Alih Fungsi Hagia Sophia; dari Gereja, Katedral hingga Masjid

Alih Fungsi Hagia Sophia; dari Gereja, Katedral hingga Masjid

PeciHitam.org – Nubuat Nabi Muhammad SAW dalam agama Islam adalah sebuah keyakinan yang  wajib diyakini, tidak terkecuali Nubuat Penaklukan Konstantinopel. Sabda Rasulullah SAW terbukti benar adanya, walaupun waktu terbuwujudnya membutuhkan lintasan masa hampir 800 Tahun.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kebenaran Nubuat Nabi Muhammad SAW semakin mengokohkan keyakinan bahwa kabar dari beliau pasti terwujud. Pembuktian terbukanya Konstantinopel oleh pasukan Islam terjadi pada tahun 1453 M, jauh setelah masa Nabi Muhammad SAW.

Dibawah kekuasaan Islam, Konstantinopel menjelma menjadi pusat peradaban Islam di bagian Barat Daya Eropa.

Alih Fungsi Hagia Sophia

Pembangunan awal Hagia Sophia diperuntukan sebagai gereja utama Agama Katholik Romawi Timur dan simbol keagungan kerajaan Romawi. Pondasi utama Gereja Hagia Sophia diletakan pada tahun 346 Masehi dan diresmikan pada tahun 15 Februari 360 M.

Hagia Sophia dibangun kembali pada tahun 415 dan diresmikan pada tahun yang sama, namun terjadi kebarakan hebat pada tahun 532 M. Kebakaran ini meruntuhkan sebagain besar bangunan Hagia Sophia kecuali beberapa balok Marmer yang sampai sekarang masih eksis. Setelah kebakaran hebat tersebut, Kaisar Yustinus I membangun kembali Hagia Sophia.

Baca Juga:  Puasa Sunnah Muharram 2020, Jadwal, Bacaan Niat, Sejarah dan Keutamaannya

Kerusakan dan Kebakaran tercatat pernah terjadi pada bangunan Hagia Sophia pada tahun 859 dan 869. Hagia Sophia pernah menjadi Katedral Katholik Roma pada tahun 1204-1261 karena terjadi inasi Pasukan Salib.

Kejadian ini menjadikan penganut Katholik Romawi Timur traumatis dengan penodaan dan penjarahan oleh kaum Katholik Roma.

Baru pada tahun 1453, Invasi Muslim berhasil menaklukan Konstantinopel dan merubahnya menjadi Masjid. Pola penaklukan yang dilakukan oleh kaum Muslim berbeda ketika pada masa Invasi Pasukan Salib merebut Hagia Sophia.

Pasukan Islam dipimpin oleh Sultan Mehmed II tidak melakukan penjarahan dan pengrusakan terhadap simbol-simbol agama Katholik Romawi Timur.

Sultan Mehmed II hanya memerintahkan untuk menutupi menutupi simbol-simbos kekristenan Romawai Timur menggunakan kelambu hitam. Pengalih fungsian Hagia Sophia atau dalam bahasa Turki disebut Aya Sofya menjadi Masjid dengan tidak memberangus penganut Katholik Romawi Timur.

Sultan Mehmed II memerintahkan untuk memindahkan kegiatan Ibadah Katholik Romawi Timur ke Gennadius Scholarius, atau tempat Pendidikan miliki pemuka agama Katholik Romawi Timur, Gennadius.

Masjid Hagia Sophia atau Aya Sofya kemudian diwakafkan oleh Sultan Mehmed II kepada Pengurus Masjid yang Independen (Yayasan).

Baca Juga:  Syawal; Bulan Lahirnya Imam Bukhari, Sang Maestro Hadits Sepanjang Masa

Berkelanjutan untuk memakmurkan Masjid Aya Sofya, Sultan Mehmed II membangunkan kompleks ekonomi yang berikan hak pengelolaannya kepada Yayasan Aya Sofya.

Komplek ekonomi tersebut berjumlah 2.360 toko, 1.360 rumah dan beberapa fasilitas pendukung lainnya. Hasil keuntungan dari sentra ekonomi tersebut dimasukan kedalam kas pengelolaan Yayasan Aya Sofya guna memakmurkan Masjid.

Hagia Sophia di Era Modern

Kesultanan Utsmaniyyah bertahan di Turki sampai pada awal abad ke-20, dan runtuh pada tahun 1924. Jika dihitung masa pemerintahan Turki Utsmani, maka Kesultanan tersebut mampu bertahan hampir 5 abad lamanya.

Penyebab keruntuhan Kesultanan Turki Utsmani, selain keluasan kekuasaan yang dimilikinya, kekalahan perang Dunia I, penyebab lainnya yaitu dari internal kerajaan juga terdapat penghinat yakni Musthafa Kemal At-Turk.

Sistem Khilaffah Islamiyyah dihapus dalam sebuah rapat besar Majelis Agung Nasioanal Turki pada tahun 1924. Sistem Khilafah Islamiyyah yang dimulai sejak era Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq pada tahun 632 M terhapus pada tahun 1924. Imbasnya juga terjadi kepada Hagia Sophia yang mana beralih fungsi sebagai Museum Nasional Turki.

Hagia Sophia dialih fungsikan menjadi Museum pada tahun 1931 dan baru dibuka untuk umum sebagai Museum pada tahun 1935. Fungsi Hagia Sophia terus bertahan sebagai Museum sampai tahun 2020.

Baca Juga:  Bahayanya Dakwah Muallaf, Baru Belajar Islam kok Malah Sok 'Ngajarin'

Setelahnya, pada tanggal 10 Juli 2020 Presiden Turki Recep Thayyib Erdogan mengalih fungsikan Hagia Sophia menjadi Masjid kembali.

Pengalih fungsian Hagia Sophia menjadi Masjid kembali ditandai dengan pengumandangan adzan pertama kali setelah 89 tahun lamanya vakum. Pada tanggal 10 Juli 2020 menjadi waktu Istimewa bagi Hagia Sophia sebagai simbol kebesaran Kesultanan Islam di Turki. Ash-Shawabu Minallah

Mohammad Mufid Muwaffaq