Pecihitam.org – Berdoa merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan menunaikannya. Dalam istilah lain, doa adalah senjatanya orang yang beriman. Jika diinterpretasikan lebih jauh, makna dari “senjata” adalah ilhtiar. Ikhtiar orang mukmin untuk memenuhi hajatnya. Ketika ia tidak memiliki kekuatan untuk mendapatkan suatu hal, hendaklah ia berdoa sebagai ikhtiar untuk mendapatkan hal tersebut.
Sebagaimana kita ketahui bahwa “senjata” merupakan kekuatan kedua setelah raga yang penggunaannya dapat dipadukan secara bersamaan. Namun “senjata” tidak akan bermanfaat tanpa adanya raga yang menggerakkan. Begitupun halnya dengan doa. Pada saat atau setelah usaha ditempuh, maka doa menjadi “amunisi” penting untuk mengoptimalkan usaha tersebut, sudah barang tentu untuk mendapatkan hasil yang didambakan.
Perlu diketahui bahwa faedah doa, di samping sebagai media untuk memenuhi permohonan, juga sebagai sebab ditolaknya balai dan marabahaya serta menjadi penyebab datangnya rahmat. Seperti halnya air menjadi penyebab tumbuhnya tumbuh-tumbuhan. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Syekh Nawawi dalam kitab al-Adzkaar halaman 626.
Dengan demikian, tentu sudah dapat diambil kesimpulan bahwa berdoa merupakan sebuah keharusan yang tidak boleh kita tinggalkan. Pasalnya, doa merupakan salah satu cara hamba berinteraksi dengan Tuhannya. Oleh karena itu, sudah sepatutnyalah jika doa dipanjatkan dengan penuh pengharapan, penuh etika, tadharru’ (merendahkan diri), hudhurul qalbi (terpatri dalam hati) dan idzhaarul faaqih (menampakan rasa butuh). Ada etika berdoa yang senantiasa diperhatikan agar Doa-doa kita mudah dikabulkan.
Syekh Nawawi dalam kitabnya, al-Adzkar li al-Nawawi menyebutkan beberapa etika yang harus dilaksanakan oleh seseorang yang hendak berdoa kepada Allah swt yang ia kutip dari Ihya Uluumiddin karangan Imam Ghazali, yaitu sebagai berikut:
الأول: أن يترصَّد الأزمان الشريفة، كيوم عَرَفَة، وشهر رمضان، ويوم الجمعة، والثلث الأخير من الليل، ووقت ِ الأسحار
Pertama, hendaklah berdoa pada waktu-waktu yang mulia, seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum’at, sepertiga malam dan pada waktu sahur.
الثاني: أن يغتنمَ الأحوالَ الشريفة، كحالةِ السجودِ، والتقاءِ الجيوش، ونُزولِ الغيث، وإقامة الصلاةِ وبعدَها.
Kedua, hendaklah berdoa dalam keadaan-keadaan yang mulia, seperti pada saat sujud, bertemu angkatan bersenjata, saat turun hujan, saat hendak shalat dan saat setelah melaksanakan shalat
الثالث: استقبالُ القبلةِ ورفعُ اليدين، ويمسحُ بهما وجهه في آخره.
Ketiga, hendaklah menghadap kiblat disertai dengan mengangkat kedua tangan dan mengusapkannya terhadap wajah setelah selesai melakukannya
الرابع: خفضُ الصوت بين المخافتة والجهر.
Keempat, merendahkan suara antara pelan dan keras
والخامس: ألّا يتكلَّف السجعَ. وقد فُسِّرَ به الاعتداءُ في الدعاءِ، والأولى أن يقتصر على الدعوات المأثورةِ، فما كلُ أحدٍ يحسنُ الدعاءَ،
Kelima, hendaklah yatakallaf al-saj’, yaitu bersemangat dan hendaklah menggunakan doa yang berasal dari Nabi serta membaguskan setiap doa yang dipanjatkan
السادس: التضرّعُ والخشوعُ والرهبةُ
Keenam, hendaklah merendahkan diri, khusyu dan merasa takut kepada Allah
السابع: أن يجزمَ بالطلب، ويُوقن بالإِجابة، ويصدقَ رجاءهُ فيها
Ketujuh, hendaklah menyatakan permohonan, yakin bahwa permohonannya akan dikabulkan disertai dengan pengharapan dalam melakukannya
الثامن: أن يلحَّ في الدعاءِ، ويكررهُ ثلاثًا
Kedelapan, bersungguh-sungguh dalam berdoa dan mengulanginya sebanyak 3x
التاسع: أن يفتتح الدعاء بذكر الله تعالى.
Kesembilan, mengawali doa dengan zikir kepada Allah. Syekh Nawawi menambahkan, “dan bertahmid serta bershalawat kepada Nabi. Begitu juga ketika mengakhiri doa”.
العاشرُ: وهو أهمّها، والأصلُ في الإِجابة، هو التوبةُ وردُّ المظالم، والإقبالُ على الله تعالى.
Kesepuluh, dan ini yang paling penting, alasan terkuat dikabulkannya doa adalah taubat, menolak kezaliman dan menghadap Allah swt (kiblat).
Demikianlah kiat-kiat dikabulkannya doa. Jika kita bisa menjaga etika berdoa tersebut setiap kali memanjatkan Doa, maka Insya Allah doa kita aka mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Aamiin. Semoga bermanfaat.
- Pembubaran FPI dan Nasib Masa Depan Indonesia - 08/01/2021
- Pembagian Najis dan Cara Mensucikannya, Kamu Harus Tahu - 25/10/2020
- Kritik Imam al Ghazali Terhadap Pemikiran Para Filsuf (Part 2) - 11/10/2020