Etos Kerja Dalam Islam, Adakah Ciri Ciri Orang Yang Memilikinya?

Etos Kerja Dalam Islam, Adakah Ciri Ciri Orang Yang Memilikinya?

PeciHitam.org – Etos kerja dalam Islam yang perlu diperhatikan yaitu adanya keterkaitan antara setiap individu terhadap Allah sehingga menuntut untuk bersikap teliti dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha keras memperoleh keridhaan Allah dan mempunyai hubungan baik dengan relasinya sesama manusia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ciri-ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos kerja dalam Islam akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu merupakan salah satu bentuk ibadah, suatu panggilan dan perintah Allah yang akan memuliakan dirinya, memanusiakan dirinya sebagai bagian dari manusia pilihan. Adapun ciri-ciri tersebut adalah:

Menghargai waktu

Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja adalah cara seseorang menghayati, memahami, dan merasakan betapa berharganya waktu. Satu detik berlalu tidak mungkin dia kembali. Waktu merupakan deposito paling berharga yang dianugerahkan Allah SWT secara gratis dan merata kepada setiap orang, baik kaya maupun miskin, tua maupun muda.

Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas)

Salah satu kompetensi moral seseorang yang memiliki etos kerja Islami itu adalah nilai keikhlasan. Ikhlas yang diambil dari bahasa Arab mempunyai arti: bersih, murni (tidak terkontaminasi). Kata ikhlas dapat disejajarkan dengan sincere (pure) yang berarti suasana atau ungkapan tentang apa yang benar yang keluar dari hati nuraninya yang paling dalam.

Baca Juga:  Pentingnya Pendidikan Kepribadian atau Akhlak Anak Bagi Masa Depan Mereka

Memiliki kejujuran

Di dalam jiwa seorang yang jujur itu terdapat komponen nilai ruhani yang memantulkan berbagai sikap yang berpihak kepada kebenaran dan sikap moral yang terpuji (morally upright).

Memiliki komitmen

Yang dimaksudkan dengan komitmen di sini adalah keyakinan yang mengikat (aqad) sedemikian kukuhnya sehingga membelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan perilaku menuju arah tertentu yang diyakininya (i’tiqad).

Istiqomah atau kuat pendirian

Pribadi muslim yang profesional dan berakhlak memiliki sikap konsisten, yaitu kemampuan untuk bersikap secara taat asas, pantang menyerah, dan mampu mempertahankan prinsip serta komitmennya walau harus berhadapan dengan resiko yang membahayakan dirinya. Mereka mampu mengendalikan diri dan mengelola emosinya. Tetap teguh pada komitmen dan mampu tertap besiikap konsisten.

Disiplin

Erat kaitannya dengan konsisten adalah sikap berdisiplin, yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam situasi yang sangat menekan.

Konsekuen dan berani menghadapi tantangan

Baca Juga:  Karakteristik Agama Samawi Menurut Para Ulama Kontemporer

Berani menerima konsekuensi dari kuputusannya. Percaya bahwa setiap pilihan dari keputusan yang diambil pasti memiliki konsekuensi.

Memiliki sikap percaya diri (self confidence)

Berani menyatakan pendapat atau gagasannya sendiri, memiliki independensi yang sangat kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh sikap orang lain walaupun pihak lain adalah mayoritas. Baginya, kebenaran tidak selalu dicerminkan oleh kelompok yang banyak.

Kreatif

Pribadi muslim yang kreatif selalu ingin mencoba metode atau gagasan baru dan asli (new and original: using or showing use of tha imagination to create new ideas or things) sehingga diharapkan hasil kinerjanya dapat dilaksanakan secara efisien, tetapi efektif.

Bertanggung jawab

Bertanggung jawab terhadap amanah yang diberikan merupakan ciri bagi muslim yang bertaqwa. Amanah adalah titipan yang menjadi tanggungan, bentuk kewajiban atau utang yang harus kita bayar dengan cara melunasinya sehingga kita merasa aman atau terbebas dari segala tuntutan.

Bahagia karena melayani

Melayani atau menolong seseorang merupakan bentuk kesadaran dan kepeduliannya terhadap nilai kemanusiaan. Memberi pelayanan dan pertolongan merupakan investasi yang kelak akan dipetik keuntungannya, tidak hanya di akhirat, tetapi di duniapun mereka sudah merasakannya.

Baca Juga:  Kemuliaan Bulan Dzulhijjah menurut Syaikh Daud bin Abdullah Al-Fathani

Memiliki harga diri

Harga diri (dignity, self esteem) merupakan penilaian menyeluruh mengenai diri sendiri, bagaimana ia menyukai pribadinya, harga diri mempengaruhi kreatifitasnya, dan bahkan apakah ia akan menjadi seorang pemimpin atau pengikut.

Memiliki jiwa kepemimpinan

Kepemimpinan berarti kemampuan untuk mengambil posisi dan sekaligus memainkan peran (role) sehingga kehadiran dirinya memberikan pengaruh pada lingkungan.

Demikianlah ciri ciri orang yang memiliki etos kerja. Dari tiga belas poin diatas, berapa sifatkah yang kalian miliki>

Mohammad Mufid Muwaffaq