Ternyata Hajar Aswad Dulu Berwarna Putih, Karena Dosa Manusia Ia Menghitam

hajar aswad dulu putih

Pecihitam.org – Hajar Aswad adalah sebuah batu berwarna hitam yang terletak disalah satu dinding Ka’bah. Namun tahukah kamu? Konon Hajar Aswad ini dulu berwarna putih, dan karena dosa-dosa manusialah yang menjadikannya berwarna hitam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Hajar Aswad ini menjadi bagian yang tidak pernah terlewatkan ketika melaksanakan ibadah Umrah dan Haji. Jutaan manusia ingin memegang serta menciumnya, seperti yang dahulu dilakukan oleh Nabi Saw.

Rasulullah SAW mengungkapkan, Hajar Aswad adalah sebuah batu yang berasal dari surga. Dan nanti sebelum hari kiamat, batu ini akan diangkat kembali oleh Allah Swt ke tempat semula.

Hajar Aswad diturunkan dari surga ke bumi pada masa kehidupan Nabi Ibrahim dan Ismail. Sang utusan membawa batu tersebut menyerahkannya kepada Nabi Ismail ketika ayah dan anak ini membangun Kabbah.

Dalam sebuah hadist Rasulullah Saw mengatakan bahwa dulu Hajar Aswad ini begitu putih, namun karena dosa-dosa manusia batu ini kemudian menghitam.

Rasulullah SAW bersabda “Hajar Aswad turun dari surga, batu tersebut begitu putih, lebih putih dari pada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”. (H.R. Tirmidzi 877).

“Hajar aswad adalah batu dari surga. Batu tersebut lebih putih dari salju. Dosa orang-orang musyriklah yang membuatnya menjadi hitam.” (HR. Ahmad 1: 307)

Sabda Rasulullah Saw ini kemudian dibuktikan dengan penelitian dari berbagai literatur. Memang, batu ini tidak seutuh seperti pada saat pertama kali turun, hal ini karena ulah kaum musrikin yang mencongkelnya sehingga sempat terurai menjadi beberapa pecahan.

Baca Juga:  3 Syarat Seseorang Bisa Dikatakan Sebagai Bughat

Beberapa pecahan ini sempat diteliti oleh kurator koleksi mineral kekaisaran Austria-Hungaria, Paul Partsch, pada tahun 1857. Paul mengungkapkan bahwa batu itu bukan berasal dari planet bumi dan merupakan batuan meteorit.

Terang saja, jelas batu ini bukanlah batu bumi, sebab Nabi Saw telah mengatakan lebih dahulu dalam hadits beliau bahwa Hajar Aswad diturunkan dari surga oleh Malaikat Jibril yang ditugaskan oleh Allah.

Dari Abdullah bin Amru berkata, “Malaikat Jibril telah membawa Hajar Aswad dari surga lalu meletakkannya di tempat yang kamu lihat sekarang ini. Kamu tetap akan berada dalam kebaikan selama Hajar Aswad itu ada. Nikmatilah batu itu selama kamu masih mampu menikmatinya. Karena akan tiba saat di mana Jibril datang kembali untuk membawa batu tersebut ke tempat semula. (HR Al-Azraqy).

Kisahnya Hajar Aswad ini berawal ketika Nabi Ibrahim As dan putranya Nabi Ismail As diperintahkan Allah SWT untuk membangun Ka’bah. Saat hampir selesai mengerjakannya, Nabi ibrahim As merasa ada yang kurang pada Ka’bah tersebut. Kemudian ia memerintahkan puteranya untuk mencari satu lagi batu yang bagus.

Baca Juga:  Tiga Amal yang Dicintai Allah dalam Kitab Ihkamu al-Ahkam

“Anakku pergilah engkau mencari sebuah batu lagi yang akan aku letakkan di Ka’bah sebagai penanda bagi manusia”

Nabi Ismail kemudian mencari batu permintaan ayahnya. Ia menyusuri satu bukit ke bukit lainnya untuk mencari batu. Namun tidak kunjung ditemukan. Ketika sedang mencari, kemudian datang malaikat Jibril dan memberinya sebuah batu yang indah.

Nabi Ismail kemudian menerima batu itu dan segera membawanya untuk diberikan pada sang ayah. Nabi Ibrahim As pun takjub dan mencium batu itu beberapa kali, kemudian ia bertanya pada putranya.

“Dari mana kamu peroleh batu ini anakku?” Nabi ismail As menjawab “Ayahku, batu ini aku dapat dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu” Nabi Ibrahim AS mencium batu itu lagi dan diikuti oleh Nabi Ismail AS.

“Demi Allah, Allah akan mengutus batu tersebut pada hari kiamat dan ia memiliki dua mata yang bisa melihat, memiliki lisan yang bisa berbicara dan akan menjadi saksi bagi siapa yang benar-benar menyentuhnya.” (HR. Tirmidzi no. 961)

Walaupun hanya sebuah batu yang berwarna hitam, hingga saat ini entah berapa miliar manusia yang sudah mencium Hajar Aswad. Bukan berarti menyembahnya, namun menghormati karena Allah Swt memberikan penghormatan kepadanya.

Baca Juga:  Tanggung Jawab Terhadap Anak Akibat Perceraian

Saat Umar bin Khattab berada di hadapan Hajar Aswad dan menciumnya ia berkata “Demi Allah, aku tahu bahwa engkau hanyalah sebongkah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah SAW menciummu niscaya aku tidak akan menciummu” (H.R Muslim 228).

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik