Inilah 4 Hikmah Serta Pelajaran dari Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Inilah 4 Hikmah Serta Pelajaran dari Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Pecihitam.org – Hari ini kita sudah memasuki bulan Rajab di mana pada bulan ini tepatnya pada tanggal 27 atau bertepatan dengan 22 Maret 2020, kita akan memperingati peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Isra’ mengandung arti perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Maasjidil Aqsha (Palestina). Dari Maasjidil Aqsha, beliau menuju ke langit ketujuh dengan menunggangi Buraq. Ini disebut Mi’raj.

Peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialami Nabi ini sungguh tidak masuk akal. Namun kita wajib mempercainya. Karena, apabila kita tidak percaya, maka sama saja kita tidak percaya akan adanya Nabi Muhammad SAW.

Paparan diatas bukan tanpa dasar. Dibawah ini kami simpulkan dengan singkat


وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ

Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (QS An-Najm Ayat 13)

Ayat tersebut sudah sangat jelas. Dijelaskan dalam kitab Zubdatut Tafsir: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain), yakni Nabi Muhammad telah melihat lagi Jibril turun dengan rupa asli yang Allah ciptakan, yaitu ketika malam Isra’ Mi’raj.

Selain itu, Rasulullah melihat Jibril dalam rupa manusia agar lebih mudah baginya untuk menerima wahyu.

عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىٰ

(yaitu) di Sidratil Muntaha. (QS An-Najm Ayat 14)

Di dalam tafsir Al-Mukhtashar dijelaskan bahwa Sidratul Muntaha, yaitu pohon yang besar sekali berada di langit ketujuh.

Baca Juga:  Apakah Gusi Berdarah Dapat Membatalkan Wudhu? Berikut Penjelasannya

Itulah sedikit pengertian Isra dan Mi’raj. Selanjutnya kami akan sajikan hikmah serta pelajaran yang dapat kita ambli dari peristiwa Isra Mi’raj tersebut.

Dalam peristiwa Isra Miraj ini terdapat empat pelajaran penting, yang dapat diambil oleh umat Islam.

Pertama, sebagaimana yang dinyatakan para ulama hikmah perjalanan (Isra’ Mi’raj) Nabi Muhammad SAW adalah untuk menghiburnya.

Pasalnya, saat itu beliau mengalami duka cita yang amat mendalam (‘Ām al-Ḥuzn). Sebelum terjadinya Isra’ Mi’raj, beliau ditinggal orang-orang terdekatnya, yaitu oleh Abu Thalib. Abu Thalib adalah pamannya yang selalu membelanya tak kala beliau mendapatkan ancaman dari orang-orang kafir Qurais.

Selain ditinggalkan oleh pamannya Nabi Muhammad juga ditinggalkan oleh istri tercinta dalam suka duka, yakni Siti Khadijah. Siti Khodijah adalah sosok istri yang rela mengorbankan segalanya demi perjuangan Rasul.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa di atas adalah, kita tidak boleh terlalu berlarut-larut dalam meratapi kesedihan. Tetap selalu bersabar sebesar apapun cobaan yang Allah berikan kepada kita.

Apabila kita sabar dalam menjalaninya, maka Allah akan memberikan yang lebih indah daripada apa yang kita bayangkan.

Kedua, ketika Nabi Muhammad sampai ke langit lapisan ketujuh. Beliau mendapatkan perintah kewajiban menjalankan shalat lima waktu bagi setiap muslim.

Baca Juga:  Hukum Membangunkan Orang Tidur untuk Shalat

Adanya perintah shalat telah memberikan pelajaran kepada kita bahwa seseorang yang melaksanakan shalat dengan Khusyuk, maka ia akan merasa diawasi oleh Allah, sehingga ia malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, berkata kotor, mencaci orang lain, berbuat bohong. Serta shalat mengerjakan sifat-sifat yang tidak disukai oleh Allah SWT.

Dan sebaliknya jika shalat kita sudah benar, maka percayalah ia akan membawa kita untuk melakukan banyak kebaikan. Hal ini senada dengan firman Allah SWT bahwa sesungguhnya shalat adalah mencegah dari perbuatan keji dan munkar.

Pemdek kata, pelajaran penting dalam hal ini, sejatinya, shalat merupakan mi’rajnya orang-orang Islam.

Ketiga, seperti yang telah dipaparkan di atas, dalam perjalanan Isra Miraj, terdapat penyebutan baitullah (Rumah Allah), yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Tentu perjalanan ke masjid tersebut bukan tanpa alasan.

Perjalanan itu adalah bentuk isyarat Rasulullah kepada kita bahwa masjid itu adalah bagian yang sangat penting bagi umat Islam.

Pelajaran yang dapat kita petik adalah membela Masjidil Aqsha dan sekelilingnya sama saja dengan membela agama Islam. Jadi wajib bagi setiap muslim untuk selalu berjuang dan berkorban sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, di manapun ada masjid wajib bagi kita untuk memberi perhatian.

Keempat, sungguh amat luar biasa kebesara Allah SWT. Sampainya Nabi Muhammad ke langit lapisan tujuh (Sitdratul Munthaha), Allah SWT memperlihatkan surga dan neraka. Namun, pada akhirnya Rasulullah SAW kembali lagi ke bumi dan diam di tengah masyarakatnya.

Baca Juga:  Boleh Menyampaikan Hadits Dhaif Tanpa Menjelaskan Statusnya

Kejadian ini telah memberi pelajaran bagi kaum muslimin, bahwa siapapun yang akan mengajak kebaikan, ia harus hidup di tengah masyarakatnya dengan segala problematika serta tantangannya.

Pada hakekatnya, Islam tidak hanya cukup ditampilkan di atas mimbar dan dalam kitab-kitab, tapi harus mampu terwujudkan dalam kehidupan nyata. Artinya memberikan contoh dengan pola tingkah laku. Dan itu hanya dapat dilakukan ketika kita berada di tengah-tengah masyarakat.

Demikian ulasan kami tentang empat hikmah serta pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Semoga kita kita bisa memetik hikmah dan mengambil pelajaran darinya. Amin. Wallahu a’lam bisshawab!

Faisol Abdurrahman