Karomah Kyai Hamid Pasuruan: Seorang Pemain Togel Pun Bertaubat

Karomah Kyai Hamid Pasuruan; Seorang Pemain Togel Pun Bertaubat

Pecihitam.org– Walaupun bukan tempat lahirnya Islam, Indonesia kaya akan ulama dan wali yang sangat terkenal, salah satunya seorang wali yang diliputi karomah yang berasal dari Pulau Madura, Kyai Hamid Pasuruan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Rumahnya senantiasa terbuka kepada siapapun. Kaya, miskin, pejabat, rakyat biasa, bahkan seorang bajingan dan penjudi pun, beliau terima.

Pernah suatu ketika ada seseorang meminta nomor togel ke Kyai Hamid. Beliau pun memberikan nomor dengan syarat jika dapat togel, maka uangnya harus dibawa ke hadapannya. Maka orang tersebut benar-benar memasang nomor pemberian Kyai Hamid dan menang. Janji pun ditepati. Uang hasil judi togel dibawa ke hadapan Kyai Hamid.

Sesampainya di ndlaem, oleh Mbah Hamid, begitu beliau disapa, uang tersebut dimasukan ke dalam bejana dan disuruhnya orang itu untuk melihat apa isinya. Terlihat isinya darah dan belatung. Lalu Kyai Hamid berkata, “Tegakah kamu memberi makan anak istrimu dengan darah dan belatung?” Orang itu pun menangis dan bertobat.

Begitulah Kyai Hamid. Beliau memberikan pendidikan dengan menerima seseorang apapun tabiat dan pekerjaannya. Namun kemudian dengan hikmah dan karomahnya, beliau bisa membuat sadar seorang penjudi, pemain togel.

Baca Juga:  Biografi Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, Pendiri Jamiyyah NU dan Pahlawan Nasional

Mbah Hamid Pasuruan yang pernah nyatri di Pondok Pesantren Termas ini memang dikenal luas sebagai wali yang sarat akan karomah.

Kisah lain tentang karomah beliau Allah tampakkan ketika penguasa Orde Baru mengajak Kyai Hamid bergabung dalam partai pemerintah.

Kyai Hamid menyambut ajakan itu dengan ramah dan menjamu tamunya yang dari kalangan birokrat. Ketika surat persetujuan masuk partai pemerintah itu disodorkan bersama pulpennya, Kyai Hamid menerimanya dan menandatanganinya.

Anehnya, pulpen tak bisa keluar tinta. Diganti polpen lain tetap tak mau keluar tinta. Akhirnya Kyai Hamid berkata, “Bukan saya yang tidak mau tanda tangan, tapi pulpennya yang tidur mau”.

Begitulah Kyai Hamid. Beliau menolak dengan cara yang halus dan tetap menghormati siapa saja yang bertamu ke rumahnya.

Karena terkenal sebagai ulama dan wali dengan karomahnya, hampir setiap pergi ke manapun Kyai Hamid selalu didatangi oleh umat, yang berduyun-duyun meminta doa pada beliau.

Baca Juga:  Wali Rajabiyyun, Kekasih Allah yang Tampak Karomahnya Hanya Ketika Bulan Rajab

Bahkan ketika pergi haji ke Mekkah pun banyak orang tak dikenal dari berbagai bangsa yang datang dan berebut mencium tangan beliau. Dari mana orang tau tentang derajat Kyai Hamid? Mengapa orang selalu datang memuliakannya? Konon inilah keistimewaan beliau. Derajatnya ditinggikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Karomah Kyai Hamid Pasuruan tidak didapat begitu saja. Ini adalah berkah dari riyadhah dan tirakat beliau yang memang dikenal semenjak semasih santri.

Beliau sering menyendiri di kamar untuk membaca dzikir dan wirid. Bahkan di waktu-waktu luang, beliau sering menyendiri pergi ke kebun untuk khalwat dan pada tirakat.

Dan faktor lain yang menjadikan beliau sebagai seorang wali yang keramat adalah kebiasaannya berziarah ke makam para wali dan ulama.

Diketahui, beliau serong ziarah ke makam gurunya, Habib Jafar bin Syaikhon Assegaff dan mertua sekaligus pamannya, KH Achmad Qusyairi Shiddiq di pemakaman barat Masjid Agung Al-Anwar Pasuruan. Maka wajar jika Allah karuniakan karomah kepada Kyai Hamid Pasuruan. Karena hasil tak pernah mengkhianati proses.

Baca Juga:  AGH. Muhammad Nur, Ulama Ahli Hadits NU dari Tanah Bugis

Proses mujahadadah Mbah Hamid pun demikian, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Ankabut

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Ankabut ayat 29)

Wallahu a’lam!

Faisol Abdurrahman