Pecihitam.org – Tidak selamanya sebuah pujian membawa seseorang kepada jalan yang baik dan benar, tidak sedikit pula pujian mengantarkan kita pada titik kesombongan.
Sebagian orang mungkin ada yang merasa bahagia dan bertambah semangat jika mendapatkan pujian dari orang lain. Namun perlu selalu diingat bahwa jika segala puji itu hanya milik Allah, Tuhan Semesta alam.
Disebutkan oleh Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad dalam kitab Risalah Muawanah bahwa sebagai manusia kita perlu mawas diri ketika mendapat pujian hadir di depan mata. Lebih baik tidak merasa gembira dan bangga terlebih dahulu atas pujian tersebut.
Jika pujian tersebut benar adanya, maka ketika mendapat pujian tersebut sebaiknya membaca doa sebagai berikut:
الحمدلله الذي اظهر الجميل وستر القبيح
Alhamdulillah alladzi azhara al-jamila wa satara al-qabiha
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Zat yang menampakkan kebagusan dan menutup kejelekan”
Setelah membaca doa tersebut, tetaplah tidak menganggap dirinya lebih baik dari orang lain ketika mendapat pujian. Bukankah tidak ada pujian yang berarti selain pujian Allah. dan tidak ada celaan yang berarti, selain celaan Allah. Karena hanya Allah yang mengetahui keadaan lahir dan batin kita.
Dalam AlQuran, Allah SWT berfirman:
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
Artinya: “Jangan kalian memuji-muji diri kalian sendiri, karena Dia-lah yang paling tahu siapa yang bertakwa.”
Selain itu Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad juga menyebutkan bahwa ketika kita mendapat pujian yang tidak sesuai realita, maka berdoalah dengan doa yang biasa dibaca oleh kaum salaf. Doanya sebagaimana berikut ini:
اللَّهُمَّ لا تُؤَاخِذْنِي بِمَا يَقُولُونَ، واغْفِر لِي مَا لَا يَعْلَمُونَ واجْعَلْنِي خَيْراً مِمَّا يَظُنُّونَ
Allahumma la tuakhidzni bima yaqulun, waghfirli ma la ya’lamun, waj’alni khairam mimma yazhunnuna.
Artinya: “Ya Allah, jangan Engkau menghukumku disebabkan pujian yang dia ucapkan, ampunilah aku, atas kekurangan yang tidak mereka ketahui. Dan jadikan aku lebih baik dari pada penilaian yang mereka berikan untukku.”
Doa tersebut menggambarkan sebuah sikap yang arif dan tidak jumawa, di mana seseorang tersebut tidak bangga ketika mendapat pujian. Bahkan terkesan mengakui kekurangan yang dimiliknya, walaupun orang yang memuji tidak mengetahuinya. Dengan begitu, kita bisa terhindar dari potensi sombong yang merupakan salah satu penyakit hati.