5 Hal Penyebab Kerasnya Hati yang Wajib Kita Hindari

penyebab kerasnya hati

Pecihitam.org – Hati merupakan bagian yang paling mulia dan memiliki kedudukan yang tidak sembarangan di diri manusia. Hati menjadi standar kebaikan amalan yang dilakukan oleh tubuh. Jika baik amalan hati, maka baiklah semua amalan lainnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun sayangnya, tidak semua manusia bisa menjaga kualitas hatinya. Sebab ada banyak hal yang ternyata bisa menyebabkan hati orang tersebut menjadi kotor dan keras. Akibatnya adalah mereka menjadi orang-orang yang sulit untuk menerima hidayah dan segala macam kebaikan.

Kerasnya hati juga bisa mendatangkan pengaruh buruk terhadap kehidupannya di dunia. Oleh karenanya, sebagai manusia yang beriman sudah selayaknya kita mengetahui apa saja penyebab kerasnya hati.

1. Terlalu Banyak Tertawa

Hal pertama yang dapat membuat hati menjadi keras adalah terlalu banyak tertawa . Adapun tertawa yang dilarang dan membuat hati menjadi keras adalah Qahqahah atau disebut juga dengan tertawa ala setan.

Tertawa yang demikian ini merupakan tawa yang melebihi dari kebiasaan. Sebagaimana dalam sebuah hadits Raulullah Saw melarang banyak tertawa:

“Sedikitkanlah tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati”.

Rasulullah Saw sendiri memiliki kebiasan tersenyum bukan tertawa. Memperbanyak senyum merupakan amalan yang diperintahkan oleh agama. Bahkan senyummu didepan saudaramu dapat bernilai sedekah. Rasulullah SAW bersabda:

“Senyummu pada saudaramu adalah sedekah.” (HR. Ahmad)

Selain itu, Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk banyak menangis kepada Allah Ta’ala. Beliau bersabda dalam sebuah hadist ;

Baca Juga:  10 Teman Baik dan 15 Musuh Iblis, Ini Pengakuannya Langsung Kepada Rasulullah SAW

“Dan demi jiwaku yang ada ditangan-Nya, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”

2. Terlalu Banyak Makan

Hal kedua yang bisa menjadi penyebab kerasnya hati adalah terlalu banyak makan. Ketika seseorang banyak makan, maka orang tersebut sudah mengikuti hawa nafsu perutnya.

Selain menjadikan hati keras, makan terlalu banyak juga bisa membuat orang itu menjadi malas, kelebihan berat badan, dan mudah terserang penyakit. Lebih dari itu, ternyata orang yang banyak makan juga akan sulit untuk berpikir. Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada wadah paling buruk yang diisi manusia selain perutnya, cukuplah seorang anak Adam makan beberapa suap makanan saja yang dapat mengokohkan tulang punggungnya. Jika memang ia harus mengisi perutnya maka hendaknya ia mem-berikan sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya”. (HR. At-Tirmidzi)

3. Bicara yang Berlebihan

Berbicara tanpa keperluan atau berbicara berlebihan ternyata juga dapat menyebabkan kerasnya hati. Hal tersebut bisa terjadi karena lidah merupakan salah satu perwakilan dari suara hati. Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak akan lurus iman seorang hamba hingga lurus hatinya. Dan tidak akan lurus hatinya hingga lurus lisannya.” (HR. Ahmad)

Itulah yang menyebabkan Rasulullah memerintahkan umatnya untuk berkata yang baik atau lebih baik untuk diam. Sebagaimana sebuah hadist berikut.

Baca Juga:  Sepuluh Sifat Anjing yang Perlu Ditiru Manusia dalam Kitab Kasyifatussaja

“Barangsiapa yang berimana kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah dia berkata benar atau diam,” (HR. Bukhari)

4. Banyak Dosa dan Maksiat

Hal keempat yang menjadi penyebab kerasnya hati adalah karena banyaknya dosa dan maksiat yang dilakukan. Baik dosa besar ataupun dosa kecil, ternyata keduanya sangat berpengaruh negatif terhadap hati manusia. Allah SWT berfirman:

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka,” (QS. Al Muthoffifin: 14).

Makna ayat di atas diterangkan dalam hadits berikut:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan ‘ar raan’ yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’”. (HR Tirmidzi).

5. Kawan yang Buruk

Hal kelima yang menjadi penyebab kerasnya hati tenyata adalah teman yang buruk. Sebagian ulama salaf berkata, “Kerasnya hati karena empat hal: melampui batas; makan, tidur, bicara, pergaulan.”

Allah SWT berfirman yang artinya:

“Dan (Ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: ‘Aduhai kiranya (dulu) Aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.’ Kecelakaan besarlah bagiKu; kiranya Aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia Telah menyesatkan Aku dari Al Quran ketika QS Al Quran itu Telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia,” (Al-Furqan: 27-29).

Tenyata, lingkungan pergaulan itu sangat berpengaruh terhadap karakter hati seseorang. Bergaul dengan teman yang baik akan membuat seseorang juga bisa menjadi baik dan juga sebaliknya. Rasulullah SAW bersabda:

Baca Juga:  Tidak Cukup Menyesal, Inilah Tiga Syarat Agar Taubat Diterima Allah

“Seseorang itu tergantung kepada agama teman dekatnya. Maka hendaklah seseorang melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya,” (HR Ahmad, Tirmidzi)

Itulah lima hal penyebab kerasnya hati. Hati yang keras akan berpengaruh sangat besar pada manusia, karena dapat membuat orang sulit untuk menangis dan hilangnya perasaan takut kepada Allah SWT. Itulah mengapa hendaknya kita menghindari perkara-perkara di atas agar Allah senantiasa memberikan kebaikan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat.

Wallahua’lam bisshawab

Lukman Hakim Hidayat