Ancaman Nabi bagi Pendakwah yang Penuh Ceramah Kebencian

ceramah kebencian

Pecihitam.org – Dewasa ini sering kali kita melihat baik itu secara langsung ataupun dimedia sosial, banyak sekali orang yang mengaku ulama kemudian memberikan ceramah-ceramah yang sifatnya ajakan untuk kebencian, cacimaki, intoleransi atau memojokkan orang lain atau kelompok tertentu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sudah sangat jelas bahwa agama islam tidak membebarkan dengan alasan apapun, mencela, memojokkan atau bahkan membuat tuduhan-tuduhan palsu terhadap orang lain.

Lantas bagaimana jika yang melakukannya justru para orang-orang yang mengaku ulama itu sendiri, bahkan kadangkala tidak mengerti tentang sebuah persoalan atau bahkan hanya mendengar berita bohong lalu mendakwahkan ceramah dengan penuh kebencian dan caci maki?

Kita sepertinya perlu lagi menilik peristiwa perjalanan Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW. Beliau SAW dipertontonkan oleh Malaikat Jibril dengan banyak sekali peristiwa, yang salah satunya adalah sekelompok orang yang di hari kiyamat lidahnya nanti akan dipotong dengan gunting yang terbuat dari api neraka.

Hal tersebut berdasarkan hadits berikut:

عَنْ أَنَسٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ : لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي رَأَيْتُ قَوْمًا تُقْرَضُ أَلْسِنَتُهُمْ بِمَقَارِضَ مِنْ نَارٍ ، أَوْ قَالَ : مِنْ حَدِيدٍ ، قُلْتُ : مَنْ هَؤُلاَءِ يَا جِبْرِيلُ ؟ قَالَ : خُطَبَاءُ مِنْ أُمَّتِكَ.

Baca Juga:  5 Persiapan Penting dalam Menyambut Puasa Ramadhan

Artinya: “Dari Anas, Nabi Muhammad saw. bersabda: “Pada malam di mana aku diperjalankan (isra’) aku melihat suatu kaum yang lisan mereka dipotong dengan gunting yang berasal dari api neraka, -atau dari besi- kemudian aku bertanya kepada Malaikat Jibril: ‘siapakah mereka wahai Jibril?’ ‘Mereka adalah para pendakwah dari umatmu’, jawab Jibril.”

Hadis terseut di atas diriwayatkan dalam banyak kitab hadits, seperti Musnad Abu Ya’la, al-Mu’jam al-Ausath, Tahdzib al-Atsar, Dalail al-Nubuwwah, dan Mu’jam al-Syuyukh. Mayoritas hadis ini diriwayatkan melalui jalur Anas bin Malik ra. Ada pula di beberapa tempat yang dijumpai bahwa Abu Hurairah ra juga meriwayatkannya.

Kualitas hadis tersebut dianggap shahih, pernyataan ini disimpulkan dari keterangan Husein Salim Asad dalam Musnad Abu Ya’la yang menyebut bahwa seluruh rawi yang ada dalam riwayat di atas adalah perawi-perawi shahih. Itu artinya jalur periwayatan hadits tersebut shahih.

Sedangkan terkait makna dari hadits di atas dalam kitabb Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari disebutkan, bahwa yang dimaksud dengan pendakwah dalam riwayat tersebut adalah khuthaba’ al-fitnah yaitu para pendakwah yang gemar memfitnah, yang gemar menyebarkan berita-berita bohong, adu domba, dan menyebabkan kerusuhan dan kegaduhan.

Baca Juga:  Inilah 4 Manfaat Syukur bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui

Bahkan dalam keterangan lain tidak hanya lidah mereka saja yang dipotong, melainkan juga syafahah (bibir) mereka. Itu artinya seluruh bagian mulut mereka akan disiksa, tentu saja jika yang mereka dakwahkan tidak mengandung kebaikan, atau yang hanya mengatasnamakan kebaikan namun untuk tujuan fitnah.

Masih dalam kita yang sama, keterangan berikutnya adalah manakala mulut mereka telah dipotong-potong, kemudian ia dikembalikan lagi ke bentuk semula dan kemudian dipotong lagi.

Apa yang disampaikan Nabi Muhammad saw. tentang umatnya yang dicap sebagai khutaba’ al-fitnah (pendakwah yang gemar fitnah) di atas merupakan ancaman serius bagi orang-orang yang mengaku ulama agar berhati-hati dalam menyampaikan dakwahnya, dalam mengatasnamakan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Islam adalah agama yang rahmatan lil a’lamin, dan semua pesan-pesan dalam agama Islam mengajarkan kebaikan. Islam tidak mengajarkan untuk saling memfitnah atau pun membenci. Islam melarang fitnah, adu domba, iri hati, dengki, sombong dan semua hal-hal buruk lainnya.

Baca Juga:  Muhasabah, Upaya Memperbaiki Diri Menjadi Lebih Baik

Sebaliknya, Islam mengajarkan umatnya untuk saling menasihati dalam kebaikan, untuk saling mendamaikan antara satu dengan yang lain, saling menyayangi dan semua bentuk kebaikan lainnya.

Benarlah apa yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya Madarij al-Salikin, terkait hal agama Islam.

الدين كله خلق فمن زاد عليك في الخلق زاد عليك في الدين

Artinya: “Agama Islam seluruhnya adalah akhlak, maka barang siapa yang membuatmu semakin berakhlak, sesungguhnya ia telah membuatmu semakin beragama.”

Semakin berakhlak seorang pendakwah, maka semakin dia mencerminkan agama Islam yang sesungguhnya, dan semakin amoral seorang pendakwah semakin jauh dia mencerminkan agama Islam.

Maka sesungguhnya pendakwah yang sering melakukan ceramah provokasi, fitnah, kebencian dan intoleransi sama saja menunggu bahwa ancaman Allah dan Rasul-Nya begitu nyata. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik