Dalil Tentang Pentingnya Menjaga Kehormatan Muslim Lain Meskipun Berbeda Pandangan

Dalil Tentang Pentingnya Menjaga Kehormatan Muslim Lain Meskipun Berbeda Pandangan

PeciHitam.org – Kebanggan golongan salafi wahabi ketika berdakwah yakni keyakinan mereka berjuang untuk menegakkan kalimah tauhid. Caranya dengan banyak menganulir amaliah Muslim lainya dengan tuduhan bid’ah, syirik, khurafat bahkan sesat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Lekatnya ucapan bid’ah atau klaim sebagai penyembah Kuburan kepada Ahlussunnah wal Jamaah sudah sangat biasa dikalangan salafi wahabi.

Namun apakah benar, awal munculnya gerakan Purifikasi ala Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang  merembet ke Nusantara sebagai gerakan pemurnian Bid’ah Syirik seutuhnya?

Dan penduduk Makkah, Madinah dan Hejaz sebelum dakwah Salafi wahabi masuk golongan musyrikin dan Qabirin (penyembah Kuburan)?  Berikut Ulasannya!

Membela Muslim!

Memisahkan antara kepentingan duniawi dengan kepentingan ukhrawi mudah diucapkan namun sangat susah untuk dipraktekkan. Karena hakikatnya hanya Allah SWT yang mengetahui isi hati manusia baik dan buruknya.

Akan tetapi manusia dibekali pengetahuan sejarah sebagai bahan refleksi dalam menganalisis sebuah perilaku manusia.

Kepentingan penulis membahas golongan dengan hobi membid’ahkan, mensyirikkan, menyesatkan seperti salafi wahabi tidak lain sebagai pembelaan kepada mayoritas Muslim di Nusantara.

Tidak memiliki tendensi untuk menyalahkan sesama Muslim, sebagaimana seharusnya dakwah adalah mengajak bukan mengeluarkan orang yang sudah Islam menjadi golongan ahli bid’ah atau penyembah kuburan. Nabi SAW bersabda;

Baca Juga:  Tidak Tercantum di Asmaul Husna, Inilah Nama Allah yang Ke 100

عَنْ أَبِي اَلدَّرْدَاءِ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ بِالْغَيْبِ رَدَّ اَللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ اَلنَّارَ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ

Artinya; “Dari Abu Darda’ RA Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa membela kehormatan saudaranya tanpa sepengetahuannya Allah akan menjaga dirinya dari api neraka pada hari kiamat.” (HR. At-Tirmidzi)

Sebagai seorang Muslim yang menjaga hak saudara sesama Muslim lainnya sangat tidak pantas menuduh bid’ah amaliah yang sebenarnya memiliki landasan dalil.

Atau menuduh sebagai peyembang Kuburan mereka yang melakukan amaliah Ziarah Makam Walisongo dan Orang Shaleh. Bahwa inilah fakta di Nusantara yang banyak dilakukan oleh salafi wahabi atau golongan sepemahaman dengannya.

Dalil Jaminan Iman

Mukmin sudah pasti beriman selama ia meyakini rukun Imam yang 6 dan rukun Islam 5 serta melakukan ibadah shalat menghadap kiblat. Bahwa tingkat berimannya seseorang berbeda-beda tiap manusia adalah fakta yang dihadapi dengan syiar Islam.

Akan tetapi syiar yang dilakukan salafi wahabi dengan banyak melakukan tuduhan kepada orang Muslim adalah perbuatan melampaui batas.

Baca Juga:  Lima Konsep Hak-Hak Asasi Manusia atau yang Dikenal dengan Dharuriyyat Al Khams

Bagaimana dakwah dapat diterima dengan luas jika halliyahnya selalu disisipi dengan perkataan bid’ah, syirik, kafir, musyrik, penyembang kuburan dan neraka.

Pun berdasar dalil hadits Bukhari Muslim tentang tuduhan-tuduahan bid’ah ala salafi wahabi namun mereka tidak bisa menuduh serampangan. Kebanyakan dalil mereka sudah terbantahkan oleh argumentasi orang Ahlussunnah wal Jamaah  di Nusantara.

Pada awal mula munculnya dakwah purifikasi ala Muhammad bin Abdul Wahhab di Najd dekat Riyadh, beliau dengan terang-terangan banyak melakukan pembid’ahan kepada orang Muslim di Hejaz dan Makah Madinah.

Menurut beliau, praktek Islam di dua kota suci Umat Islam dan Hejaz sudah jauh dari nilai-nilai murni Islam.

Maka saat revolusi Arab Saudi kedua oleh Raja Abdul Aziz Al-Saud kelompok salafi wahabi banyak melakukan pembunuhan kepada Muslim di Makkah dan Madinah.

Pada tahun 1805 Masehi dengan sengaja golongan salafi wahabi membunuh Ribuan Jamaah Haji karena diklaim telah berbuat bid’ah maka sah untuk ditumpahkan darahnya.

Klaim menuduh pengamal bid’ah telah musyrik karena mengamalkan Ziarah Kubur adalah buatan golongan salafi wahabi sendiri. Bahwa Rasul membuat semacam nubuat jaminan kepada Mukmin sebagaimana dalam hadits;

Baca Juga:  Inilah Nasab Rasulullah dari Ayah dan Ibunya yang Wajib Diketahui Umat Islam

إِنِّي لَسْتُ أَخْشَى عَلَيْكُم أَنْ تُشْرِكُوا وَلَكِنيِّ أَخْشَى عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا أَنْ تَنَافَسُوهَا

Artinya; “Sesungguhnya aku tidak takut (khawatir) kalian akan menjadi musyrik (menyekutukan Allah sepeninggalku nanti), akan tetapi aku takut (khawatir) kalian akan berlomba-lomba memperebutkan dunia.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Klaim salafi wahabi untuk membersihkan keimanan dan kesyirikan umat Islam pada masa awal berdirinya gerakan ini jelas sangat tendensius. Karena fakta sejarah mengatakan banyak darah tercecer milik Muslim dalam peristiwa tersebut. Ash-Shawabu Minallah

Mohammad Mufid Muwaffaq