Gus Baha: Kisah Wali yang Berteman dengan Para Pemabuk

Gus Baha Kisah Wali

Pecihitam.org – Dalam suatu kajian, Gus Baha menjelaskan tentang suatu tariqah yang di sebut mulamatiyah. Pernah di sebut dalam manaqib ya Mulamatiyah atau di baca dengan Malamatiyah. “Ada ulama yang seumur hidupnya tidak pernah melakukan sholat qabliyah dan ba’diyah.” Tapi ini jangan ditiru kata gus Baha.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Saat itu ada wali yang menentang yaitu Abu Hasan As Sadili pada waktu beliau belum menjadi seorang wali papan atas.

“Ulama malamatiyah itu kalau memakai celana lututnya selalu kelihatan, jadi paha bagian bawahnya itu terlihat, ini laki-laki loh ya jangan di bayangkan perempuan karena aurat perempuan itu kan seluruh tubuh” kata Gus Baha.

Lalu saat Abu Hasan As Sadili lewat dan dia mengingkari hal tersebut dan mengatakan “ Dia ulama kok menggunakan celana pendek tidak pernah shalat Sunnah”. Saat itu Abu Hasan As Sadili masih menjadi ulama baru, sehingga merasa janggal karena ia meyukai kesempurnaan sebelum akhirnya muncul tariqah sadiliyah.

Akhirnya pada malam hari ia bermimpi bertemu dengan ulama malamatiyah tadi, kemudian berbincang di antara langit dan bumi. Abu Hasan As Sadili pun heran karena mereka adalah orang-orang yang sebelumnya melaksanakan sholat dengan celana pendek.

“Kamu jangan nyindir saya, jangan mengejek saya, maqammu masih tinggi saya” kamu lihat itu umatnya Muhammad banyak yang bisa menemani saya” kata ulama Mulamatiyah.

Ternyata ulama malamatiyah memiliki taiqah berkumpul dengan orang-orang bid’ah, sekuler dan nakal supaya mereka mendapatkan rahmat karena dirinya.

Baca Juga:  Meneladani Zuhud Tingkat Langit Abu Bakar As Siddiq

Gus Baha lalu menyampaikan bahwa “ ulama itu yakin dekat dengan Tuhan tidak mungkin orang bid’ah orang salah, saya dekati lalu kena azab, pasti Tuhan menghargai saya”

“Jadi ia menemani orang-orang yang nakal agar mereka tersebut tidak mendapatkan azab karena di proses illallah. Dan sebab keberkahan tersebut ia menjadi wali. Nah orang-orang nakal itu kalau di ajak sholat fardhu saja sulit, kalau sampai di sangka qabliyah ba’diyah penting malah berat.

Makanya aku tidak perlu shalat qabliyah ba’diyah. Nah itu maqomnya!” di jelaskan oleh Gus Baha bahwa para ulama malamatiyah menunjukkan islam itu hanya sholat fardhu saja, tidak lebih dan tidak kurang.

“Wali mulamatiyah itu yang jadi tawassul di manaqib Syekh Abdul Qadir Jaelani. Ya Mulamatiyah itu wali-wali anti shalat qabliyah ba’diyah. Makanya saya sampai sekarang ya jarang dan terkenal di kampung kalau Gus Baha itu orang alim kok tidak pernah shalat Sunnah. Ya kalau orang Narukan sholat Sunnah semua aku malah tidak, tapi kalau semua tidak sholat ya aku akan sholat. pokoknya yang penting beda” canda Gus Baha disambut tawa jamaah.

Begitu juga Abu Yazid Al-Bustomi yang pernah di permalukan oleh wali-wali yang agak preman. Beliau adalah seorang wali besar, sehingga ia mashur banyak santri namanya Bustomi karena dulu mereka taffaul Abu Yazid Al Bustomi. Gus Baha menceritakan bahwa Abu Yazid Al Bustomi mimpi “ Ya Allah, saya nanti di syurga berssama siapa ?”

Baca Juga:  Berkah Sholawat, Salah Satu Kunci Terkabulnya Doa

Gus Baha menjelaskan lagi bahwa “karena yakinnya Abu Yazid sholeh jadi yakin dia wali papan atas di syurga.”
Lalu Abu Yazid al Bustomi di jawab oleh Tuhan “ Nanti sama orang itu”, Ternyata orang yang di tunjuk di mimpinya adalah orang yang kumpul pemabuk di warung pemabuk.

Abu Yazid Al Bustomi masih belum percaya karena tidak mungkin seorang wali yang kelak menemani dirinya di syurga dekat dengan para pemabuk. Kemudian dia berbalik badan dan mengira bahwa mimpinya waktu itu adalah dari setan, tapi dia di pannggil oleh si wali tadi “ Ya Aba Yazid, memang betul teman kamu di syurga itu saya”. Padahal Abu Yazid waktu itu tidak mengatakan apapun tapi wali tersebut mengetahui.

Lalu di Tanya oleh Abu Yazid Al Bustomi “ kenapa kamu berteman dengan orang-orang pemabuk?” Dan di jawab oleh si wali tadi “Menurutmu aku berteman siapa? aku di warung itu cuma minum air putih, temanku yang mabuk tapi aku tidak. Ini mau aku tobatkan, dan yang setengah sudah ada di Masjid karena sabarku menemani mereka tapi aku minum air putih. Sekarang yang separuhnya lagi adalah tugasmu.”

Baca Juga:  Gus Baha, Al Alim dan Sang Manusia Kitab Abad Ini

Abu Yazid yang biasanya berkumpul dengan para santri sekarang di suruh untuk mentaubatkan preman karena wali tadi kesal di salahkan olehnya. “ Abu Yazid ya agak bingung tapi ya gimana sudah di tantang, dia akhirnya ya berani beneran.” Kata Gus Baha.

Abu Yazid pun mulai memperlihatkan kewaliannya dan berdo’a “Ya Allah kalau memang saya benar-benar walinya Engkau, orang yang melihat wajahku harus tobat Gusti” Akhirnya ia berkata pada wali tadi “ Umatmu suruh liat wajah saya, kalau tidak tobat jangan panggil Abu Yazid”.

Si wali pun menyampaikan pada umatnya “Hai umatku itu Abu Yazid waliyullah, lihat wajahnya”. Kemudian seluruh umatnya langsung bertobat setelah melihat wajah Abu Yazid. Begitulah sampai akhirnya mereka berdua berteman di syurga.

*Kisah ini diterjemahkan dari kajian rutin KH. Bahaudin Nursalim, versi bahasa aslinya bisa dilihat disini.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik