Kesantunan Dakwah Islam Kepada Non Muslim Ala KH Hasyim Asyari

Kesantunan Dakwah Islam Kepada Non Muslim Ala KH Hasyim Asyari

PeciHitam.orgDalam menyikapi model dakwah Islam kepada Non Muslim sudah dicontohkan pada era Rais Akbar, KH Hasyim Asy’ari. Kesantunan, jalan damai dan mengajak dengan hikmah selalu dikedepankan oleh NU sebagai representasi citra Islam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

NU yang embrio nalar pemikirannya sudah ada sejak era Walisongo, terus berkembang dan menjadi jawaban dakwah moderat. Hal ini ditandai dengan konsistensi NU sebagai jam’iyyah Ijtimaiyyah, Organisasi Kemasyarakatan yang selalu mengedepankan prinsip bil hikmah, dengan santun, arif dan bijaksana bisa diruntut sejak era KH Hasyim Asy’ari.

Lintasan Dakwah NU

Sayup penyuaraan negatif terhadap arah dakwah NU di era modern yang dikatakan telah bergeser dari cita-cita luhur pendirinya hanya sebuah isapan jempol belaka.

Konsistensi atau keistiqamahan NU dalam menebarkan dakwah yang santun mengakomodir ‘Urf lokal menjadikan dakwahnya selalu minim gesekan.

Suara negatif bahwa NU sudah tidak seperti NU pada masa Yai Hasyim memang benar jika dilihat dari tantangan yang ada di era modern. Namun nilai-nilai dakwah NU sekarang ini tetap berada dalam rel yang tepat sesuai pola nalar Yai Hasyim.

Dakwah Islam kepada non muslim yang diusung oleh NU sekarang banyak dijustifikasi terlalu ‘mesra dan sering bergesekan dengan Muslim lainnya.

Baca Juga:  Tulisan Arab, Mengapa Tanpa Harakat dan Betulkah Harakat itu Bid'ah?

Benar kiranya berlaku lunak kepada orang non muslim dengan tujuan untuk berdakwah. Sedangkan kepada sesama Muslim ‘radikal’ yang selalu membuat maslahah rusak diposisikan sebagai pengganggu kedamaian.

Sikap lemah lembut kepada orang Non Muslim atau kafir bahkan diperintahkan Allah SWT kepada Musa AS ketika dakwah ke Fir’aun;

اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (٤٣)فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى (٤٤

Artinya; “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, Sesungguhnya Dia telah melampaui batas, Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut” (Qs. Thaha: 43-44)

Dan sikap ini terus diperjuangkan oleh Nahdlatul Ulama dengan menempatkan kesantunan dakwah islam kepada non Muslim, sesuai dengan pesan Allah SWT kepada Musa AS. Kiranya semangat ini yang diperjuangkan oleh KH Hasyim Asy’ari dan NU sampai sekarang.

Dakwah Hasyim Asy’ari

Gambaran kecil dari mozaik besar dakwah KH Hasyim Asy’ari tergambar ketika beliau berdakwah/ mengajak Islam kepada Karl Von Smith, seorang kafir Belanda yang masuk Islam karena kelembutan Yai Hasyim.

Logika Islam adalah logika kebenaran mutlak yang jika disampaikan dengan benar akan kelihatan dengan jelas mana yang benar dan mana yang salah. Allah SWT berfirman;

Baca Juga:  Perkembangan Metode Tafsir Al-Quran di Nusantara Sejak Zaman Wali

لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ (٢٥٦

Artinya; “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat” (Qs. Al-Baqarah: 256)

Bahwa kebenaran Al-Qur’an dan Islam adalah kebenaran Mutlak yang mana common sense akan menerima dengan mudah kebenaran Islam. Yang diperlukan adalah sense of knowledge atau rasa dalam pengatahuan untuk menyampaikan dengan santun, tidak perlu kekerasan.

Ketika intensitas Karl Von bertemu dan berdiskusi dengan Yai Hasyim membuat kecondongan hati Karl untuk masuk Islam. Diskusi Yai Hasyim dan Karl Von Smith berjalan sekira 10 bulan dengan kelembutan dan tanpa paksaan.

Ketika Karl Von Smith mengutarakan minat untuk memeluk Islam ternyata Yai Hasyim membuat statement mengejutkan yaitu;

إِنَّكَ حُرٌّ فِي اخْتِيَارِ الدِّينِ الَّذِي تُرِيدُهُ وَتَرْتَضِيهِ لِنَفْسِكَ. وَأَنْتَ تَعْرِفُ الْإِسْلَامَ، فَاخْتَرْ لِنَفْسِكَ عَقِيدَةً وَدِينًا تُؤْمِنُ بِهِ بِشَرْطِ أَنْ يَكُونَ هَذَا اْلإِيمَانُ وَهَذِهِ الْعَقِيدَةُ مَبْنِيَيْنِ عَلَى عِلْمٍ وَدِرَايَةٍ وَوَعْيٍ وَيَقِينٍ بَعْدَ الدِّرَاسَةِ

Artinya; “Sungguh Anda bebas memilih agama yang Anda kehendaki dan Anda relakan untuk diri Anda. Anda sekarang sudah mengenal Islam. Maka, pilihlah keyakinan dan agama untuk diri Anda yang Anda yakini, dengan syarat bahwa keimanan dan keyakinan ini harus dibangun atas dasar ilmu, analisis, kesadaran, dan keyakinan setelah benar-benar mempelajarinya secara tepat.”

Yai Hasyim tidak memaksa untuk masuk Islam, dan menganjurkan masuk Islam dengan kesadaran dan keyakinan atas kebenaran Islam. Paripurnanya, Karl Von Smith masuk Islam sebagai mu’allaf bukan karena paksaan, namun dengan kelembutan.

Baca Juga:  Doa Sebagai Sarana yang Ampuh untuk Kesembuhan dari Penyakit

Nilai yang dicontohkan oleh Yai Hasyim di atas kiranya terus diperjuangkan dan dipertahankan oleh NU. Pun banyak orang non muslim yang tertarik Islam denga kelembutan dakwah ala NU yang  terilhami dari Islamnya Karl Von Smith oleh Yai Hasyim.

Ash-Shawabu Minallah

Mochamad Ari Irawan