Hasil Survei: 23 Persen Mahasiswa di Indonesia Telah Terpapar Radikalisme

Radikalisme

Pecihitam.org – Terjadinya aksi teror di sejumlah daerah dan penangkapan bagitu banyak terduga teroris, tak pelak lagi membuktikan ancaman radikalisme telah mendera Indonesia. Namun yang lebih mengerikan adalah hasil survei dari Mata Air Foundation yang menyebut 23 persen mahasiswa sudah terpapar radikalisme.

“Itu sungguh mengerikan. Coba bayangkan, 23 persen dari jumlah mahasiswa seluruh Indonesia, itu banyak. Dan mahasiswa itu pinter-pinter, dan militan lagi,” tutur Direktur Eksekutif Institut Demokrasi Republikan, Syaiful Arif, dikutip dari situs resmi NU, Rabu, 14 Agustus 2019.

Hal itu diungkapkan Syaiful saat menjadi narasumber dalam dialog Harmoni Indonesia, Pancasila: Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia di Pondok Pesantren Al-Qodiri Jember, Jawa Timur pada Selasa, 13 Agustus 2019, malam.

Baca Juga:  Salut, Pemuda Ansor di Lampung Dirikan Bank Sampah

“Mahasiswa adalah generasi masa depan Indonesia yang diharapkan sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpian bangsa sekian puluh tahun kedepan. Kalau saja yang 23 persen itu pertumbuhannya bagus dan bisa mengisi pos-pos penting di negeri ini, bagaimana nasib Indonesia kelak,” ungkapnya.

“Jangan dianggap remeh. 23 persen itu siap berjihad untuk menegakkan khilafah, dan otomatis menolak Pancasila,” tegasnya.

Yang tak kalah pentingnya, kata Syaiful, yakni versi hasil survei itu adalah sebanyak 19,4 persen ASN (Aparatur Sipil Negara) menolak Pancasila. Pemahaman menolak Pancasila setali tiga uang dengan kelompok pejuang khilafah yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi negara.

“Ini baru ASN yang seharusnya doktrin Pacasilanya begitu kuat. Belum lagi orang-orang BMUN yang juga terpapar radikalisme. Ini sungguh mengerikan,” terangnya.

Baca Juga:  Lawan Radikalisme di Dunia Maya, Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Jawa Timur Bentuk DINUN

Adapun alasan kelompok radikal untuk menolak Pancasila, kata Alumnus Pesantren Ciganjur asuhan Gus Dur iini, yakni karena dinilai tidak sesuai dengan Al-Qur’an. Padahal 5 sila dalam Pancasila tidak satupun yang bertentangan dengan Al-Qur’an.

“Untuk meyakinkan masyarakat, biasanya mereka menyodorkan pertanyaan: mulia mana antara Al-Qur’an dan Pancasila. Jawabannya jelas lebih mulia Al-Qur’an. Keduanya tidak bisa dibandingkan karena yang satu (Pancasila) adalah produk maunsia, yang satunya lagi (Al-Qur’an) wahyu Allah. Tapi kalau ditanyakan lagi, apakah Pancasila bertentangan dengan Al-Qur’an. Jawabannya tentu tidak. Tidak ada satupun dari Pancasila yang bertentangan dengan Al-Qur’an ,” urainya.

Pada kesempatan itu, ia berharap agar para santri bisa menjadi mujahid-mujahid Pancasila.

Baca Juga:  50 Organisasi Kemahasiswaan Intra Kampus Terima BLK dari Kementerian Agama RI

“Kita harus berikhtiar untuk menjaga Pancasila. Jangan karena kita besar lantas tidak melakukan sesuatu. Sementara mereka walaupun kecil tapi terus-menerus ‘bekerja’ akhirnya jadi besar,” pungkasnya.

Muhammad Fahri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *