Keajaiban Sholawat Kepada Nabi Muhammad Saw

keajaiban sholawat

Pecihitam.org – Membaca Sholawat atas Nabi Muhammad SAW adalah sebuah anjuran yang nilainya adalah ibadah, dan sholawat juga bermacam variasinya, bahkan dalam Al-Qur’an juga banyak disebutkan tentang keutamaan sholawat yang mana salah satu perkara yang diperintahkan kepada manusia namun Allah dan para malaikat pun melakukannya yaitu Sholawat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebagaimana dalam surat Al-Ahzab: 56 Allah Swt berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)

Begitu mulianya Nabi Muhammad Saw, bahkan bagi siapa saja yang selalu membaca sholawat kepadanya niscaya Allah akan turunkan keajaiban. Dengan membaca sholawat ketidaktenangan yang dirasakan dalam dirinya akan sirna, bahkan dengan sholawat juga seseorang yang akan mendapat bahaya digagalkan oleh Allah SWT.

Sebagaimana kisah keajaiban sholawat yang dialami oleh Almaghfurlah KH Masduqie Machfudh, Rais Syuriyah PBNU periode 2010-2015. Ketika Kyai Masduqie muda berada di Pesantren, suatu ketika ia mendapat gangguan jin di sebuah masjid yang biasa menjadi tempatnya belajar, sehingga sampai tiga hari Masduqie ingin selalu makan banyak dan anehnya tidak bisa buang hajat. Dan dihari keempat, tubuhnya pun merasa panas dan saat itu juga beliau berpesan kepada adik laki-lakinya.

Baca Juga:  Menurut KH Marzuqi Mustamar, 3 Hal Ini Menjadi Syarat Wajib Ulama

Beliau berpesan “dek nanti kalau aku mati, tolong jangan bawa pulang jenazahku ke Jepara tetapi di kuburkan di Jogja saja.” Kiai Masduqie datang ke Jogja berniat untuk mondok. Beliau khawatir syahidnya hilang jika wafat di Jogja namun jenazahnya dimakamkan di Jepara. Dengan begitu si adik merasa semakin khawatir dengan kondisi masnya. Kemudian sang adik mengajak masnya untuk menemui seorang kiai. “Mari mas kita pergi ke kiai itu, kiai yang Mas biasa ngaji di hari Ahad.”

Kiai Masduqie menerima ajakan si adik, dan pergilah mereka berdua dengan menaiki becak. Sampai di rumah pak Kyai pukul satu malam. Padahal sejak pukul 10 malam adalah waktu khusus sang Kiai untuk melaksanakan ibadah kepada Allah. Karena melihat Masduqie dan adiknya datang kemudian sang Kiai mempersilahkan mereka berdua untuk istirahat di rumah.

Kyai Masduqie muda pun tertidur dan baru beberapa jam tepatnya pukul 3 malam, beliau terbangun karena merasa mulas ingin buang hajat. Seketika rasa mulas dan panas dalam tubuhnya hilang. Pada pagi harinya beliau bertemu dengan pak Kiai. “Pak kiai, saya sakit” kemudian Pak Kiai malah tersenyum dan anehnya rasa panas yang beliau rasakan hilang seketika itu.

Baca Juga:  Baitul Makmur, Ka'bah di Langit ke Tujuh Kiblat Para Malaikat

Pak kyai dawuh, “Mas, kamu itu gila.” “Kenapa gila yai?” tanya Masduqie muda. “Iya, wong bukan penyakit dokter, sampean kok bawa ke dokter, ya uang sampean habis. Pokoknya kalau sampean ingin sembuh, sampean tidak boleh pegang kitab apapun.”

Padahal dua bulan yang akan datang Masduqie muda akan menghadapi ujian, namun beliau masih berpantangan untuk memegang kitab, dan pak Kyai hanya menyarankan untuk membaca Shalawat yang banyak.

Shalawat yang dianjurkan sebanyak 1000 shalawat dan setelah membacanya meminta do’a agar shalawat yang dibaca bisa menjadi wasilah dalam melaksanakan ujian nanti, dan meminta agar ujiannya lulus dengan nilai yang bagus.

Masduqie muda mengikuti saran dari pak Kyai sehingga sampai di hari ujian berlangsung beliau tidak belajar hanya membaca sholawat 1000 kali. Setelah melaksanakan ujian Masduqie muda dipanggil guru bahasa Jerman, dan beliau mendapat nilai 3.

Baca Juga:  10 Adab dalam Menuntut Ilmu yang Wajib Kaum Pelajar Ketahui

Si guru meminta kepada beliau untuk mengulanginya seminggu kemudian. Setelah seminggu Masduqie muda menanyakan lagi kepada guru Jermannya, beliau meminta ujian ulang bahasa Jerman. Namun sang guru malah membodohkannya bahwa nilainya adalah 8. Dari nilai 3 menjadi 8 berkat shoilawat, padahal beliau belum jadi mengulang ujiannya.

Setelah kejadian tersebut beliau tidak pernah meninggalkan membaca sholawat. Itulah pengalaman keajaiban sholawat KH. Masduqie Mahfudz saat muda. Jadi bisa kita ambil kesimpulan bahwa keajaiban sholawat itu tidaklah hayalan, semuanya nyata karena banyak yang sudah mengalami dan membuktikannya sendiri.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik