Jangan Memarahi Anak Ketika Mereka Melakukan Kesalahan, Tapi Tegurlah dengan Lembut

Jangan Memarahi Anak Ketika Mereka Melakukan Kesalahan, Tapi Tegurlah dengan Lembut

Pecihitam.org – Anak-anak selalu mengaktualisasikan dirinya tahap demi tahap seiring dengan perkembangan kepribadiannya. Kadang anak melakukan kesalahan ketika meniru suatu adegan yang dilakukan orang tuanya. Maka sebagai orang tua yang hebat dan baik, seyogyanya kita jangan memarahi anak ketika di masa-masa mereka berekspolarasi seperti itu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ketika mereka belajar berjalan, pasti ada kalanya ia terjatuh. Ketika belajar di sekolah, ia pasti melakukan kesalahan-kesalahan lainnya. Ketika membantu pekerjaan kita, ia pun tak bisa melakukannya secara sempurna.

 Janganlah cemas jika kita menghadapi hal ini. Anak-anak kita sedang memasuki tahapan istimewa yang dinamai belajar, yaitu cikal bakal menuju pintar.

Ingatlah, bukankah waktu kita kecil juga mengalami hal yang sama dan ibu kita memperlakukan dengan sabar?. Kadang dari bibir kita begitu saja meluncurkan kata-kata kasar kepada anak-anak. Marah-marah kepada mereka disertai ekspresi yang menakutkan. Sesungguhnya sikap seperti ini dilarang dalam Islam.

Rasulullah saw. tidak pernah marah terhadap anak-anak jika melihat mereka melakukan kekeliruan. Rasulullah saw. membetulkan kesalahan orang lain dengan cara memberi teladan secara langsung.

Dengan cara begitu Rasulullah saw. telah menghapus kesalahan sampai ke akar-akarnya, dan itulah yang harus dicontoh oleh para pendidik atau orang tua.

Kita wajib meneladani sikap Rasulullah tersebut. Jika kita menegur dengan kata-kata yang kasar, anak-anak akan merasa takut. Otomatis, ia tidak akan menyukai kita.

Baca Juga:  Nikah Tahlil, Bagaimana Hukum Pernikahan Macam Ini?

Ia kan membenahi kesalahannya karena malas berusan dengan kita, akibatnya ia melakukannya dengan tidak ikhlas.

Jika kita menegurnya dengan lembut, anak-anak pun akan segera memperbaikinya dengan senang hati. Dengan begitu, ia menjadi dekat bahkan akrab dengan kita. Ia pun akan memperbaiki kesalahannya dengan senang hati.

Dari Anas bin Malik ra. ia berkata: “Saya telah menjadi pelayan Rasulullah saw. selama sepuluh tahun. Demi Allah, beliau sama sekali tidak pernah mencela saya, tidak pernah mengatakan kepada saya: ‘uff’, tidak pernah mengatakan kepada saya atas sesuatu yang saya kerjakan: ‘kenapa kamu mengerjakannya?’ dan tidak pernah juga mengatakan atas sesuatu yang belum saya kerjakan: ‘kenapa kamu tidak mengerjakannya?’” (HR. Ahmad)

 Contoh tersebut menunjukkan betapa marah kepada anak-anak adalah hal besar yang harus kita kendalikan. Jangan mudah marah ketika melihat anak-anak kita melakukan kekeliruan.

Marah akan membuat mereka ketakutan. Hal ini merugikan bagi perkembangan psikologi anak. Jika kita terbiasa marah, ia pun akan malas atau takut jika sewaktu-waktu ingin menyampaikan keinginan hatinya.

Jika anak kita bertengkar dengan anak yang lain, maka itu hal yang lumrah asalkan tidak membahayakan  dan merugikan. Ketika hari ini bertengkar, lihatlah besok harinya atau nanti mereka akan kembali bermain bersama.

Baca Juga:  Bagaimana Hukum Bersetubuh dengan Istri Tetapi Membayangkan Wanita Lain?

Jadi kita tidak perlu memarahi anak kita atau anak orang lain. Tapi damaikanlah mereka dengan kata-kata yang lembut. Katakan kepada mereka bahwa mereka adalah teman baik. Ajarilah mereka untuk saling memaafkan. Dengan begitu, anak-anak kita akan kembali bergaul dengan akrab.

Pada dasarnya anak-anak suka dengan kelembutan. Apabila kita membenahi kesalahan mereka dengan lemah lembut, maka ia akan meniru sikap kita. Dalam bergaul dengan teman-temannya ia pun akan bersikap lembut.

Ajarkan kepada anak bahwa orang lain tidak akan bersimpati kepada kita karena kita sering marah-marah, tetapi sebaliknya. Rasulullah saw. menganjurkan supaya kita sanggup menahan diri dalam kemarahan.

Rasulullah saw. pernah bersabda dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim

“Bukanlah orang kuat itu karena bergulat. Sesungguhnya orang yang kuat itu adalah yang mampu menguasai diri ketika sedang marah.” (HR. Muslim)

Sebagai orang tua kita harus bisa membedakan kesalahan yang dilakukan anak-anak kita. Apakah itu kesalahan yang biasa dilakukan anak-anak atau kesalahan yang berhubungan dengan agamanya.

Kesalahan yang biasa dilakukan oleh anak-anak merupakan hal yang lumrah dan kita pun menegurnya dengan wajar. Apabila anak-anak melakukan kesalahan dalam hal agamanya maka kita berkewajiban harus segera membenahinya, kemudian menyadarkannya menuju jalan yang benar.

Baca Juga:  Larangan Kekerasan Seksual Dalam Rumah Tangga

Melanggar perintah Allah swt. akan membuat Allah tidak sayang kepada kita, dan sebaliknya. Iman dan taqwa akan membuat Allah mencintai kita, betapa indahnya jika kita hidup dalam naungan cinta Allah. Begitulah yang wajib kita tanamkan di dalam sanubari anak-anak kita.

Oleh karena, itu jangan memarahi anak ketika mereka melakukan kesalahan, akan tetapi sebaliknya betulkanlah kesalahan yang dilakukan oleh mereka. Sayangilah anak-anak kita dengan baik dan lemah lembut, supaya ketika mereka dewasa nanti maka mereka senantiasa akan selalu berbuat baik dan menghormati kita sebagai orang tuanya yang mereka cintai dan sayangi.   

Demikianlah uraian singkat ini. Semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca semuanya. Amin. Jangan memarahi anak, tapi datanglah mereka!

Mehri Andani MB