Pecihitam.org– Hasad adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya. Karena penyakit ini akan mendatangkan penyakit-penyakit hati lainnya. Karenanya, Nabi menggambarkan sifat ini laksana api.
Bagaimana hakikat sifat hasad, sebab-sebab serta cara cara mengobati mengobati hati yang sudah terlanjur terjangkiti penyakit hati yang satu ini?
Simak tulisan ini hingga selesai!
Daftar Pembahasan:
Pengertian Hasad
Hasad bermakna keinginan untuk menghilangkan nikmat-nikmat dan hal-hal yang dimiliki orang lain.
Hasad dapat pula dipahami sebagai sifat yang mendambakan hilangnya nikmat-nikmat dan kepemilikian dari orang lain dan hanya menghendaki nikmat-nikmat tersebut bagi dirinya sendiri.
Terkontaminasinya hati dengan sifat yang disebut orang sebagai sifat ini biasanya berbarengan dengan upaya untuk menghancurkan kepemilikan orang lain tersebut.
Kata banyak disebutkan dalam Al-Qur’an maupun hadis. Di dalam Al-Qur’an, kata ini disebutkan ebanyak empat kali
Sementara dalam kitab-kitab buku-buku hadis dimuat penjelasan tentang buruknya hasad, dorongan-dorongannya dan tanda-tanda serta faktor dan pengaruhnya.
Hasad dan Pandangan Ulama
Para ulama sufi, seperti Ibnu Arabi dan Imam Al-Ghazali memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hakikat hasad.
Ibnu Arabi meyakini bahwa hasad sebagai karakter watak alami dan esensial yang tidak mungkin dihilangkan.
Imam Al-Ghazali menilai bahwa hasad pada dasarnya berakar dalam qalb (hati) dan ketika dimunculkan dalam lisan dan perbuatan, maka saat itulah seseorang telah melakukan madzlamah (dosa). Namun, jika masih berada dan menetap dalam qalb, dalam kondisi ini manusia hanya melakukan suatu dosa antara dia dengan Tuhannya.
Sebab-sebab Hasad
Segala sesuatu ada sebabnya. Begitu juga dengan sifat hasud atau iri dengki ini. Dan penyebab utamanya adalah karena adanya penyakit dalan hati.
Namun jika dirinci lebih detail, inilah tujuh hal yang menjadi penyebab sifat yang konon menjadi sebab pembunuhan manusia pertama, yakni Habil oleh saudaranya sendiri, Qabil:
- Memiliki rasa permusuhan juga kebencian di dalam hatinya sehingga apapun yang dilakukan orang lain akan selalu salah di matanya.
- Takabur, merasa diri paling pandai, mulia, hebat, kaya dan semacamnya, seperti yang terjadi pada Iblis yang iri pada Nabi Adam.
- Tidak senang melihat kesenangan atau kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada orang lain.
- Tidak mengimani dengan benar Qadha dan Qadar Allah SWT.
- Kufur nikmat, tidak pandai mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT, sehingga selalu iri dengan nikmat yang dimiliki orang lain.
- Egois, sangat takut jika tersaingi orang lain utamanya di mata sesama manusia.
- Orang yang hasud adalah orang yang lalai akan dosa sehingga tidak lagi takut berprilaku tercela.
Ilustrasi Nabi tentang Hasad
Betapa hasad sebagai suatu sifat buruk berdampak sangat negatif pada diri dan amal seseorang, Nabi pun mengilustrasikannya laksana api menghanguskan kayu bakar.
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
“Hati-hatilah kalian dari hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.
Bahkan dalam sebagian riwayat, menggunakan bagaikan api membakar rumput kering.
Karena sebagaimana disebutkan oleh para ulama, hasud lebih buruk daripada kikir. Jika kikir hanya enggan berbagi apa yang dimiliki pada orang lain, sementara hasud adalah tidak rela jika orang lain mendapatkan kebaikan walaupun itu bukan merupakan pemberiannya.
Orang-orang sekarang kadang mengistilahkan hasad dengan SMS, Senang Melihat Orang Susah dan Susah Melihat Orang Senang.
Hasad akan mengantarkan seseorang pada sombong. Sombong akan membawanya pada kebencian. Kebencian pun pada akhirnya akan membawa pada perbuatan mencelakai.
Itulah yang terjadi pada Qabil yang membunuh Habil lantaran iri pada saudaranya yang mendapatkan istri yang lebih cantik bernama Iqilma.
Obat Penyakit Hasad
Setiap penyakit ada obatnya. Maka inilah 6 obat penyakit hati berupa hasad yang disarikan dari beberapa saran ulama yang bijak bestari:
1. Ilmu yang Bermanfaat
Cara paling jitu untuk menghilangkan hasad dari dalam hati adalah ilmi atau tahu akan bahaya-bahaya hasad bagi pelakunya, baik terhadap dunia maupun agamanya.
Adapun bahaya hasad terhadap agama adalah karena orang yang hasad terkesan tidak ridha dengan ketentuan Allah dan ia menganggap pembagian Allah tidak adil.
Sedangkan bahaya bagi dunia orang yang hasad adalah karena nikma Allah sangat banyak dan tidak ada yang bisa menolaknya.
Orang yang senantiasa diliputi hasad jiwanya akan tertekan setiap melihat kebaikan ada pada orang lain. Ia harus memahami bahwa hasad tidak bisa memudharotkan orang lain, baik terhadap agama maupun dunianya.
2. Amal Shalih
Salah satu yang dapat meminimalisir bahkan mengobati sama sekali terhada penyakit hasad adalah amal shalih
Maka setiap kali hasad itu muncul, seseorang harus berbuat amal yang bisa menentangnya. Jika hasad itu mengiranya untuk mencaci orang yang didengkinya, hendaklah ia memaksa lisannya untuk memuji dan menyanjungnya.
Memang berat. Tapi beginilah cara yang Allah ajarkan dalam Al-Qur’an untuk mengobati hasad, sebagaimana hemat Imam Al-Ghazali.
وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۗاِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ
Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan an-tara kamu dan dia akan seperti teman yang setia. (QS. Fusshilat ayat 34)
3. Ridha terhadap Takdir
Memahami bahwa takdir Allah yang telah lalu pasti terjadi. Usaha seseorang untuk memalingkan ketentuan Alloh kepada seseorang hamba adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Dan ingat ultimatum Allah bagi yang tidak ridha dengan takdir-Nya
“Barangsiapa yang tidak ridha akan ketentuan dan takdir-Ku, maka carilah keluarlah dari kolong langit-ku dan carilah tuhan selain Aku”
4. Zuhud terhadap Dunia
Syufyan ats-Tsauri berkata “Zuhud terhadap dunia adalah pendeknya angan-angan, bukan dengan memakan makanan yang keras atau memakai pakaian mentak yang keras”(Hilyatul Auliya: 6/386).
Bagaimana zuhud terhadap dunia bisa meredam hasad? Orang yang zuhud terhadap dunia tidak akan berlomba-lomba untuk mengdapatkannya, sehingga ia tidak akan terpengaruh oleh orang yang menyamai atau mengunggulinya. Hatinya selalu senang jika Allah menganugerahkan nikmat pada salah seorang hamba-Nya.
5. Mementingkan Akhirat
Diriwayatkan bahwa Nabi bersabda:
“Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang diantara kalian yang memasukkan jarinya ke dalam laut. Maka perhatikanlah dengan apakah jari itu kembali”. (HR. Muslim)
6. Mengambil Pelajaran
Mengambil pelajaran dari kisah kisah atau peristiwa terdahulu tentang bagaimana akhir kehidupan dari orang yang mempunyai sifat hasud, pasti hanya penyesalan dan kerugian yang dialami oleh mereka.
Jika ini ditanamkan dalam hati setiap orang muslim, maka ketika penyakit hati ini hingga, dengan segera ia berusaha untuk mengobatinya.