Gaya Rambut Nabi Muhammad SAW

Gaya Rambut Nabi Muhammad SAW

Pecihitam.org- banyak masyarakat yang penasaran untuk mengetahui bagaimana sebenarnya gaya atau style rambut Nabi Muhammad di zaman beliau hidup. Tujuannya sebagai referensi bagi umat Islam dalam merawat rambut sampai pada berbagai hal terkait sunah Rasul terkait hal itu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dari berbagai literatur, misalnya dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW Jilid III karya KH Menawar Chalil, disebutkan bahwa Nabi memiliki rambut berombak, tidak keriting, dan tidak pula lurus. Rambut Nabi Muhammad panjangnya terkadang sampai antara kedua telinganya dan juga kerap sampai tengkuknya. Rambut beliau tidak terlalu panjang hanya saja rambut Nabi Muhammad lebat, seperti yang dinukil dari HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Aisyah Ra).

Rambut beliau kadang mencapai setengah telinganya, kadang beliau menguraikannya hingga mencapai telinganya atau antara telinga dan bahunya. Paling panjangnya rambut menyentuh kedua pundaknya yaitu bila telah lama tidak dicukur. Rambut beliau terkadang panjang dan terkadang pendek, Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW tidak selamanya berada dalam panjang rambut tertentu.

Baca Juga:  Hak Mempertahankan Hidup dan Menghargai Kehidupan Orang Lain

“Beberapa riwayat menerangkan bahwa panjang rambut Nabi SAW sampai ke atas kedua bahunya atau sampai ke cuping kedua telinganya. Kadang-kadang sampai ke pertengahan kedua telinganya. Kadang-kadang dibiarkan sampai ke bahunya,” tulis Moenawar Chalil dalam Tarikh Nabi Muhammad SAW Jilid III, Gema Insani Press (cetakan 1, 2001).

Dan atas dasar itu, maka orang yang ingin memanjangkan rambutnya dengan berniat untuk iqtida’ (mengikuti) apa yang dilakukan oleh nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, akan mendapat pahala. Dengan syarat model potongannya tidak menyerupai model potongan yang lazim dipilih oleh perempuan. Demikian juga dia yang ingin memendekkan rambutnya dengan niat ber-iqtida’ (mengikuti) nabi shallallahu ‘alaihi wasallam akan dapat pahala.

Selain ciri rambut Nabi Muhammad tersebut, Abd. Moqsith Ghazali melalui karyanya Dalam Argumen Pluralisme Agama: Membangun Toleransi Berbasis al-Qur’an, dikutip dari keterangan Ibn Katsir dalam al-Bidayat wa al-Nihayat, Juz VI, menyebut bahwa Rasulullah sangat menyukai model atau style rambut yang terurai lepas.

Baca Juga:  5 Cara Berdagang Rasulullah Yang Bisa Kita Tiru

Rambut yang terurai lepas tersebut tidak lepas dari gaya rambut zaman Nabi Muhammad. Rambut setengah gondrong yang diurai lepas itu dibelah tengah. Pengarah gaya rambut Nabi Muhammad yang kerap menyisir dengan belah tengah adalah istri tercinta Nabi, Aisyah Ra.

Rasulullah pernah juga menyukai gaya jambul di depan, sebelumnya beliau menyukai style rambut dibelah tengah, seperti diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam kitab Sahih Bukhari, bersumber dari sahabat Ibn Abbas Ra. Beliau mengatakan Nabi Muhammad itu awalnya kalau menyisir rambut memakai jambul di depan.

Gaya atau style rambut Nabi Muhammad SAW tersebut, merupakan tradisi orang-orang musyrikin. Tapi kemudian Rasulullah mengubah cara menyisir rambutnya dengan dibelah ke kanan dan ke kiri yang juga merupakan tradisi orang-orang Yahudi dan Nasrani. Nabi pun menjatuhkan pilihannya dengan  model atau style rambut belah kiri dan kanan.

“Makanya Ibn Abbas mengatakan Rasulullah suka untuk menyamai orang-orang Yahudi dan Nasrani selama tidak ada larangan,” kata Ali Mustafa Yaqub. “Jadi, Islam itu sebenarnya sangat lentur. Yang bikin sumpek dan kaku itu sebagian orang Islam yang tasyaddud (mempersulit diri).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang sempurna. Keindahan perangainya berbanding lurus dengan keelokan fisik tubuhnya. Wajahnya sangat tampan melebihi ketampanan manusia mana pun, bahkan dibandingkan dengan Nabi Yusuf ‘alaihis salam sekalipun. Allah memberikan Nabi Muhammad SAW keindahan seutuhnya, tidak dibagi dengan yang lain. Berbeda dengan keindahan yang diberikan Allah untuk Nabi Yusuf ‘alaihis salam, beliau hanya menerima separuh keindahan dan separuh yang lain dibagi untuk makhluk di seluruh penjuru dunia.

Baca Juga:  Peran dan Tugas Manusia Sebagai Khalifah dimuka Bumi

Mohammad Mufid Muwaffaq

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *