Gerakan Pembaharuan Islam: Pan Islamisme dan Nasionalisme

Gerakan Pembaharuan Islam: Pan Islamisme dan Nasionalisme

Pecihitam.Org- Ada beberapa gerakan-gerakan pembaharuan Islam, yang pertama adalah gerakan pembaharuan islam Pan Islamisme, dalam pengertian yang luas adalah rasa solidaritas antara seluruh umat Islam. Atau dengan kata lain bisa juga diartikan persatuan seluruh umat Islam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Gagasan Pan Islamisme ini muncul pada pertengahan abad ke-19. pencetusnya adalah Sayyid Jamaluddin al-Afghani (1839-1897 M). Al-Afghani melihat pada saat itu, umat Islam berada dalam kemunduran yang sangat membahayakan.

Menurut Al-Afghani, kemunduran umat Islam, bukan karena ajaran Islam, tetapi karena umat Islam itu sendiri yang tidak mau berusaha merubah nasIbnya sendiri. Umat Islam terpengaruh oleh faham fatalisme sehingga menjadi statis, tidak dinamis.

Dilihat dari segi politik, menurut Al-Afghani, kemunduran umat Islam disebabkan perpecahan di kalangan umat Islam, pemerintahan yang absolut, mempercayakan pimpinan kepada orang yang tidak dipercaya, mengabaikan masalah kemiliteran, menyerahkan administrasi kepada orang-orang yang tidak kompeten dan adanya intervensi asing.

Intervensi asing terlihat bagaimana Inggris ikut campur dalam masalah politik dan ekonomi dunia Islam, seperti di India dan Mesir. Melihat kondisi umat Islam ini, Al-Afghani insaf, bahwa dunia Islam yang lemah diancam oleh Barat yang kuat dan dinamis. Lebih-lebih persaudaraan umat Islam lemah.

Untuk memajukan kembali umat Islam, menurut Al-Afghani, tidak ada jalan lain, kecuali mewujudkan kembali persaudaraan Islam di zaman klasik. Dengan persatuan dan kerja sama yang baik di antara umat Islam, pada gilirannya akan dapat membela dan membebaskan diri dari intervensi dan penjajahan bangsa asing.

Baca Juga:  Benarkah Semua Perbuatan Nabi Itu Sunnah yang Harus Diikuti?

Jadi untuk tujuan inilah, kelihatannya ide-ide Pan Islamisme ini dicetuskan dan dikobarkan di negara-negara Islamyang sedang berada dalam kemunduran dan jajahan bangsa asing. Pan Islamisme ini mempunyai pengaruh besar, sebagai contoh, Sultan Abd. Hamid II (1876-1909) dari kerajaan Turki Usmani menyambut baik gagasan ini.

Sultan Abd. Hamid II mendirikan organisasi propaganda Pan Islamisme, dan ia mengirimkan utusan-utusan yang tidak terhitung jumlahnya ke negeri-negeri Islam, dengan membawa pesan dan harapan agar dapat bersiap-siap melepaskan diri dari penjajahan Barat. Propaganda ini berjalan selama 30 tahun. Efek inilah yang kemudian hari melahirkan pemimpin nasionalisme di kalangan umat Islam yang berjuang menuntut kemerdekaan negeri mereka dari kolonialisme Barat.

Yang kedua adalah Gerakan pembaharuan islam nasionalisme, gerakan ini adalah gerakan kebangsaan. Gagasan ini berasal dari Barat yang masuk ke negeri-negeri Muslim melalui persentuhan umat Islam dengan Barat yang menjajah mereka dan dipercepat oleh banyaknya pelajar muslim menuntut ilmu ke Eropa atau lembaga-lembaga pendidikan Barat yang didirikan di negeri mereka.

Gagasan kebangsaan ini awalnya banyak mendapat tantangan dari pemuka-pemuka Islam karena dipandang tidak sesuai dengan semangat ukhuwah Islamiyah. Akan tetapi, ia berkembang cepat gagasan Pan Islamisme redup. Gerakan ini banyak muncul di negeri-negeri muslim, terutama setelah perang dunia pertama.

Masuknya Napoleon ke Mesir (1798) tanpa perlawanan yang berarti dari umat Islam kembali menyadarkan umat Islam akan kemerdekaan kebudayaannya. Pada masa selanjutnya memunculkan gagasan-gagasan besar bagi para pemikir dan pemimpin umat Islam khususnya di Mesir.

Baca Juga:  Mahmud Yunus Tokoh Pergerakan Pendidikan dan Literasi Islam Asal Melayu

Patriotisme Mesir dipelopori oleh Al-Tahtawi (1801-1873) yang berpendirian bahwa Mesir dan negara lain baru bisa maju bila berada di bawah penguasa sendiri, bukan di bawah orang asing. Nasionalisme Mesir dipelopori oleh Musthafa Kamil (lahir 1874) yang mendirikan partai Hizb al-Wathan untuk memperjuangkan kemerdekaan Mesir dari kekuasaan Inggris.

Musthafa Kamil tidak berusia panjang, ia meninggal pada tahun 1908 dalam usia 34 tahun. Perjuangannya dilanjutkan oleh Muhammad Faried Bey (1867-1919), ia adalah pemimpin majalah “Al-Liwa”. Lewat majalah ini, ia mengumandangkan semangat nasionalisme.

Setelah perang dunia pertama, gerakan nasionalisme dipelopori oleh Saad Zaghniul Pasya (1857-1927). Atas perjuangannya pada bulan Pebruari 1922 Mesir diakui kemerdekaannya dan Saad Zaghlul Pasya dijadikan sebagai perdana menteri pertama Mesir.

Setelah perang dunia pertama, keadaan Turki Usmani itu bukan saja kehilangan daerah-daerah jajahannya, bahkan juga negerinya sendiri terancam puna dari muka bumi. Tentara sekutu dari Inggris dan Prancis sudah menginjak ibukota Turki Usmani, yaitu Istambul.

Tetapi kebangkitan semangat nasional dapat berhasil menghalaunya. Akhirnya, pada tanggal 25 Juli 1925 ditandatangani perjanjian Lausanue, dan pemerintah Mustafa Kemal mendapatkan pengakuan internasional.

Sejak tahun 1857, setelah hancurnya kerajaan Mughal, India menjadi jajahan Inggris. Penduduk India yang kebanyaan dari umat Hindu dan Islam. Masing-masing selalu berusaha untuk melepaskan diri dari jajahan Inggris.

Baca Juga:  Begini Ketentuan Takbiran pada Hari Raya Id, Umat Islam Harus Tahu

Pembaharu-pembaharu di India mempunyai peranan masing-masing, sengaja atau tidak, dalam perwujudan Pakistan, Sayyid Ahmad Khan dengan idenya tentang pentingnya ilmu pengetahuan, Sayyid Amir Ali dengan idenya bahwa Islam tidak menentan ilmu pengetahuan dab kemajuan modern, dan Iqbal dengan ide dinamikanya, amat membantu bagi usaha Jinnah dalam menggerakkan umat Islam di India, yang seratus tahun lalu masih merupakan masyarakat yang berada dalam kemunduran, untuk menciptakan negara dan masyarakat Islam modern di anak benua India. Philip K.Hitti. 243-244.

Gerakan-gerakan pembebasan yang mulai dari Pan Islamisme dan Nasionalisme kemudian mengilhami umat Islam di seluruh dunia akan pentingnya kebebasan dan kemajuan diri, baik dari sisi politik kenegaraan maupun sians dan ilmu pengetahuan. Gerakan-gerakan Ini yang menjadikan Islam begitu diperhitungkan dalam percaturan politik kenegaraan di dunia.

Mochamad Ari Irawan