Kapan Orang Miskin Masuk Surga? Ini Penjelasan Haditsnya

Kapan Orang Miskin Masuk Surga

Pecihitam.org – Ada sejumlah riwayat dalam beberapa kitab hadis yang tergolong kutub al-tis’ah yang membahas mengenai peluang kapan orang miskin masuk surga. Salah satunya adalah Hadis Riwayat Imam at-Tirmidzi nomor 2276 dalam Sunan at-Tirmidzi kitab al-Zuhud ‘an Rasulullah bab Ma Ja’a an Fuqaraa al-Muhajirina Yadhuluna al-Jannata Qabla Aghniyaihim.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Hadis serupa terdapat pada Sunan Ibnu Majah kitab al-zuhud nomor 4112 dan Sunan Ahmad nomor 7605. Bunyi hadisnya sebagaimana berikut ini:

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْخُلُ الْفُقَرَاءُ الْجَنَّةَ قَبْلَ الْأَغْنِيَاءِ بِخَمْسِ مِائَةِ عَامٍ نِصْفِ يَوْمٍ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan Telah menceritakan kepada kami Qabishah telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Muhammad bin ‘Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Orang-orang miskin masuk surga lima ratus tahun setengah hari terlebih dahulu sebelum orang-orang kaya.” Berkata Abu Isa: Hadis ini hasan shahih.”

Hadis di atas seringkali dipahami secara parsial dan tekstual, sehingga perlu ditinjau kembali pemaknaannya dalam kehidupan sehari-hari. Masalah kemiskinan merupakan problem yang selalu eksis sepanjang peradaban umat manusia.

Baca Juga:  Inilah Beberapa Pahala Memberi Buka Puasa di Bulan Ramadhan

Di kalangan umat Islam sendiri problem kemiskinan masih selalu renyah didiskusikan. Islam sebagai agama yang lengkap dan utuh (QS. al-An’am (6): 38) tentunya cukup respon terhadap masalah yang sangat krusial untuk dicarikan solusinya ini.

Secara sanad, hadis di atas berpredikat hasan shahih menurut at-Tirmidzi. Artinya, hadis tersebut dapat dijadikan hujjah. Lain halnya secara matan, makna hadis tersebut perlu digali lagi lebih dalam, sebab, jika tidak, maka akan terjadi benturan disana-sini. Terlebih saat ini di mana harta menjadi suatu yang sangat penting. Dengan harta, seseorang bisa beramal, bersedekah, menyantuni fakir miskin, dan sebagainya.

Hadis di atas berkaitan dengan asbabun nuzul QS. Al-An’am (6): 52 yaitu ketika Rasulullah saw. sedang duduk bersama orang mukmin yang dianggap rendah dan miskin oleh sebagian kaum Quraisy, datanglah beberapa pemuka Quraisy hendak bicara dengan Rasulullah, tetapi mereka enggan duduk bersama mukmin itu, dan mereka mengusulkan supaya orang-orang mukmin itu diusir saja.

Situasi yang terjadi pada masa itu menunjukkan bahwa pada zaman Nabi terdapat orang kaya yang pelit dan enggan membantu sesamanya yang membutuhkan. Bahkan ada di antara mereka yang tidak berkenan duduk bersama dengan orang-orang miskin dalam satu majelis.

Baca Juga:  Anak adalah Anugerah namun Juga Amanah Allah yang Wajib Dijaga

Adanya jarak yang lebar antara orang kaya dan miskin menciptakan anggapan bahwa orang mukmin kaya lebih beruntung dibanding orang mukmin miskin. Hal ini disebabkan bahwa orang mukmin sama-sama mengerjakan perintah Allah ta’ala seperti beribadah, berpuasa, tetapi orang mukmin kaya bisa bersedekah, sedangkan orang mukmin miskin tidak dapat mengeluarkan hartanya untuk bersedekah.

Karena itu, Rasulullah saw. menyampaikan bahwa bersedekah tidak hanya dengan harta, namun juga dapat dilakukan dengan menyebut asma Allah, bertahmid, bertakbir, tahlil, dan sebagainya.

Hadits tentang didahulukannya orang miskin masuk surga ini muncul dalam rangka untuk memberi semangat kepada orang-orang miskin dalam bertahan hidup dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Hal ini terlebih karena kemiskinan lebih dekat dengan kekufuran.

Kaya dan miskin adalah sebuah ujian bagi manusia. Seberapa kuat mereka menghadapi ujian tersebut, itulah nilainya. Tanpa disertai iman yang kokoh, orang kaya akan menghambur-hamburkan hartanya tanpa kendali, menindas kaum lemah, dan sewenang-sewenang serta hidup hedonis.

Baca Juga:  Penting Bagi Orang Tua! Kenali Tanda-tanda Baligh pada Anak

Begitu juga dengan orang miskin yang tanpa iman yang kuat. Mereka akan selalu diliputi penyakit hati seperti iri hati, ghibah, dengki, dan sebagainya sehingga dapat pula memicu tumbuhnya kriminalitas.

Oleh sebab itu, arti miskin yang masuk surga lebih dahulu daripada orang kaya pada Hadis riwayat Imam at-Tirmidzi yang disebutkan di atas adalah mereka yang mampu menghadapi ujian kemiskinannya, selalu berusaha dan menyerahkan dirinya kepada Allah, mempertahankan dan bahkan terus meningkatkan iman dan taqwanya, serta selalu mempertahankan kesalehan sosialnya.

Sementara itu, mengapa orang kaya dinomorduakan masuk surganya dibanding orang miskin?. Hal ini dikarenakan semua harta mereka dipertanggungjawabkan di hadapan Allah ta’ala, dihitung, dihisap seberapa besar amalnya, dan digunakan untuk apa saja selama di dunia.

Siti Mariatul Kiptiyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *