Begini Niat, Jumlah Rakaat dan Doa Sholat Dhuha Secara Lengkap Beserta Artinya

Begini Niat, Jumlah Rakaat dan Doa Sholat Dhuha Secara Lengkap Beserta Artinya

PeciHitam.org – Bagi seorang muslim, mengamalkan shalat dhuha merupakan salah satu bentuk upaya mengikuti sunnah Rasulullah saw. Shalat dhuha merupakan salah satu amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah, yang memiliki berbagai keutamaan di dalamnya, seperti mempermudah dan melimpahkan rezeki.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Keutamaan lainnya juga disebutkan bahwa shalat dhuha sebanding dengan sedekah bagi setiap 360 ruas sendi, yang telah dianugerahkan Allah kepada umatnya. Dengan kata lain, melaksanakan shalat dhuha juga diartikan sebagai wujud rasa syukur atas anugerah yang telah Allah berikan.

Begitu utamanya faidah yang terkandung di dalam shalat dhuha tersebut menjadikan umat Islam saling berlomba-lomba untuk meraihnya. Pelaksanaannya dikerjakan ketika matahari sudah setinggi tombak sampai masuknya shalat dzuhur, minimal didirikan 2 rakaat dan dianjurkan pula melengkapinya dengan membaca doa dhuha.

Shalat dhuha dikerjakan minimal dua rakaat saja, mungkin dimaksudkan agar umat islam dapat secara istiqamah mengerjakannya. Meskipun sedikit namun jika dilakukan secara istiqamah, tentu akan lebih baik. Sekaligus bisa jadi juga Nabi tidak ingin memberatkan umatnya.

Mengapa tidak setelah shubuh? Sebab, waktu setelah shalat shubuh merupakan waktu yang diharamkan untuk menjalankan shalat. Sehingga harus menunggu sampai matahari benar-benar terbit hingga setinggi tombak terlebih dahulu.

Hal tersebut sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah berikut ini yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

لاَ صَلاَةَ بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ، وَلاَ صَلاَةَ بَعْدَ العَصْرِ حَتَّى تَغِيبَ الشَّمْسُ

Artinya: “Tak ada shalat setelah shalat subuh sampai matahari meninggi dan tak ada shalat setelah shalat ashar sampai matahari tenggelam.” (HR. Imam Bukhari).

Daftar Pembahasan:

Lafadz Niat Shalat Dhuha

Salah satu hal yang harus ada dalam sebuah ibadah ialah niat. Niat tersebut begitu penting karena tanpa niat, bisa saja tidak sah atau bahkan tidak diterima oleh Allah. Niat shalat dhuha ini dapat dilakukan baik dilafadzkan maupun diucapkan dalam hati. Adapun lafadz niat shalat dhuha sebagaimana berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatad dhuha rak’ataini lillahi ta’ala.

Artinya, “Aku menyengaja salat sunah duha dua rakaat karena Allah SWT.”

Jumlah Rakaat Shalat Dhuha

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, jumlah rekaat minimal dalam mengerjakan shalat dhuha ialah dua rakaat. Adapun jika seseorang ingin menambahkan jumlah rakaat shalat dhuha juga tidak ada larangan.

Baca Juga:  Ada Ruang Taqlid dan Ijtihad, Jangan Asal Ngomong "Back to Qur'an"

Namun tetap dua rakaat sekali salam. Dalam riwayat Ummu Hani’, Rasulullah saw juga pernah melaksanakan shalat dhuha sebanyak 8 rakaat, yaitu tepatnya terjadi ketika Fathul Makkah.

Doa Dhuha; Lafadz, Transliterasi dan Artinya

Ketika seseorang telah selesai melaksanakan ibadah, ia dianjurkan untuk melengkapinya dengan doa. Tak terkecuali pada shalat dhuha tersebut. Setelah mengerjakan salat duha, kita juga dianjurkan untuk membaca beberapa doa dhuha sebagai berikut ini:

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

Allahumma innad dhuha’a dhuha’uka, wal baha’a baha’uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka.

Artinya, “Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu.”

Adapun bacaan doa dhuha lainnya yang tercantum dalam sebuah kitab karya Imam an-Nawawi yang berjudul al-Adzkar, redaksinya sebagai berikut:

اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعْسِرًا (مُعَسَّرًا) فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Allahuma in kana rizqi fis sama’i fa anzilhu, wa inkana fil ardhi fa akhrijhu, wa inkana mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kana haraman fa thahhirhu, wa inkana ba‘idan fa qarribhu, bi haqqi duha’ika wa baha’ika wa jamalika wa quwwatika wa qudratika. Atini ma atayta ‘ibadakas shalihin.

Artinya, “Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak duha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”

Biasanya setelah membaca doa dhuha di atas, ada juga yang menambahkan doa berikut:

اَللَّهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكَ أُقَاتِلُ  ثُمَّ يَقُوْلُ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Baca Juga:  Bolehkah Zakat Fitrah Pakai Uang? Ini Penjelasan Para Ulama

Allahumma bika ushawilu, wa bika uhawilu, wa bika uqatilu. Rabbighfir li, warhamni, watub ‘alayya. Innaka antat tawwabur rahim. (doa ini dibaca sebanyak 40/100 kali).

Artinya: Tuhanku, dengan-Mu aku bergerak. Dengan-Mu aku berusaha. Dengan-Mu, aku berjuang. Tuhanku, ampunilah segala dosaku. Turunkan rahmat-Mu kepadaku. Anugerahkanlah tobat-Mu untukku. Sungguh Engkau maha penerima tobat, lagi maha penyayang.”

Keutamaan Shalat dan Doa Dhuha

Sebagaimana yang telah disinggung di atas, mengerjakan shalat dhuha merupakan salah satu bentuk mengikuti sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan melalui Abu Hurairah. Adapun tiga wasiat yang disabdakan Nabi ialah sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ. رواه البخاري.

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, “Kekasihku (Nabi Muhammad saw.) telah mewasiatkan kepadaku tiga hal yang aku tidak akan meninggalkannya sampai aku meninggal dunia. Yakni berpuasa tiga hari di setiap bulan, shalat Duha, dan tidur setelah menunaikan salat Witir.” (H.R. Al-Bukhari).

Ada juga hadis yang menyamakan shalat dhuha dengan sedekah, berikut kami coba menerjemahkannya: Rasulullah bersabda, “Setiap pagi, ruas anggota tubuh kalian harus dikeluarkan sedekahnya. Amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah, dan semua itu dapat diganti dengan salat duha dua rakaat,” (H.R Muslim).

Orang yang terbiasa atau istiqamah melaksanakan shalat dhuha juga amat berpeluang untuk mendapatkan ampunan atau maghfirah dari Allah atas segala dosanya yang telah ia perbuat.

Hal ini bukan tanpa alasan, sebabNabi Muhammad secara tegas mengatakan, “Barang siapa yang membiasakan diri (untuk menjaga) shalat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR At-Tirmizi).

Di antara keutamaannya, shalat Dhuha juga dapat menggantikah kewajiban sedekah seluruh persendian. Seperti yang tertuang dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

Baca Juga:  Menikah di Bulan Ramadhan: Dasar Hukum dan Dalilnya

Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.

Keutamaan shalat Dhuha lainnya disebutkan dalam hadis berikut,

عَنْ نُعَيْمِ بْنِ هَمَّارٍ الْغَطَفَانِىِّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ ».

Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.

Dengan demikian, memang tidak diragukan lagi berbagai keutamaan shalat dhuha dan melengkapinya dengan membaca doa dhuha. Dengan mengamalkan shalat dhuha tersebut, akan menyelematkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan.

Hal ini juga dapat diartikan bahwa seseorang yang mengamalkan shalat Dhuha, dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu. Wallahu A’lam.

Mohammad Mufid Muwaffaq