk Islam sehingga ia pernah merasakan siksaan yang luar biasa dari orang-orang Quraisy Mekkah.

Bilal bin Rabah adalah orang berkulit hitam dari Habsyah (Ethiopia) yang masuk Islam saat ia masih menjadi budak. Bilal pernah mengalami kejamnya perbudakan dan kemudian ia mendapatkan kebebasan serta kedudukan yang tinggi dengan datangnya Islam.

Bilal yang memiliki postur kurus dan tinggi dengan rambut yang tebal bukanlah berasal dari kalangan bangsawan. Pada saat itu, Abu Bakar yang membeli Bilal saat masih berstatus budak dan membebaskannya.

Baca Juga:  Sejarah Singkat Terjadinya Perang Hunain

Pasalnya, Bilal terus menerus disiksa oleh sang majikan saat ketahuan memeluk agama Islam. Sang majikan memaksa agar Bilal mau meninggalkan Islam dan menyembah Latta dan Uzza. Saat itu Abu Bakar menemukan Bilal bin Rabah di bawah terik sinar matahari ketika Bilal sedang mendapat hukuman dari majikannya yang bernama Umayyah. Leher Bilal diikat dan dijemur menghadap matahari di tengah padang pasir yang sangat panas. Bahkan dadanya pun ditindih dengan batu besar hingga nafasnya terasa sesak.

Abu Bakar pun membebaskan Bilal dengan membelinya dari Umayyah lalu mengobati luka-luka yang dialami Bilal di rumahnya. Saat Rasulullah SAW hijrah menuju Madinah, Bilal senantiasa menemani dan menjaga Rasullulah kemana pun juga. Bilal kemudian dipilih oleh Rasulullah SAW menjadi muadzin atau orang pertama yang mengumandangkan adzan.

Dari Zaid bin Arqam, Rasulullah SAW bersabda, “Iya, orang itu adalah Bilal, pemuka para muadzin dan tidaklah mengikutinya kecuali para muadzin. Para muadzin adalah orang-orang yang panjang lehernya di hari kiamat.” Bilal dipilih menjadi muadzin pertama karena Bilal memiliki suara yang indah dan keras sehingga dapat menjangkau jarak yang jauh. Saat itu, Bilal pun menjadi muadzin pertama yang mengumandangkan adzan di kota Madinah.

Baca Juga:  Inilah Asal Usul Mengapa Disebut dengan Istilah Kitab Kuning

Kedua Ibnu Ummi Maktum, Ia memiliki nama lengkap Amr bin Qays bin Zaidah bin Al-Asham. Pada zaman Nabi SAW, beliau biasa mengumandangkan azan di waktu Subuh telah tiba. Dalam sebuah hadis dari Aisyah, dia berkata; “Sesungguhnya Bilal azan pada waktu (sepertiga) malam. Karena itu, Rasulullah SAW bersabda, ‘Makan dan minumlah kalian sampai Ibnu Ummi Maktum azan. Karena ia tidak akan azan kecuali setelah terbitnya fajar shadiq (masuk waktu subuh).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga Abu Mahdzurah, ia memiliki nama Aus bin Mughirah Al-Jumahi. Ia termsuk pemuda kaum Quraisy yang paling merdu suaranya. Karena itu, Nabi SAW memerintahkan Abu Mahdzurah untuk mengumandangkan azan di Mekah sekembalinya beliau dari Hunain. Ia menjadi muadzin di Masjidil Haram hingga akhir hayatnya.

Baca Juga:  Ulama Nusantara di Haramain Ini Adalah Embrio Nahdlatul Ulama

Keempat Saad al-Qarazh, Ia merupakan mantan budak Ammar bin Yasir. Ia ditunjuk sebagai muadzin oleh Nabi SAW di Masjid Quba. Kemudian pada zaman khalifah Abu Bakar, ia ditunjuk sebagai muadzin di Masjid Nabawi. Yang terakhir adalah Ziyad bin Al-Harits Al-Shudai, Berdasarkan hadis riwayat Imam Ahmad, ia pernah mengumandangkan azan di hadapan Nabi SAW. Karena itu, ia dimasukkan pada sebagian muadzin Nabi SAW oleh sebagian ulama fiqih.

Mochamad Ari Irawan