Upaya Al-Kindi Menerjemahan Filsafat Yunani Kuno ke dalam Islam

al kindi filsafat

Pecihitam.org – Al-Kindi merupakan seorang filusuf muslim generasi awal. Ia lahir di Kufah, Irak, pada tahun 801 masehi semasa kekuasaan khalifah Harun Al-Rasyid (786-809) dari dinasti Bani Abbas (750-1258). Al-Kindi disebut sebagai generasi awal filusuf muslim, sebab karena baru dia-lah seorang ulama’ Islam yang pertama-tama memperkenalkan filsafat dalam khazanah Islam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Khudori Sholeh, seorang doktor kajian Filsafat Islam, melalui bukunya Filsafat Islam: dari Klasik Sampai Kontemporer (2016) menuturkan bahwa Al-Kindi mengenyam pendidikan dasarnya di kota kelahirannya di Kufah. Di sana, Al-Kindi memelajari banyak cabang ilmu yang meliputi: al-Qur’an, tata-bahasa Arab, kesusastraan, ilmu hitung, fiqh, dan teologi.

Pendidikannya di Kufah memiliki pengaruh besar terhadap nuansa intelektual Al-Kindi. Di Kufah, tradisi keilmuan yang berkembang adalah tradisi rasionalistik (aqliyah). Tradisi keilmuan rasional ini memberikan fondasi kepadanya hingga semakin tertarik dengan sains dan filsafat.

Kemudian, Al-Kindi setelah selesai sekolah di Kufah pindah ke ibukota Dinasti Bani Abasiyyah di Baghdad, Irak. Di sana, Al-Kindi menjadi semakin matang dan dikenal luas sebagai seorang pemikir muslim yang punya kapasitas yang baik.

Baca Juga:  Bagaimana Hukum dan Cara Menjawab Salam dari Non Muslim?

Berkat kecerdasan dan ketertarikannya dengan dunia filsafat inilah hingga mempertemukannya dengan khalifah Al-Makmun (813-833). Bahkan, pada masa khalifah Al-Mu’tashim (833-842), Al-Watsiq (842-847) hingga masa awak khalifah Al-Mutawakkil ( 847-861) dianggkat menjadi penasihat dan guru istana, sebuah jabatan yang bergengsi pada masa itu.

Kredibilitas keilmuan Al-Kindi itu salah satunya berasal dari kapasitasnya sebagai penerjemah buku-buku Filsafat Yunani kedalam Islam. Al-Kindi memiliki kemampuan bahasa Yunani dan Syiria yang sangat mempuni. Dua bahasa itu merupakan bahasa yang digunakan dalam buku-buku filsafat Yunani.

Kapasitas bahasa Yunani dan Syiria Al-Kindi yang sangat baik itu dibuktikan ketika ia mengoreksi terjemahan seorang penerjemah Kristen bernama Ibn Na’ima Al-Himsi atas karya Plotinus dengan judul Enneades. Buku itu, sebelumnya disalah pahami kalangan cendikia Arab sebagai karya dari Aristoteles.

Al-Kindi pemikir muslim pertama yang menerjemahkan buku-buku filsafat Yunani kedalam bahasa Arab memiliki beberapa kendala. Kendala pertama berupa tak adanya kosa kata teknis dalam bahasa Arab untuk menerjemahkan kata-kata kunci filsafat. Kendala kedua adalah adanya stigmatisasi dan penolakan dari beberapa kalangan yang menyebut filsafat sebagi bid’ah dan kekufuran.

Baca Juga:  Apa Itu Pengajian Majlis Taklim? Berikut Karakteristiknya

Menurut Khudori Sholeh (2016) untuk mengatasi persoalan pertama, Al-Kindi memiliki beberapa strategi.

  • Pertama, dengan cara menerjemahkan secara langsung kosa kata dalam bahasa Yunani kedalam bahasa Arab.
  • Kedua, Al-Kindi mengambil alih istilah-istilah dalam bahasa Yunani dengan memberikan keterangan tambahan dalam bahasa Arab. Hal ini seperti pada kata Filosof yang diterjemahkan menjadi Failafuf.
  • Ketiga, Al-Kindi menciptakan kata-kata baru yang berasal dari bahasa Arab denan menambahkan kata iyah. Misalnya pada contoh terjemahan istilah berbahasa Yunani to ti esti (esensi) menjadi al-mahiyah yang berasal dari kata ma huwa.

Kemudian, untuk mengatasi persoalan kedua, Al-Kindi menyelesaikannya dengan cara menyelaraskan pemikiran filsafat dengan Islam. Metode ini dilakukan melalui beberapa strategi.

  • Pertama, dengan cara mengatakan bahwa bangsa Yunani merupakan saudara tua dari bangsa Arab hingga tak perlu terjadi perselisihan.
  • Kedua, Al-Kindi mengatakan kepada para penentang filsafat bahwa kebenaran bisa datang dari mana saja, baik dari ajaran Islam secara khusus hingga dari proses berfikir secara filosofis.
  • Ketiga, Al-Kindi dengan menggunakan strategi dialogis. Dengan dialogis, ia memaksa kalangan yang tidak setuju dengan filsafat menggunakan cara-cara filsafat dalam mendebatnya.
Baca Juga:  Apa Itu Telaga Kautsar? Inilah Penjelasan dalam Hadits Nabi

Demikianlah sosok filusuf muslim generasi awal, yakni Al-Kindi. Selain ia sosok pertama yang memperkenalkan pemikiran filsafat kedalam ajaran Islam, ia juga sekaligus yang menerjemahkan filsafat dari bahasa Yunani dan Syiria langsung. Wallahua’lam.