Karena Rindu Rasulullah, Batang Kurma Ini Hampir Menangis Sampai Kiamat

Rindu Rasulullah

Pecihitam.org – Siapakah yang tak rindu dengan sosok junjungan kita baginda Rasulullah SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya. Rasulullah Saw tidak hanya dicintai oleh umat pada zamannyanya saja, bahkan umatnya yang belum pernah bertemu hingga kini pun mencintai dan sangat rindu dengan beliau. Pesona dan karisma baginda Nabi tak pernah lekang oleh waktu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Tidak hanya umat manusia saja, bahkan hewan dan tumbuhan pun ikut rindu pada Rasulullah Muhammad Saw. Seperti kisah yang terjadi pada sebatang pohon kurma yang terisak-isak menangis karena kerinduannya kepada Rasul.

Beruntung kasih sayang nabi tidak terbatas kepada manusia saja namun juga pada makhluk Allah lainnya. Jika saat itu Nabi tidak menenangkannya, niscaya batang kurma tersebut akan menangis hingga hari kiamat.

Nabi yang mendengar tangisan tersebut akhirnya memegang dan memeluk batang kurma itu dengan penuh kasih sayang. Hingga akhirnya, batang pohon kurma pun diam berhenti dari tangisannya. Seperti apa kisah tersebut? Simak selengkapnya!

Kisah ini terjadi ketika Rasulullah menjadi imam memimpin Shalat Jumat di Masjid Nabawi Madinah. Saat Khutbah Jumat, biasanya Rasulullah SAW sambil menyandarkan tubuhnya pada batang pohon kurma.

Akan tetapi, seiring waktu, umat Islam semakin banyak dan jamaah jumat pun bertambah. Hingga beliau tak terlihat oleh jamaah yang berada di shof atau barisan belakang. Para sahabat akhirnya berinisiatif untuk membuat mimbar agar Nabi tampak oleh makmum yang berada di shaf bagian belakang.

Baca Juga:  Kisah Al Azhar Tidak Jadi Tutup Berkat Presiden Soekarno dan Peci Hitamnya

Pada hari Jum’at selanjutnya, mimbar sudah selesai dan siap digunakan Nabi SAW. Seperti biasa beliau keluar dari kamar langsung menuju mimbar dengan melewati pohon kurma yang biasa dia jadikan tempat bersandar sambil memberikan khutbahnya.

Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdiri di atas sebatang pohon kurma ketika berkhutbah. Setelah dibuatkan mimbar, kami mendengar sesuatu pada batang pohon kurma tersebut seperti suara teriakan unta yang bunting. Sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam turun, lalu meletakkan tangannya pada batang kurma tersebut. Setelah itu, batang pohon itu pun diam.”

Dalam riwayat lain disebutkan, “Ketika hari Jum’at, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di atas mimbar. Lalu batang kurma yang biasa beliau berkhutbah di sana itu berteriak, hampir-hampir batang kurma itu terbelah.”

Akhirnya Rasulullah pun turun dari mimbar, lalu beliau mendekati pohon kurma yang biasa beliau sandari ketika khutbah. Kemudian beliau meletakkan tangannya yang mulia ke batang pohon kurma itu dan mengusapnya. Setelah beliau memeluk pohon kurma tersebut, perlahan-lahan tangisan mereda dan kemudian ia tenang kembali.

Baca Juga:  Kisah Gus Dur Nyantri di Tegalrejo, Dari Kolam Ikan hingga Masjid vs Gamelan

Di lain sisi, banyak sahabat yang mendengar Nabi berbicara kepada pohon kurma tersebut;

“Maukah kamu aku pindahkan ke kebun kurma semula, agar bisa berbuah dan memberikan makanan bagi orang-orang yang beriman? Atau aku pindahkan kamu ke surga, setiap akarmu meminum air dari minuman surga, lalu para penghuni surga menikmati buah kurmamu?”

Dan ternyata pohon kurma itu memilih pilihan kedua, Rasulullah Saw pun bersabda: Af’al Insya Allah sebanyak 3 kali. “Demi Allah, yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalau tidak aku tenangkan dia, dia akan terus merintih hingga hari kiamat karena kerinduannya kepada Rasulullah SAW.”

Mungkin beberapa dari kita akan bertanya, masa iya benda mati seperti batang pohon kurma bisa menangis? Hal itu bagi Allah SWt sangatlah mungkin. Bukankah dalam Firman-Nya telah dijelaskan, bahwa seluruh makhluk dilangit dan di bumi serta semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Namun, kodrat manusia tidak mampu mendengarkan suara tasbihnya.

Baca Juga:  Syaikh Abu Yazid al-Busthami dan Ketidakberdayaan Manusia di Hadapan Tuhannya

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra’: 44)

Demikian pula Nabi Muhammad SAW, oleh Allah beliau diberi keistimewaan untuk mampu mendengarkan apa yang manusia biasa tidak bisa dengar. Sama juga seperti Nabi Isa As yang diberi keistimewaan oleh Allah bisa menghidupkan orang mati.

Semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik