Kisah Abu Dzar Al-Ghifari, Sahabat Nabi yang Taubat Karena Melihat Anjing Minum Susu

abu dzar al-ghifari

Pecihitam.org- Sebelum Islam datang, penduduk Mekah dan sekitarnya tercatat menyembah berhala. Beberapa tokoh ternama yang kemudian dikenal sebagai sahabat utama Rasulullah SAW pun sebelumnya menyembah patung, temasuk Abu Dzar Al-Ghifari.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Tak sedikit di antara mereka yang meragukan ajaran Rasulullah SAW saat itu. Namun pada akhirnya, para sahabat mengetahui jika berhala yang mereka sembah tidaklah benar.

Kemudian, mereka memilih mengikuti ajaran Rasulullah SAW dan menjadikan Islam sebagai pondasi dalam menjalani kehidupan.

Meski begitu, seorang sahabat Rasulullah SAW bernama Abu Dzar Al Ghifari ternyata memiliki pandangan tersendiri tentang berhala yang ia sembah dan juga disembah oleh orang-orang di sekitarnya.

Sebelum masuk Islam, pria yang hidup di sarang penyamun dan perampok itu pernah meragukan tentang berhala yang ia sembah.

Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam sebuah kesempatan menyampaikan, Abu Dzar Al Ghifari merupakan seorang perampok.

Dia sering merampok orang-orang yang berada di sekitar negerinya. Sehingga, dia sangat dikenal sebagai perampok besar dan sempat memiliki julukan Jundab.

Baca Juga:  Kecintaan Habib Umar bin Hafidz kepada Nahdlatul Ulama

Suatu ketika, Abu Dzar Al-Ghifari membawa sesajen berupa susu ke berhala yang disembahnya sebelum masuk Islam.

Berhalanya bernama Naam dan disajikan susu tersebut. Dia berkata, “Wahai Naam, aku bawakan susu untukmu,”.

Tak lama, datanglah anjing yang meminum susu tersebut sampai habis. Lalu anjing itu kencing di tempat susu yang kosong tersebut.

Kejadian itu membuat Abu Dzar Al-Ghifari terdiam dan berpikir. Dia pun memutar otaknya lantaran berhala yang ia sembah sama sekali tak berkutik dengan perbuatan anjing tersebut.

Dia kemudian mulai meragukan dengan apa yang telah ia dan keluarganya sembah.

Singkat cerita, dia yang tinggal tak jauh dari Mekah mendengar adanya ajaran baru yang masuk.

Ajaran itu adalah agama Islam yang mengajarkan pada tatanan kedamaian dan juga melakukan hal-hal yang baik.

Penasaran dengan ajaran Islam, Abu Dzar Al-Ghifari pun mendatangi Kota Mekah yang saat itu memang masih panas dan belum semua memeluk Islam.

Baca Juga:  Nama Aslinya Abdul Ghaffar, Kenapa Dikenal dengan Nama Nabi Nuh? Beginilah Ceritanya

Beberapa kali Abu Dzar mendatangi Kakbah dan mendengarkan setiap ajaran dan perbuatan yang dilakukan Rasulullah SAW.

Hingga pada akhirnya, dia bertemu dengan Rasulullah SAW. Abu Dzar yang sangat merindukan kebenaran pun langsung mengucapkan kalimat syahadat dan masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW.

Abu Dzar Al-Ghifari kemudian dikenal sebagai salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang masuk Islam diawal-awal.

Dia memiliki perjuangan yang luar biasa dan dikenal sebagai sahabat yang sangat setia kepada Rasulullah SAW.

Abu Dzar Al-Ghifari merupakan sahabat yang selalu ikut serta dalam perjuangan Rasulullah.

Mulai dari peristiwa hijrah hingga beberapa pertempuran yang dihadapi umat muslim dengan kaum Quraisy saat itu.

Dia juga mengajak orang terdekat juga temannya untuk masuk dalam ajaran Islam. Di antaranya seperti Ali-al-Ghifari, Anis al-Ghifari, Ramlah al-Ghifariyah.

Salah satu kisah terkenal Abu Dzar Al-Ghifari adalah ketika ia ikut dalam Perang Tabuk.

Ketika itu, keledainya lemah. Sehingga dia rela berjalan kaki sembari membawa barang bawaannya yang begitu banyak.

Baca Juga:  Gus Miftah; Biografi, Metode Dakwah Hingga Islamnya Deddy Corbuzier

Saat itu sedang puncaknya musim panas. Hingga akhirnya dia keletihan dan jatuh tepat di hadapan Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW mendekati dan mendapati dia memiliki satu botol air yang masih penuh, namun tak diminum oleh Abu Dzar Al-Ghifari.

Rasulullah SAW kemudian bertanya mengapa air bekalnya itu tak diminum oleh Abu Dzar Al-Ghifari.

Maka dia menjawab, “Saya minum air itu sedikit dan saya merasakan nikmat. Setelah itu, saya bersumpah tak akan minum air itu lagi sebelum Nabi SAW meminumnya

Lukman Hakim Hidayat