Pecihitam.org – Sholawat ternyata merupakan suatu kebutuhan pokok dalam hidup ini, karena sholawat merupakan jalan utama untuk sampai kepada Rasulullah. Sehingga dapat diartikan bahwa berkah sholawat merupakan tiket untuk mendapatkan Syafaat Rasulullah SAW.
Sholawat juga merupakan salah satu ibadah yang agung, bahkan Allah sendiri juga ikut melantunkan sholawat kepada Rasulullah. Ini menunjukan bahwa Sholawat bukan hal yang sepele.
Ketika Allah memerintahkan manusia untuk sholat mustahil Allah melakukan sholat, ketika Allah memerintah manusia untuk berhaji mustahil Allah berhaji, namun ketika Allah memerintahkan manusia untuk bersholawat Allah juga melakukannya.
Dalam surat Al Ahzab Allah SWT berfirman :
إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين ءامنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi,Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (QS.Al Ahzab : 56)
Selain itu berkah sholawat juga merupakan kunci terkabulnya doa, hal ini sudah diterangkan oleh Rasulullah dalam hadits :
الدعاء موقوف بين السماء والأرض لا يصعد منه شيء حتى تصلي على نبيك
Artinya : “Doa seorang hamba tertahan diantara langit dan bumi ,tidak terangkat kelangit sampai engkau bershalawat untuk Nabi shallallahu’alaihi wasallam”.(HR. At Tirmidzi)
Orang yang rajin bersholawat maka kelak di hari kiamat akan ditemapatdi tempat yang terbaik, yaitu disurga bersama Rasulullah. Dari Anas bin Malik berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أولَى الناسِ بِيْ يوم القيامة أكثرُهم عليَّ صلاةً
“Orang yang paling dekat dariku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR. Tirmidzi)
Membaca sholawat juga sangat dianjurkan di dalam suatu majlis, karena majlis yang didalamnya tidak ada kalimat dzikir dan sholawat maka majlis tersebut ibarat kurang mendapatkan curahan berkah dari Allah SWT.
Maka dari itu, isilah majlis-majlis dengan bacaan dzikir dan sholawat agar tidak tergolong sebagai majlis yang merugi. Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُوا اللَّهَ فِيهِ، وَلَمْ يُصَلُّوا عَلَى نَبِيِّهِمْ، إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةً، فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ
“Jika ada sekelompok kaum yang duduk bersama dan tidak mengingat Allah serta tidak memberi shalawat kepada nabi mereka maka itu akan menjadi bahan penyesalan baginya. Jika Allah berkehendak, Allah akan menghukum mereka, dan jika Allah berkehendak, Dia akan mengampuni mereka.” (HR. At Tirmidzi)
Dan juga seperti yang telah disampaikan oleh Ibn al-Jauzi dalam kitabnya al-Bustan yang dikutip oleh Sayyid Muahmmad bin Abbas al-Maliki dalam kitab beliau Ma Dza Fi Sya’ban. Ibn al-Jauzi berkata:
”Jika suatu majelis di mana di sana tidak dibaca shalawat atas Nabi Saw para hadirin yang bubar dari sana meninggalkan bau lebih busuk daripada bangkai. Maka tidak diragukan lagi bahwa orang-orang yang bershalawat dalam majelisnya mereka bubar dengan meninggalkan bau lebih wangi daripada lemari penjual minyak wangi. Ini karena Nabi Saw adalah yang terwangi di antara yang wangi, yang tersuci di antara yang suci. Jika Nabi Saw bersabda maka majelis penuh dengan bau misik.
Begitu pula majelis yang di dalamnya Nabi Saw disebut, tentu akan menebar dari sana bau wangi yang menembus tujuh langit hingga sampai ke ‘Arasy dan baunya akan akan dirasakan oleh seluruh makhluk Allah selain manusia dan jin. Sebab jika mereka, manusia dan jin, merasakan bau itu maka mereka terlena dengan kelezatannya hingga melupakan penghidupannya.
Tiada malaikat atau siapapun makhluk Allah yang merasakan bau itu kecuali memohonkan ampunan untuk orang yang hadir dalam dalam majelis dan ditulis untuk mereka kebaikan sebanyak makhluk itu seluruhnya, diangkat derajat mereka sebanyak jumlah makhluk tersebut baik hanya seorang dalam majelis atau seratus ribu orang. Setiap orang mengambil pahala sebanyak bilangan makhluk itu dan di sisi Allah lebih banyak lagi”.
Dan ketika hendak meninggalkan majlis juga sangat dianjurkan untuk membaca sholawat. Hal ini sebagaimana telah dicontohkan oleh Sufyan bin Sa’id. Dari Utsman bin Umar, beliau mengatakan:
سَمِعْتُ سُفْيَان بن سَعِيد مَا لاَ اُحْصِيْ إِذَا اَرَادَ القِيَامَ يَقُوْلُ صَلَّى اللهُ وَمَلاَئِكُتُهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَاءِ اللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ
“Aku mendengar Sufyan bin Sa’id berkali-kali sampai tidak bisa kuhitung, setiap beliau hendak meninggalkan majelis, beliau membaca: “Semoga shalawat Allah dan para malaikatnya tercurah untuk Muhammad dan kepada para nabi Allah dan malaikatnya.”
Wallahua’lam.