Penting! Inilah Kalimat yang Dilarang Terucap Saat Berdoa

kalimat yang dilarang saat berdoa

Pecihitam.org – Berdoa merupakan ibadah yang dilakukan seorang hamba untuk meminta sesuatu kepada sang Pencipta. Bagi umat Islam, berdoa bisa dilakukan kapan saja dan kebanyakan dilaksanakan usai shalat baik wajib atau pun sunnah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Berdoa tidak sebatas bermunajat dan berdzikir semaunya saja, sebab ada adab yang mengaturnya. Dan ternyata jarang yang tahu, ada kalimat yang dilarang atau tidak boleh diucapkan saat berdoa.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw menjelaskan bahwa kalimat ini sering diucapkan namun sebenarnya tidak diperbolehkan. Bahkan beberapa diantaranya ada menganggap baik menggunakan kalimat ini. Karena memang, sepintas seperti tidak ada yang salah dengan kalimat tersebut.

Rasulullah Saw menyampaikan bahwa kalimat yang satu ini tidak disukai oleh Allah dan umat Islam dilarang mengucapkan saat berdoa. Kalimat yang dimaksud adalah,

“Ya Allah jika Engkau berkenan maka berilah aku (isi permohonan)”
“Ya Allah (isi permohonan) jika Engkau berkenan”

Sepintas dalam kalimat tersebut tidak ada yang salah. Bahkan beberapa dari kita mungkin malah sering mengucapkannya ketika berdoa. Memang kalimat ini punya kesan lembut dan tidak memaksa Allah dalam berdoa. Namun ternyata kalimat tersebut dilarang untuk diucapkan ketika berdoa.

Baca Juga:  Arti Dua Kalimat Syahadat Bagi Orang Islam

Hal ini sebagaimana hadist Nabi riwayat Imam Bukhari yang artinya:

“Apabila salah seorang dari kalian berdoa, hendaklah ia sungguh-sungguh dalam memohon dan janganlah ia mengucapkan, ‘Ya Allah jika Engkau berkenan maka berilah aku.’ Karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memaksa-Nya” (HR. Bukhari)

“Janganlah kalian mengucapkan ‘Ya Allah ampunilan aku jika Engkau berkenan. Ya Allah rahmatilah aku jika Engkau berkenan’. Tapi hendaknya ia sungguh-sungguh dalam memohon karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memaksa-Nya” (HR. Bukhari)

Ibnu Abdil Barr lantas menjelaskan tentang maksud hadist tersebut. Menurutnya tidak ada yang bisa memaksa kehendak Allah Swt. Allah hanya melakukan dan mengabulkan apa yang dikehendaki-Nya.

Ibnu Abdil Barr bahkan mengatakan bahwa ucapan ini hukumnya haram ketika berdoa. Sedangkan Imam Nawawi berpendapat bahwa hukumnya adalah makruh. Adapun, saat berdoa hendaknya seorang hamba bermunajat dengan sungguh-sungguh dan meyakini bahwa doanya tersebut akan dikabulkan oleh Allah.

Doa merupakan komunikasi langsung seorang hamba dan Tuhannya. Maka tak heran, jika doa adalah bentuk ekspresi kefaqiran dan kebutuhan seorang hamba kepada Penciptanya. Itulah mengapa sangat penting untuk kita pahami adab dalam berdoa.

Baca Juga:  Inilah 5 Kriteria Jika Ingin Menilai Suatu Hadis Shahih atau Tidak

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin dan Imam An-Nawawi dalam karyanya Al-Adzkar menyebutkan terdapat 10 adab berdoa sebagaimana berikut:

  • Pertama, Menantikan waktu-waktu mulia seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat, sepertiga terakhir dalam setiap malam, dan waktu sahur.
  • Kedua, memanfaatkan kondisi-kondisi istimewa untuk berdoa seperti saat sujud, saat dua pasukan berhadap-hadapan siap tempur, ketika turun hujan, dan ketika iqamah shalat dan sesudahnya.
  • Ketiga, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dan mengusap wajah seusai berdoa.
  • Keempat, mengatur volume suara agar tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu rendah.
  • Kelima, tidak berlebihan dalam penggunaan kata-kata, karena dikhawatirkan justru melewati batas dalam berdoa.
  • Keenam, berdoa dengan penuh ketundukkan, kekhusyukan, dan ketakutan kepada Allah Swt.
  • Ketujuh, mantap hati dalam berdoa, meyakini pengabulan doa, dan menaruh harapan besar dalam berdoa. Sufyan bin Uyaynah mengatakan,

    “Sadar akan kondisi dirimu jangan sampai menghalangimu untuk berdoa kepada-Nya. Allah, tetap menerima permohonan Iblis yang tidak lain adalah makhluk-Nya yang paling buruk.”
  • Kedelapan, meminta terus menerus dan jangan lelah dalam berdoa.
  • Kesembilan, mengawali doa dengan lafal dzikir, pujian dan shalawat. Demikian pula ketika mengakhiri doa.
  • Kesepuluh, tobat, mengembalikan benda-benda kepada mereka yang teraniaya, dan menghadap Allah Swt dengan cara mematuhi segala aturan agama. (Pasal sepuluh ini yang sangat penting).
Baca Juga:  Penjelasan Imam Ghazali Tentang Menuntut Ilmu Hanya untuk Mengejar Pangkat

“Pasal kesepuluh, ini pasal terpenting dan cukup mendasar dalam pengabulan doa, yaitu tobat, mengembalikan benda-benda kepada mereka yang teraniaya, dan “menghadap” Allah SWT,” (Lihat An-Nawawi, Al-Adzkar Al-Adzkarul Muntakhabah min Kalami Sayyidil Abrar, Kairo, Darul Hadits, 2003 M/1424 H, halaman 372).

Demikian semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik