Hadist Perang Akhir Zaman: Benarkah Akan Terjadi di Timur Tengah?

perang akhir zaman

Pecihitam.org – Beberapa waktu ini sedang memanas lagi ketegangan antara Negara Barat dan Timur Tengah, terutama AS dan Iran yanng salling serang. Dari ketegangan kedua negara ini banyak yang berasumsi bahkan memprediksi kemungkinan terjadinya Perang Dunia ke 3. Yang lebih jauh lagi bahkan ada yang mengkaitkan dengan perang akhir zaman dan dihubungkan dengan hadits-hadits nabi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Memang ada hadits tentang prediksi perang akhir Zaman (Malhamah kubro) yang terjadi menurut beberapa pendapat bakal berawal dari Timur Tengah terutama di Syam. Benarkah demikian?

Di riwayatkan dalam sebuah hadist dari Abu Darda’ bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda tentang adanya perang akhir zaman, yang terjadi di Negeri Syam.

نَّ فُسْطَاطَ الْمُسْلِمِينَ يَوْمَ الْمَلْحَمَةِ بِالْغُوطَةِ إِلَى جَانِبِ مَدِينَةٍ يُقَالُ لَهَا دِمَشْقُ مِنْ خَيْرِ مَدَائِنِ الشَّامِ

“Sesungguhnya barak kaum muslimin di hari perang besar terjadi berada di Ghauthah (yaitu nama sebuah daerah si negeri Syam), sampai sisi sebuah kota yang di namakan Damaskus, yaitu kota terbaik dari kota-kota yang ada di Negeri Syam.”

Hadist tersebut menjelaskan tentang terjadinya perang yang sangat besar (Maqtalah Uzhma), lalu terdapat wilayah di negeri Syam yang di jadikan sebagai benteng terakhirnya umat Islam yaitu kawasan Ghauthah. Di kawasan tersebut di penuhi dengan air yang berlimpah dan pepohonan yang luas. Sebagian orang menyebutkan bahwa yang di maksud dengan perang besar itu ialah perang yang terjadi di antara umat muslim dengan pasukan salibis.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 331 – Kitab Tayammum

Hadis perang akhir zaman di atas dapat dijumpai dalam Sunan Abu Dawud. Namun mengenai keshahinan hadist ini masih di ragukan bahkan sebagian besar ulama menyebut hadist ini dhaif. Hadits ini hanya dianggap shahih oleh Al-Bani yang juga di benarkan oleh Yahya bin Ma’in, karena menurutnya hadist tentang malhamah kubro inilah yang termasuk paling shahih di antara semua hadist-hadist yang membahas tentang negeri Syam.

Namun, ada yang menyebutkan bahwa setelah di kaji lebih dalam melalui dari sanad periwayatannyam, maka hadist malhamah kubro ini ternyata sifatnya dhaif. Hal ini di ungkapkan oleh Syekh al-Idilibi dalam kitabnya ahadits Fadhail al- Syam: Dirasah Naqdiyah.

Adapun yang hadist malhamah kubro ini di riwayatkan oleh beberapa sahabat seperti Abu Darda’, Auf bin Malik, Muadz bin Jabal dan sahabat Rasul lainnya. Hadis ini juga mempunyai sanad lain yang sumbernya dari Abu Hurairah serta riwayat dari Abu Zahirah dan ‘Ali Zainal Abidin.

Namun setelah di kaji kembali ternyata ada riwayat lain bahwa Abu Darda tidak termasuk dalam riwayat hadist ini, dan hanya berhenti sampai ke tabi’in bernama Jubair bin Nufail. Oleh sebab itu riwayat yang kedua tersebut di sebut mursal, sehingga menimbulkan illat dan di anggap dhaif.

Adapun hadist yang di riwayatkan Auf bin Malik juga termasuk dalam hadist yang dhaif. Di lanjutkan dengan hadist yang sumbernya bersal dari Muadz bin Jabal, yang mana terdapat perawi yang diduga sebagai seorang pendusta (Muttaham bil Kadzb) sehingga hadist ini tidak bisa di katakan shahih. Begitu pula yang terjadi pada beberapa riwayat pendukung dari Abu Hurairah yang sanadnya sangat lemah.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 471 – Kitab Shalat

Sama halnya dengan riwayat dari Abu Zahirah dan Ali Zainal Abidin, yang sanadnya hanya sampai pada tingkat tabi’in saja atau riwayatnya mursal dan tidak dapat di sebut sebagai hadist yang sumbernya dari Rasulullah Saw. Melainkan hanya dapat di jadikan sebagai khabar saja.

Hadist yang sifatnya prediksi, maka sesuatu yang di kehendaki oleh Rasulullah Saw itu bentuknya khusus, sehingga apabila prediksi tersebut telah terjadi, maka prediksinya juga berhenti dan berakhir sampai di situ. Misalnya hadist tentang hari kiamat yang Rasulullah Saw menjelaskan bahwa hari kiamat terjadi apabila matahari telah terbit dari barat, maka prediksi ini masih berlaku selama peristiwa hari kiamat tersebut belum terjadi.

Jika di lihat secara historisnya, maka peperangan yang terjadi di Negeri Syam itu hanya ada tiga, yaitu perang Yarmuk antara umat islam dengan kekaisaran Bizantium, perang Ain Jaluth antara umat Islam dengan bangsa Tratar (Barbar), dan perang Haththin, antara umat Islam dengan tentara Salibis.

Ketiga perag tersebut di menangkan oleh pasukan Islam. Maka prediksi yang di sebutkan dalam hadist di atas bahwa pernah terjadi perang besar di negeri Syam akan berhenti sampai ketiga perang tadi. Sehingga tidak bisa di jadikan sebagai dasar dalam menghukumi kekacauan yang sedang terjadi di Suriah, yang dulunya wilayah Syam atau Timur Tengah secara umumnya.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 115 – Kitab Ilmu

Adapun sebagian yang berpendapat bahwa perang akhir zaman akan terjadi menjelang hari kiamat. Jika memang demikian, kapan terjadinya dan dimana kita tidak pernah tahu, karena semua sifatnya prediktif. Yang kita tahu bahwa Rasulullah Saw sudah memberi peringatan sejak lama bahwa kiamat sudah dekat.

بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةَ كَهَاتَيْنِ

“Antara aku dan hari kiamat ketika aku diutus seperti dua hal ini.”

Maksud dari dua hal ini adalah, saat itu Rasulullah Saw menunjukkan antara jari tengah dan jari telunjuk, yaitu dua hal yang sangat dekat dan tak terpisahkan. Itu artinya dalam prediksi dari hadits tersebut sejak periode diutusnya Rasulullah SAW sampai terjadinya kiamat sudah sangat dekat.

Wallahua’lam bishowwab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik