Pecihitam.org – Ketika kita masuk dalam sejarah perkembangan dan peradaban Islam terdahulu, tentulah sebagai pembaca akan dijamu dengan berbagai kerajaan atau dinasti yang sempat mengalami kemajuan dan kemunduran, hingga pada akhirnya tergantikan oleh dinasti baru. Mulai dari dinasti Umayyah, kemudian ke Dinasti Abbasyiah dan pada akhirnya menuju ke Dinasti Mamluk yang kononnya berasal dari kalangan budak dan hamba sahaya.
Pendapat tentang Asal Muasal Dinasti Mamluk
Mamluk berarti budak yang dibeli dengan uang. Kononnya mereka didatangkan oleh para sultan pemerintahan Ayyubiyah dari berbagai negeri. Di antaranya adalah Turkistan, Kaukaz, Asia Kecil, dan negeri-negeri di Asia Tengah. Setelah itu mereka dibeli pada saat mereka masih kecil-kecil dan mereka ditempatkan secara terisolir dari kebanyakan manusia di sebuah benteng khusus.
Selain itu, mereka dididik dengan pendidikan militer yang cocok untuk mereka kemudian dibentuk menjadi pasukan. Banyak di antara mereka yang mendapat posisi dan kedudukan yang sangat terhormat. Selain itu Mereka memiliki sifat pemberani dan pantang menyerah serta tidak pernah menyatakan loyalitasnya kepada siapa pun kecuali kepada Islam yang menjadi agama mereka.
Pertanyaannya kemudian ialah, Apakah mereka yang merupakan bagian dari Dinasti Mamluk adalah benar-benar budak dan hamba sahaya? Maka beberapa sumber menyatakan bahwa mereka bukanlah para budak dan hamba sahaya’ melainkan mereka adalah orang orang merdeka secara penuh dan penjualan mereka adalah batil.
Adapun yang mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang dirampas dengan cara yang tidak legal. Sedangkan beberapa sumber lainnya malah mengatakan bahwa ayah mereka yang menjual anaknya untuk diserahkan kepada orang-orang tertentu di istana-istana.
Kondisi Masyarakat Islam pada Masa Itu
Setelah mengkaji secara singkat terkait asal muasal dari bangsa mamluk, rupanya point penting selain dari asal muasalnya ialah kehidupan masyarakat Islam pada masa itu yang cukup dikenang dalam sejarah.
Telah diketahui bahwa Kaum muslimin pada masa itu mengalami kelemahan yang sangat akut akibat perpecahan dan sikap mereka yang jauh dari Islam. Apalagi ditambah dengan adanya serangan orang orang Salibis dan Mongolia sekaligus dengan kondisi ekonomi yang jelek dan menyebarnya kefakiran di seluruh negeri.
Kemudian kondisi ara Sultan dan Khalifah Bani Abbasiyah yang dengki dengan sebagian besar dari pemimpin Mamluk karena menganggap mereka adalah orang orang yang lemah. Rasa dengki, saling tidak suka, dan konspirasi banyak terjadi di antara mereka. Sehingga semua hal ini hanya menambah lemahnya kaum muslimin. Sementara pada saat yang sama, kondisi para khalifah Bani Abbasiyah di Mesir tidak juga lebih baik dari kondisi mereka.
Sekalipun dijelaskan bahwa pada masa itu bahwa orang orang mamalik/mamluk lemah, namun spirit keagamaan di kalangan pemimpin Mamluk dan rakyat secara umum sangatlah tinggi. Dan ini terlihat dari adanya aktivitas keagamaan yang sangat banyak pada saat itu.
Masa dimana teriadi usaha menyatukan kaum muslimin sekaligus pada masa itu muncul para ulama yang sangat terkenal seperti Imam Nawawi, al-‘lzz bin Abdus Salam, Ibnu Katsir, dan yang lain.
Maka tak heran jika jihad orang-orang Mamluk memiliki peran penting dan menonjol serta dampak yang nyata. Karena faktanya mereka telah mampu membendung gelombang serangan orang orang Mongolia yang kejam dalam Perang ‘Ain Jalut pada tahun 658 H/ 1259 M.
Selain itu mereka juga berhasil mengusir sisa-sisa orang orang Salibis di Syam pada tahun 590 H/1291 M. Dan pada akhir masa pemerintahannya, mereka berhasil membendung serangan orang orang Silibis Portugal.
Pembagian Dua Masa pada Dinasti Mamluk
Dari penjelasan singkat diatas tentang Dinasti Mamluk yang berawal dari kumpulan orang orang lemah yang memiliki spirit keagamaan yang tinggi, ternyata dalam sepanjang pemerintahannya, sejarah mencatat ada dua fase dalam pemerintahan dari dinasti ini.
1. Mamluk Bahriyah (648-792 H/ 1250-1389 M)
Yakni pemerintahan yang didirikan oleh Malik Saleh Najmuddin Ayyub. Kemudian mereka membangun sebuah benteng di Kepulauan Raudhah pada tahun 638 H/1240 M. Mereka kemudian dikenal sebutan Mamluk Bahriyah atau Shalihiyah.
Pada masa ini pula Kaum muslimin mengalami kemenangan yang sangat gemilang dan berhasil mengusir orang-orang Mongolia dari Syam (Perang ‘Aint Jalut) . Sehingga Mesir dan Syam kini berada di bawah kekuasaan Mamluk. Lalu, stabilitas negara saat itu menjadi normal.
Selain itu dikatakan pula bahwa Perang ini merupakan peristiwa besar dalam sejarah Islam dan merupakan kemenangan pertama yang berhasil dicapai oleh kaum muslimin terhadap orang-orang Mongolia. Mereka berhasil menghancurkan mitos yang mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah terkalahkan.
2. Mamluk Barjiyah (792-923 H/ 1389-1517 M)
Yakni mereka berasal dari Syarakisyah dari negeri Georgia yang berdekatan dengan Laut Hitam. Mereka dibeli oleh Sultan Qalawan, salah seorang Raja Mamluk Bahriyah, dengan harapan untuk menguatkan posisi keluarganya. Mereka disebut dengan Mamluk karena sekelompok dari mereka tinggal di ujung benteng.
Sehingga dari dua fase diatas, kita dapat memperkirakan bahwa pemerintahan dari Dinasti Mamalik berlangsung selama 275 tahun. Dan pengaruh mereka mulai terasa di dunia Islam tatkala mereka berhasil menang atas pasukan Mongolia pada Perang ‘Ain Jalut tahun 658 H/1259 M.
Sebab–Sebab Runtuhnya Dinasti Mamluk
Sama seperti dengan dinasti sebelumnya, sekalipun mereka pernah jaya bahkan berkuasa sampai puluhan tahun lamanya, tentu ini bukan berarti bahwa kerajaan atau dinasti mereka akan bertahan sampai akhir zaman.
Dibalik kehebatan Dinasti Mamluk dalam melumpuhkan bangsa Mongolia yang mana sebelumnya belum pernah terjadi, ternyata seiring berjalannya waktu mereka juga mengalami kemunduran. Penyebabnya antara lain sebagai berikut:
- Karena mereka meninggalkan jihad (sekali-kali seseorang tidak meninggalkan jihad, kecuali mereka akan meniadi hina).
- Karena mereka menjadi terpecah dan terjadinya konflik internal serta terjadinya banyak pertempuran di antara mereka.
- Ditemukannya jalan ar-Raja’ ash-Saleh oleh orang-orang Portugis yang membuat Mesir kehilangan pengaruhnya.
- Kegagalan mereka membendung serangan orang-orang Portugis yang saat itu telah sampai ke Laut Tengah dan Laut Merah.
- Munculnya kekuatan Utsmani yang kemudian mengakhiri pemerintahan mereka.
Sumber: Sejarah Islam: Sejak zaman Nabi Adam hingga Abad XX oleh Ahmad al Usairy.