Keutamaan Membaca Tasbih, yang Harus Kamu Tau

keutamaan membaca tasbih

Pecihitam.org – Dalam kitab Syarh Mi’raj karya Syeikh Qalyubi, beliau menyebutkan tentang keutamaan membaca tasbih berdasarkan hadis Rasul SAW:

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

من قال إذا أصبح سبحان الله وبحمده ألف مرّة فقد اشترى نفسه من الله

“Siapa saja yang membaca سبحان الله وبحمده sebanyak seribu kali di pagi hari, maka orang tersebut telah membeli dirinya dari Allah SWT”. (Kanz al-‘Ummal, hadis ke 3568)

Maksud dari lafadz membeli diri dari Allah adalah membebaskan diri dari api neraka.

Dalam riwayat Shohih al Bukhari dari Abu Hurairah rajuga disebutkan, bahwa Rasul SAW bersabda:

من قال سبحان الله وبحمده في يوم مائة مرّة حُطّت خطاياه وإن كانت مثل زبد البحر

“Siapa saja yang membaca سبحان الله وبحمده  seratus kali disetiap harinya, maka akan dihapuskan semua dosanya, walaupun dosa itu diumpamakan seperti buih di lautan”.

Begitu juga disebutkan dalam riwayat Muslim, pada hadis ke 2731 dalam bab Keutamaan kalimat ‘Subhanallah wa bihamdih’

عن أبي ذرّ أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم سُئل أيّ الكلام أفضل قال ما اصطفى الله لملائكته أو لعباده سبحان الله وبحمده

Baca Juga:  Syekh Yusuf: Tidak Ada Tasawuf Bagi Orang Yang Tidak Berakal

Dari Abu Dzar bahwa Rasul shallahu ‘alaihi wassalam pernah ditanya oleh seseorang, ‘apakah ucapan dzikir yang paling utama, ya Rasulullah?’ kemudian beliau menjawab, ‘yaitu ucapan dzikir yang dipilihkan Allah bagi malaikat Nya dan para hamba Nya, yaitu; Subhanallah wa bihamdihi (Maha suci Allah, dan Maha Terpuji Dia).

Terdapat satu cerita dalam kitab Kifayah al-Muhtaj karya Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani, menceritakan tentang fadhilah dzikir kepada Allah.

Kisah itu menceritakan tentang seorang pemuda yang ahli Kasyaf. Kemudian ibu dari pemuda tersebut meninggal dunia. Maka hadirlah masyarakat untuk ikut serta dalam mengurus jenazahnya.

Diantara mereka hadirlah seorang ahli sufi. Ketika semua orang menunggu jenazah yang sedang di urus, tiba tiba pemuda (sang anak) tersebut berteriak dengan kuatnya, dengan muka yang pucat.

Lalu masyarakat yang hadir di tempat saling bertanya satu sama lain, lantas si pemuda tersebut menjelaskan: “Saya sedang melihat ibu saya dibawa ke neraka”.

Saat Syekh sufi mendengar perkataan tersebut, beliau berdoa dalam hatinya, “Wahai Tuhanku, aku bersaksi bahwa aku telah berdzikir untuk diriku sendiri sebanyak tujuh puluh ribu kali, maka aku akan sedekahkan semua amalan dzikirku kepada ibu seorang pemuda itu, ya Allah.”

Baca Juga:  Inilah Kedudukan Nabi Muhammad Saw di dalam al-Qur'an

Setelah lafadz tersebut diucapkan oleh Syekh sufi dalam hatinya, pemuda yang berteriak tadi tiba-tiba berhenti berteriak, kemudian raut mukanya berubah gembira.

Para masyarakat pun saling bertanya satu sama lain. Lalu pemuda tersebut menjelaskan, “Saya sekarang melihat ibu saya sudah keluar dari neraka dan sedang dibawa ke surga.”

Syekh Sufi lalu berkata: “Aku mendapat dua faedah dari kisah tersebut, pertama, pradugaku benar bahwa pemuda tersebut adalah ahli Kasyaf. Dan kedua, akan shahih nya hadis Rasul SAW tentang fadhilah dzikir kepada Allah.”

Maka tak perlu diragukan lagi, bahwa membaca kalimat tasbih mempunyai keutamaan yang besar. Salah satunya adalah, seperti dalam cerita yang sudah disebutkan diatas, yaitu saat seseorang membaca tasbih dengan penuh harap atas keridhoan Allah, maka Allah akan menurunkah rahmat untuknya, begitu pula Allah akan mengampuni dosanya.

Baca Juga:  Keyakinan Tidak Bisa Dihilangkan oleh Keraguan, Apa Maksudnya?

Amalan ini bukanlah amalan yang susah, namun tidak banyak yang mengerjakan nya, apalagi sampai pada tingkat istiqamah, padahal Allah sendiri telah menjanjikan banyak pahala bagi pembacanya. Semoga dengan adanya tulisan ini dapat mengingatkan kita untuk selalu berdzikir kepada Allah. Wallahu A’lam.

Nur Faricha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *