Jabir bin Hayyan, Ahli Kimia yang Pertama Kali Mendapat Gelar Sufi

Jabir bin Hayyan

Pecihitam.org – Sejarah mencatat, lewat kiprah para ilmuwan Muslim peradaban dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan banyak menemukan titik cahaya. Misalnya Jabir bin Hayyan atau yang di dunia Barat dikenal dengan nama Geber, ia banyak sekali sumbangsihnya di bidang ilmu kimia dan farmasi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun tahukah kamu, selain sebagai seorang ilmuwan Jabir bin Hayyan ternyata juga orang yang pertama kali mendapat gelar Sufi. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Jabir bin Hayyan al-Kuffi al-Sufi. Sumber lain ada yang menyebut sebagai Abu Musa dan bukan Abu Abdullah.

Jabir bin Hayyan merupakan orang yang zuhud, ahli riyadhah dan dianggap paling pantas sebagai wakil utama alkemi (ahli kimia) Arab pada masa-masa awal perkembangannya. Ia lahir di Kuffah, Irak pada tahun 721 M dan wafat pada tahun 815 M.

Ada yang berpendapat Jabir merupakan keturunan Arab, namun ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah orang Persia. Ayahnya bernama Hayyan, seorang ahli obat-obatan (apoteker) dari Kufah yang kemudian pindah ke Toos.

Selain mendapat gelar sufi oleh para ulama lainnya, tokoh besar ini juga seorang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi itu mengapa ia juga dikenal sebagai “The father of modern chemistry”.

Kontribusi terbesar Jabir bin Hayan adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini ia dapatkan dengan berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid dinasti Abbasiyah di Baghdad.

Baca Juga:  Imam Syafii Memuji Para Sufi, Wahabi Justru Mencaci Tasawwuf

Jabir bin Hayyan mampu mengubah pandangan tentang berbagai fenomena alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang mustahil untuk dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.

Dalam penelitiannya Jabir mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Ia menekankan bahwa kuantitas zat berkorelasi dengan reaksi kimia yang terjadi. Dari ini akhirnya Jabir dianggap telah merintis penemuan hukum perbandingan tetap.

Kontribusi lainnya yaitu ia menjelaskan tentang proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut dengan lebih sempurna.

Penemuan-penemuannya ini telah menjadi landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini. Jabir bin Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.

Penemuan

Jabir terus bekerja dan bereksperimen dalam bidang kimia dengan tekun di sebuah laboratorium dekat Bawaddah di Damaskus. Bahkan instrument-instrument yang digunakan untuk eksperimentnya ia buat sendiri baik dari bahan logam, tumbuhan dan hewani.

Baca Juga:  Umar bin Abdul Aziz, Khalifah Bani Umayyah yang Dikenal Sebagai Khulafaur Rasyidin Kelima

Di laboratoriumnya itulah Jabir berhasil menemukan berbagai penemuan besar yang sangat bermanfaat sampai saat ini, seperti asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik destilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.

Selain itu di laboratorium tersebut pula telah ditemukan berbagai peralatan kimia miliknya yang hingga kini masih mempesona, dan sebatang emas yang cukup berat.

Jabir Ibn Hayyan juga yang pertama kali mencatat tentang pemanasan wine yang ternyata menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan Etanol.

Bukan hanya penemuan-penemuannya yang luar biasa, namun pemikirannya juga sangat berpengaruh bagi para ilmuwan muslim lainnya seperti Al-Razi (9 M), Tughrai (12 M) dan Al-Iraqi (13 M). Selain itu buku-buku yang ditulisnya pun banyak dipakai ilmuwan-ilmuwan Eropa.

Karya-Karya Jabir bin Hayyan

Tidak hanya tentang kimia, Jabir juga menulis hampir semua cabang ilmu yang mulai berkembang pesat pada masa hidupnya seperti logika, matematika, kedokteran, fisika, dan lain-lain. Karya tulisnya berjumlah lebih dari 80 buah dan banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Namun karya-karyanya di bidang kimia (alkemi) yang membuat namanya menjulang di seantero dunia.

Baca Juga:  Karomah Rabi'ah Al Adawiyah Sang Sufi Perempuan

Beberapa karyanya adalah;

  1. Kitab al-Kimya (diterjemahkan oleh Robert of Chester – 1144)
  2. Kitab al-Sab’een (diterjemahkan oleh Gerard of Cremona – 1187).
  3. Book of the Kingdom, Book of the Balances dan Book of Eastern Mercury (diterjemahkan oleh Marcelin Berthelot).
  4. Kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke Inggris menjadi The Book of the Composition of Alchemy).
  5. Kitab Al-Sab’een.
  6. Kitab Al Rahmah.
  7. Al Tajmi.
  8. Al Zilaq al Sharqi dan masih banyak lagi.

Rujukan:

  • Rida, Muhyiddin Mas. 2012. 147 Ilmuwan Terkemuka Dalam Sejarah Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Cet. Ke-2
  • Basori, Khabib. 2009. Ilmuwan-Ilmuwan Muslim Pengubah Zaman. Klaten: Penerbit Cempaka Putih. Cet. Ke-2.
  • Hadi, Saiful. 2013. 125 Ilmuwan Muslim Pengukir Sejarah. Jakarta: Insan Cemerlang dan Intimedia Cipta Nusantara. Cet. ke-1
Arif Rahman Hakim
Sarung Batik