Ahlan Wa Sahlan: Arti, Cara Menjawab, Folosofi dan Perbedaannya

ahlan wa sahlan

Pecihitam.org – Kita mungkin sering mendengar ungkapan Ahlan wa Sahlan baik di ucapkan oleh perorangan maupun dalam suatu acara tertentu. Ungkapan kalimat yang merupakan bahasa Arab ini seringkali diunakan untuk menunjukan sambutan seseorang. Oleh karenanya,kalimat ini kadang dipahami secara singkat dengan makna “selamat datang”, tapi benarkah arti aslinya adalah selamat datang ?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Daftar Pembahasan:

Arti Ahlan Wa Sahlan

Pada umumnya ahlan wa sahlan diartikan sebagai ucapan selamat datang. Walaupun mengartikan kalimat ini dengan selamat datang tidak sepenuhnya benar namun juga tidak sepenuhnya keliru sama sekali. Berikut lafadznya:

أَهْلًا وَسَهْلًا

“Ahlan wa sahlan“
Artinya : ” Selamat datang”

Kalimat ahlan wa sahlan (أَهْلًا وَسَهْلًا ) dalam bahasa Arab berasal dari kata “ahlun” ( أهْلَ ) yang berarti keluarga dan kata “sahlan” (سَهْلًا ) dari kata “sahlun” (سَهْل ) yang artinya mudah. Jika dua kata tersebut digabung maka memiliki arti “keluarga” dan “mudah.

Ungkapan tersebut berasal dari suatu ungkapan dalam bahasa arab yang bunyinya sebagai beirkut:

صادقت أهلا ووطئت سهلا

Artinya : “Engkau benar telah kami anggap sebagai keluarga kami dan engkau telah singgah di tempat kami dalam keadaan mudah atau tanpa adanya kesulitan.”

Ketika mengucapkan kalimat ahlan wa sahlan berarti telah menganggap seseorang sebagai keluarga, berusaha memberikan kemudahan kepada seseorang yang dijumpai, tidak mempersulit urusannya, kasih sayang dan menghormatinya.

Makna sebagai keluarga ditunjukkan oleh kata ahlan yang menggambarkan rasa persaudaraan dan kasih sayang. Sedangkan makna kemudahan ditunjukkan oleh kata sahlan yang mempunyai makna sikap tolong menolong, saling meringankan beban dan berbuat kebaikan terhadap sesama.

Dari sini dapat dipahami bahwa ungkapan di atas memberikan kita pemahaman bahwa kalimat itu tidak hanya memiliki pengertian selamat datang, namun lebih dari itu. Diantaranya adalah, siapapun yang mengucapkan ahlan wa sahlan kepada orang yang dijumpainya berarti ia telah menganggap orang tersebut sebagai bagian dari keluarganya yang berhak untuk dihormati, dikasihi, diperlakukan dengan baik layaknya seperti keluarnya sendiri.

Baca Juga:  Menganal Tafsir Al-Quran Pathok Nagari dari Plosokuning, Yogyakarta

Dalam suatu hadist, Rasulullah Saw mengajarkan kepada umatnya tentang bagaimana pentingnya menjaga persaudaraan antar sesama. Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah Saw bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ فِي الدُّنْيَا يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

Artinya : “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah utang), maka Allah Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allh akan menutup aib-nya di dunia dan akhirat.”

Mengapa Artinya Selamat Datang?

Kemudian, adapaun pernyataan bahwa kata Ahlan wa sahlan diartikan selamat datang tidak sepenuhnya keliru. Karena memang secara praktis penggunaannyya untuk menyatakan demikian. Selain itu dalam banyak penerjemahan bahasa lain, ungkapan kalimat ini juga diartikan selamat datang. Misalnya dalam bahasa Inggris, ungkapan tersebut diartikan dengan “Welcome”.

Jawaban Ucapan Ahlan Wa Sahlan

Sama seperti halnya mengucap salam. Ucapan ahlan wasahlan dari seseorang sebaiknya juga dijawab dengan kalimat yang baik. Lantas apa balasan ucapan tersebut?

Ahlan Wa Sahlan dapat di respon dengan memberikan jawaban menyesuaikan dengan seseorang yang mengucap kalimat tersebut.

Jawaban jika yang mengucapkan laki-laki

أَهْلًا بِكَ
“Ahlan bika”
Artinya :”Selamat datang juga kamu (laki-laki)”

Jawaban jika yang mengucapkan perempuan

أَهْلًا بِكِ
“Ahlan biki”
Artinya : “Selamat datang juga kamu (perempuan)”

Jawaban jika yang mengucapkan orang banyak

أَهْلًا بِكُمْ
“Ahlan bikum”
Artinya : “Selamat datang juga kamu sekalian (jamak)”

Nah itulah kalimat yang bisa kita ucapankan jika hendak menjawab seseorang yang mengucapkan Ahlan Wasahlan kepada kita. Sehingga Apabila terdapat seseorang yang mengucapkan kalimat tersebut kepada kita, maka juga dapat langsung meresponnya dengan memberikannya jawaban yang tepat dan juga disesuai kepada siapa kalimat tersebut diucapkan.

Baca Juga:  Jilbab yang Sesuai Syariat Islam, Seperti Apa Sih Maksudnya?

Filosofi Ahlan Wa Sahlan

Nah, pertanyaannya adalah, mengapa orang Arab menggunakan ungkapan Ahlan wa Sahlan untuk menyambut tamu ?

Memang belum diitemukan penjelasan khusus mengenai ha itu. Namun ada yang berpendapat bahwa, konon orang Arab menggunakan ungkapan Ahlan wa Sahlan berangkat dari konteks wilayah mereka yang kering dan mereka sering melakukan perjalanan jauh melewati wilayah gurun pasir yang tandus, bergunung-gunung, dan tidak menemui siapapun dalam jarak yang cukup jauh.

Sehinggga bagi orang-orang yang berjalan jauh dengan melewati kondisi alam yang demikian ekstrem, tidak ada perasaan yang paling diinginkan selain diterima oleh seseorang dengan penuh kemudahan, bahkan diberikan kemudahan-kemudahan agar sang musafir dapat meneruskan perjalanannya dengan baik. Misalnya, dibantu diberikan air dan perbekalan, tempat menginap dan lain sebagainya. Dan kemudian tuan rumah bisa berbuat baik, karena ia menganggap tamunya adalah keluarga sendiri.

Dengen begitu, kita bisa tahu bahwasanya begitu indah bahasa Arab menjaga persaudaraan dan persatuan sesama para penuturnya agar mereka saling memperkuat, saling membantu, dan saling berlomba lomba berbuat kebaikan di antara mereka.

Perbedaan Ahlan Wa Sahlan dan Marhaban

Dalam kaidah bahasa Arab, selamat datang diucapkan dengan perkataan Marhaban, atau bisa juga dengan Ahlan wa Sahlan. Lantas apa perbedaannya?

Prof. Dr. Quraish Shihab, pernah menjelaskan perbedaan antara kata Ahlan wa Sahlan dan Marhaban serta alasan penggunaannya mendahului kata Ramadhan.

Marhaban,merupakan kata yang telah diserap Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang diartikan sebagai “kata seru menghormati / menyambut tamu (yang artinya selamat datang)”.

Baca Juga:  Resolusi Jihad, Laskar Hizbullah, dan Nasionalisme Pesantren

Sedangkan kata Ahlan wa Sahlan, belum terserap dalam KBBI, sehingga apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yakni memiliki arti yang sama yaitu selamat datang. Namun, secara etimologi, Ahlan Wasahlan dan Marhaban memiliki perbedaan yang mendasar.

Frasa Ahlan Wasahlan terdiri dari 2 kata, yakni; Ahlan yang berasal dari kata ahl yang artinya “keluarga”, dan sahlan dari kata sahl yang artinya “mudah”.

Sedangkan Marhaban diambil dari kata rahb yang artinya “luas / lapang”. Dari asal kata yang sama muncul kata rahiba yang berarti selamat datang.

Oleh karenanya kata Marhaban secara etimologi literal-nya diartikan ungkapan selamat datang kepada para tamu yang disambut dan diterima dengan lapang dada, penuh dengan kegembiraan, dan dipersiapkan baginya ruangan yang luas melakukan apa saja yang ingin dilakukan.

Dari pengertian dan makna tersebutlah, alasan para ulama terdahulu memilih menggunakan kata Marhaban dalam menyambut bulan Ramadhan daripada Ahlan wa Sahlan karena kata tersebut memang lebih tepat dan tersambung jika digabungkan. Yakni menjadi Marhaban Ya Ramadhan.

Kalimat Marhaban Ya Ramadhan mempunyai makna “kami menyambut (Ramadhan) dengan kegembiraan dan kami persiapkan tempat yang luas supaya engkau bisa melakukan apa saja, yang berkaitan dengan mengasah serta mengasuh jiwa kami.”

Demikian semoga informasi ini bermanfaat. Wallahu A’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik