Abu Jahal (Amr bin Hisyam), Musuh yang Mengakui Kebenaran Nabi

amr bin hisyam

Pecihitam.org – Abu Jahal atau Amr bin Hisyam adalah salah satu pemuka kaum Quraisy yang sangat memusuhi dakwah Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw. Dia dikenal sebagai pribadi yang kejam, bengis, dan tidak segan menghabisi lawan-lawannya. Karena sikapnya yang seperti itu lah, ada yang menjuluki Abu Jahal sebagai Fir’aun pada zaman Nabi Muhammad saw.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Salah satu sahabat yang merasakan tangan dingin Abu Jahal adalah Sumayyah. Salah satu sahabat Nabi Muhammad saw. yang gugur setelah mendapatkan siksaan dari Abu Jahal. Berbagai macam cara dilakukan untuk menghentikan dakwah Islam.

Pada dasarnya Abu Jahal adalah paman Rasulullah. Namun meskipun demikian usahanya untuk menggagalkan dakwah Islam dengan berbagai cara yang dia lakukan, mulai dari mengintimidasi umat Islam hingga mengancm Nabi Muhammad SAW secara langsung padahal Nabi adalah keponakannya sendiri.

Secara terang-terangan Abu Jahal selalu berbuat kekejian untuk mencegah tersebarnya Dakwah Islam dan bertambahnya pengikut Nabi SAW. Suatu ketika Abu Jahal pernah melarang Nabi Muhammad saw. ketika akan mengerjakan shalat. Namun, Rasulullah tidak gentar dengan gertakan dari Abu Jahal tersebut.

Baca Juga:  Muhaddits Wahabi, Syekh Al-Albani Sederajat dengan Imam Bukhari?

Abu Jahal juga sebagai orang yang mengadu domba atau orang yang menyulut terjadinya perang Badar. Pada saat itu, pasukan kaum Quraisy ‘terbelah’. Sebagian mereka ingin terus berperang melawan umat Islam. Sebagian lain menganggap kalau perang itu tidak perlu terjadi karena sudah tidak ada kepentingan lagi.

Sesungguhnya tujuan awal mereka mengajak berperang adalah mengamankan kafilah dagang Abu Sufyan. Karena kafilah Abu Sufyan sudah sampai Makkah dengan selamat, maka mereka menganggap kalau perang itu tidak ada urgensinya lagi.

Akan tetapi, Abu Jahal dan para tetua lainnya mengobarkan semangat tempur pasukan kaum Quraisy. Dan bagi mereka, saat itu adalah waktu yang tepat untuk memberi pelajaran bagi kaum Muslimin yang telah menginjak harga diri dan mencaci maki Tuhan mereka. Singkat cerita, terjadilah perang Badar yang kemudian dimenangkan oleh pasukan umat Islam.

Namun disini ada hal yang cukup unik. menurut riwayat bahwa pada awal-awal turunnya Al-Qur’an Abu Jahal kerap kali menyelinap ke rumah Nabi Muhammad saw. untuk mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Abu Jahal merasakan sebuah keajaiban manakala mendengarkan lantunan Al-Qur’an yang dibacakan Nabi Muhammad saw.

Baca Juga:  Biografi Ibn Bajjah, Sang Filsuf Muslim dan Pemikirannya

Menariknya, Abu Jahal tidak sendirian ketika menyelinap ke rumah Nabi Muhammad saw. untuk mendengarkan Al-Qur’an. Ada Abu Sufyan dan al-Akhnas juga. Meski mereka tidak janjian, namun mereka kerap saling kepergok satu sama lain.

Dikabarkan kalau kejadian Abu Jahal menyusup rumah Nabi Muhammad saw. berlangsung selama tiga malam berturut-turut. Seolah mereka ketagihan dengan bacaan Al-Qur’an. Meski demikian, hal itu tidak sampai membuat Abu Jahal masuk Islam.

Abu Jahal juga pernah memberikan kesaksian tentang kebenaran dan kejujuran Nabi Muhammad saw. Sebagaimana keterangan dalam buku Rasulullah Teladan untuk Semesta Alam (Raghib as-Sirjani, 2011).

Padahal Nabi Muhammad pernah berdo’a kepada Allah demikian;

“Ya Allah muliakanlah Islam dengan salah satu di antara kedua lelaki ini, Abu Jahal bin Hisyam atau Umar bin Khattab,”

Doa Nabi Muhammad saw. tersebut untuk Abu Jahal dan Umar bin Khattab. Abu Jahal atau Amr bin Hisyam dan Umar bin Khatab, keduanya sama-sama memusuhi dakwah Islam yang diemban Nabi Muhammad saw. Namun Allah memberikan hidayahnya kepada Umar bin Khatab.

Baca Juga:  Syekh Yusuf al Makassari; Ulama Sulawesi yang Dijuluki Putra Afrika

Dari kutipan cerita diatas dapat kita ambil intinya bahwa Abu Jahal adalah orang yang selalu memusuhi Nabi, dan sebenarnya dia mengakui kebenaran wahyu yang Allah berikan kepada Nabi. Namun sayangnya Allah tidak memberikan hidayah-Nya kepada Abu Jahal.

Walaupun dia sempat menyelinap ke kediaman Nabi dan mendengarkan lantunan Al-Qur’an yang Nabi lantunkan namun tidak menjadikan hidayah menyebar di sanubari serta memenuhi akalnya sehingga bisa meruntuhkan egonya. Dan hingga ajal menjemputnya, Abu Jahal tetap teguh dengan pendiriannya.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik