Berkunjung ke Indonesia, Ini Pesan Ulama Asal Maroko Syarif Adnan

Pecihitam.org – Agenda Pelantikan pengurus DPP Naqobah Ansab Awliya’ Tis’ah (NAAT) di Makam Syaikhona Kholil, Martajasah, Bangkalan, Madura pada Minggu, 5 Januari 2020, dihadiri para auliya’ ulama keturunan Wali Songo dari segala penjuru Nusantara.

Diketahui, acara tersebut digelar sekaligus menjaga persahabatan, persaudaraan, merajut saling kenal serta dihadiri pula oleh Syarif Adnan Talidy Al-Hasaniy dari Maroko.

Pada kesempatan itu, Ulama asal Maroko Syarif Adnan menyampaikan beberapa pesan ke seluruh peserta yang hadir. Dilansir dari Matamadura News, berikut isi pesannya.

Ada pesan kewajiban bagi NAAT dari Raja Maroko, Pertama memberikan dukungan dan saran yang berkaitan dengan garis keturunan kerajaan Maroko.

Kedua, mendukung hubungan persaudaraan dan penuh kasih sayang yang baik bagi individu dan kelompok antara Indonesi dan Maroko.

Baca Juga:  New Normal, Ini Aturan dari Kemenag Soal Kegiatan di Rumah Ibadah

Ketiga, menyelesaikan laporan dan promosi NAAT untuk mendukung administrasi kerjasama antara Maroko dan Indonesia. Baik berupa dokumentasi kegiatan yang bisa dishare di aplikasi dan tukar informasi.

Keempat, membangun dasar nasional dan budaya serta perdamaian dan toleransi untuk mengajak damai antar dua negara.

Kelima, membantu, memfasilitasi dan mediator yang ingin mondok dan kuliah di Maroko semuanya gratis difasilitasi oleh negara Maroko.

Keenam, mengundang bagi pemerhati nasab yg tergabung di NAAT ke Maroko untuk silaturahmi baik dalam agenda seminar dan lainya serta semua dibiayai Maroko.

Pada kesempatan itu, ulama Syarif Adnan juga menyampaikan kewajiban dua negara agar mendorong hubungan perputaran dan kerjasama dalam hal nasab dan menjaga garis keturunan.

“Serta saling kordinasi untuk mengembangkan pengelolaan yang optimal di setiap kegiatan nasab bersama di Maroko maupun di Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga:  32 Perempuan dan Anak-anak Tewas dalam Serangan ISIS di Afghanistan

Sementara itu, Ketua Panitia Deklarasi Dewan Pimpinan Pusat NAAT Hannan Ihsan, juga bercerita sebelum era Wali Songo Islam sudah ada di Indonesia tapi secara sporadis.

“Tidak seperti zamannya Wali Songo. Dldakwah Wali Songo menggunakan pendekatan kekeluargaan serta kebudayaan. Wali Songo tahu objek apa yang harus digunakan baik kesenian, kebudayaan, pertanian, disesuaikan dengan adat istiadat,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, silsilah keturunan Wali Songo saat ini hanya ditulis parsial. Kondisi itulah, kata dia, yang kemudian memunculkan ide membentuk NAAT agar nasab Wali Songo tercatat secara kolektif baik dari jalur laki-laki maupun perempuan.

“Itu semua menghindari munculnya orang yang mengakui keturunan Wali Songo, dengan database manuskrip silsilah wali songo yang merupakan tulisan tangan Sunan Giri 2,” ujar Hannan Ihsan.

Baca Juga:  Wapres Depan Ulama: Aturan Terbaru, Tak Ada Penutupan Masjid

NAAT, kata Hannan, saat ini juga bekerja dengan lembaga di Maroko yang menyimpan catatan-catatan tentang Wali Songo.

“TAAT siap menjadi mediator dan rujukan untuk mencari silsilah Wali Songo, perlu jua adanya dukungan dari para Kiai dan Tokoh Ulama,” ucapnya.

Muhammad Fahri