Pecihitam.org – Dalam dalam rangka pengawasan terhadap masjid-masjid yang dalam acara dakwahnya mengandung narasi kebencian, Mabes Polri menerjunkan personel Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas).
Hal itu diungkapkan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono. Ia mengatakan para Bhabinkamtibmas itu bakal berkoordinasi dengan personel bintara pembina desa (babinsa) dari TNI.
“Tentunya kita mulai dari bawah, polisi punya bhabin kita koordinasi dengan TNI yang punya babinsa, lalu ada pak lurah dan pak kades. Di tingkat bawah ini yang kita sentuh jadi deradikalisasi,” tutur Argo di Mabes Polri, dikutip dari CNN Indonesia, Selasa, 26 November 2019.
Selain menerjunkan personel Bhabinkamtibmas, Argo juga mengharapkan peran serta masyarakat dalam proses pengawasan masjid.
“Masyarakat diimbau bersedia melaporkan jika menemukan indikasi dugaan penyebaran kebencian lewat ceramah di masjid,” ucap Argo.
“Jika seandainya menemukan ada indikasi silakan disampaikan ke petugas kami,” sambungnya.
Pengawasan terhadap masjid ini dilakukan Mabes Polri usai Wakil Presiden (Wapres) Kiai Ma’ruf Amin mengingatkan kebutuhan mencegah masjid dijadikan tempat menyebar ujaran kebencian.
“Untuk itu, perlu pengawasan dari polisi dan pemerintah daerah untuk memperingatkan masjid-masjid yang dalam acara dakwahnya mengandung narasi kebencian,” ujar Kiai Ma’ruf saat membuka Festival Tajug 2019 di Cirebon, Jawa Barat.
“Masjid yang dijadikan tempat menebar kebencian harus diingatkan dan diperingatkan supaya tidak dibiarkan masjidnya untuk menyebar kebencian. Itu harus aktif dari kepolisian maupun pemda untuk melakukan pencegahan,” lanjutnya.
Kiai Ma’ruf juga mengatakan perlu pendataan yang jelas masjid mana saja yang berpotensi terpapar.
“Nanti kita minta dewan masjid untuk mencari, untuk memetakan. Kita recheck lagi mana masjid yang perlu pembinaan supaya tidak menebar narasi-narasi kebencian, permusuhan, tapi sebaliknya membangun narasi kerukunan,” ucapnya.
Ia pun mengingatkan bahwa masjid harus diisi dengan narasi kerukunan dan kasih sayang.
“Ajaran ini sesuai dengan ajaran Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo penyebar agama Islam yang berasal dari Cirebon,” pungkasnya.