Benarkah Keutamaan Sholat Tarawih Berbeda Setiap Harinya? Begini Penjelasannya dalam Durratun Nasihin

Benarkah Keutamaan Sholat Tarawih Berbeda Setiap Harinya? Begini Penjelasannya dalam Durratun Nasihin

PeciHitam.org Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Sangat merugi bagi seorang muslim melewatkan bulan suci ramadhan tanpa membanyak amalan ibadah. Pelipat gandaan pahala sampai 70 kali, menjadikan berkah tersendiri dalam bulan ramadhan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kekhususan bulan ramadhan bukan hanya terletak dalam pelipat-gandaan pahala. Qiyamu Ramadhan atau dikenal dengan Sholat Tarawih juga merupakan tanda kekhususan bulan ramadhan yang hanya bisa didapatkan pada bulan ini.

Sholat Tarawih yang banyak dilakukan oleh umat islam memiliki segudang keutamaan sangat besar. Terlebih bagi muslim melaksanakannya dengan penuh ketaatan dan fuel tidak pernah kosong barang sehari. Pelaksanaan sholat tarawih lengkap selama sebulan dengan berjamaah tidak dilaksanakan oleh Rasulullah SAW.

Akan tetapi tidak menjadi larangan jika seorang muslim melakukannya sebulan penuh tanpa jeda dengan berjamaah di Masjid atau Mushalla. Keutamaan sholat Tarawih banyak disebutkan dalam kitab Durratun Nasihin.

Keutamaan sholat tarawih dalam kitab ini dispesifikasi menurut hitungan hari. Apakah benar dalil yang menyebutkan keutamaan tarawih berdasarkan hari? Berikut ulasannya!

Daftar Pembahasan:

Hukum Jamaah Sholat Tarawih

Waktu pelaksanaan sholat Tarawih dilakukan setelah sholat Isya dan sebelum sholat witir (sholat penutup). Seorang muslim yang melakukan sholat Tarawih sebelum sholat Isya tidak akan sah, serta tidak pantas. Hukum sholat Tarawih sunnah (dianjurkan) baik bagi laki-laki maupun perempuan.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ فَيَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 

Hadits di atas sangat jelas menyebutkan bahwa (يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ)-Rasulullah suka/ gemar untuk menghidupkan malam dibulan Ramadhan. Pilihan redaksi kata (يُرَغِّبُ) menunjukan bahwa sholat tarawih berhukum Sunnah.

Hukum Sunnah menandakan, jika seorang melaksanakannya maka akan mendapat pahala, sedangkan jika meninggalkan tidak mendapat dosa. Akan tetapi, seorang yang memenuhi Sunnah akan sangat disukai oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Baca Juga:  Qadha Puasa Ramadhan: Dalil, Niat dan Hukum Melaksanakan di Bulan Syawal

Ditambah lagi keutamaan Tarawih (غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ) yang akan dimaafkan segala dosa yang telah lampau. Barangsiapa yang melaksanakan sholat Tarawih dengan dorongan keimanan dan berharap pahala kepada Allah SWT, maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu. Sabda Rasulullah SAW ini dengan gamblang menjelaskan bahwa keutamaan Tarawih sangat besar.

Janji Rasulullah SAW sangat terang, Faidah Sholat Tarawih menghapuskan dosa-dosa orang yang melaksanakannya. Selain pahala sunnah yang diperoleh karena memenuhi tuntunan Rasulullah, bonus diampuni dosa adalah sebuah keutamaan tarawih yang tidak bisa dikesampingkan.

Dalil-dalil di atas tidak menyebutkan dengan cermat bagaimana seorang muslim melakukan sholat tarawih. Bisa dipahami bahwa Hadits ini bersifat umum dalam kerangka pelaksanaan sholat tarawih. Tidak ada keharusan untuk melakukan sholat tarawih berjamaah untuk menggapai keutamaannya.

Sholat tarawih berjamaah atau sendiri (munfarid) tidak menjadi penghalang seseorang mendapatkan keutamaan diampuni dosa yang telah lalu. Tentunya sholat tarawih akan lebih utama jika dilakukan secara berjamaah karena akan mengumpulkan kesunnahan dalam sebuah amalan.

Hukum Sholat tarawih berjamaah setidaknya pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW pada waktu pertama kali disyariatkannya sholat tarawih, yakni pada malam ke-23 tahun kedua hijriyah. Kesunnahan Hukum Sholat Tarawih secara berjamaah untuk menunjukan syiar Islam berjalan dengan baik.

Keutamaan Sholat Tarawih Menurut Durratun Nasihin

Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir menjelaskan dalam kitab Durratun Nasihin (Mutiara Para Penasehat) tentang keutamaan sholat tarawih. Penjelasan Syaikh Utsman as-Syakir tentang keutamaan tarawih lengkap selama sebulan dengan masing-masing keutamaan setiap harinya.

Penjelasan cuplikan beberapa keutamaan tarawih dalam kitabnya Durratun Nasihin yakni sebagai berikut;

  1. Keutamaan Tarawih malam pertama akan menjadikan muslim terampuni dosa-dosa seakan baru keluar dari perut ibunya.
  2. Jika seseorang melaksanakan sholat tarawih pada malam ketujuh menyamai keutamaan Nabi Musa AS yang diselamatkan Allah SWT dari kejaran Fir’aun dan Haman. Kita ketahui bersama bahwa Allah SWT menyelamatkan Musa AS dari kejaran Fir’aun termasuk pertolongan yang sangat besar.
  3. Keutamaan malam ke-11 hampir sama dengan keutamaan tarawih malam pertama, yakni akan dimatikan oleh Allah SWT dalam keadaan seperti bayi baru dilahirkan, bebas dari dosa.
  4. Keutamaan malam ke-16 yakni akan dituliskan oleh Allah SWT menjadi golongan orang-orang yang terbebas dari neraka dan mendapat jaminan masuk surga.
  5. Malam ke-29, Allah SWT akan memberikan keutamaan setara dengan pahala 1000 ibadah haji mabrur (diterima Allah).
Baca Juga:  Lelang Jabatan? Boleh Saja, Begini Kriteria Hukum dan Hikmahnya

Keutamaan tarawih dalam kitab durratun nasihin menjelaskan tentang hebatnya sholat tarawih yang hanya ada pada bulan Ramadhan. Tidak lain karena penghormatan Allah SWT kepada bulan yang mulia ini. pendapat Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad tidak terlepas dari kritik.

Pemaparan dalil yang lemah dan pahala yang sangat besar untuk sebuah amalan sunnah menimbulkan banyak bantahan dan sanggahan. Bagaimana seharusnya seorang Muslim menempatkan dalil kitab Durratun Nasihin ini?

Kritik Dalil dan Cara Memahaminya

Kitab Durratun Nasihin karya Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir mengenalkan banyak keutamaan sholat tarawih. Dalil yang dituliskan dalam kitab beliau sangat condong kepada superioritas sholat tarawih.

Keutamaan sholat tarawih tidak bisa dipungkiri banyak sekali dan besar. Dalil Rasullah SAW jelas mengatakan;

يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ فَيَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 

Artinya; “Rasulullah SAW suka menunaikan Qiyamu Ramadhan (Sholat Tarawih) dengan tanpa memerintahkan Sahabat (untuk melakukannya). Beliau bersabda barang siapa mendirikan (sholat tarawih) karena keimanan dan berharap pahala, maka akan diampuni dosa yang lalu”

Janji ampunan Allah SWT bagi mereka yang menghidupkan malam bulan Ramadhan dengan mendirikan sholat Tarawih. Dan Syaikh Utsman Asy-Syakir menambahkan tentang keutamaan sholat tarawih perhariannya.

Baca Juga:  Haid, Nifas dan Istikhadhah, Apa dan Bagaimana Hukum-hukumnya?

Beliau memaparkan, keutamaan sholat tarawih sangat Amazing, bahkan menyamakan pahala tarawih setara 1000 haji mabrur. Beberapa kritik dialamatkan tentang kelemahan dalil keutamaan sholat tarawih sebagai berikut;

  1. Kelemahan yang berbentuk Keganjilan matan keutamaan sholat tarawih. Sangat tidak proporsional menempatkan amalan wajib dengan pahala 1000 haji Sedangkan amalan puasanya saja tidak sedemikian superior.
  2. Dalam riwayat yang utarakan Syaikh Utsman Asy-Syakir tidak menyebutkan sanad maka sangat berisiko jika disematkan kepada Nabi SAW. Risiko utama ini akan jatuh kepada Kemaudluan (palsu) dalil yang menyebabkan tidak bisa dipakai sebagai landasan hukum.

Dua alasan ini menyebabkan dalil keutamaan sholat tarawih yang disebutkan setiap harinya lemah/ bahkan tidak bisa dijadikan dalil pijakan. Permasalahan dalam dalilm kitab Durratun Nasihin bukan menjadi penghalang untuk tidak mengamalkan sholat tarawih.

Sebelum ada dalil dalam kitab Durratun Nasihin, Rasulullah SAW telah menginformasikan bahwa mereka yang menghidupkan Ramadhan dengan menunaikan sholat tarawih akan terampuni dosanya. Walaupun dalil menurut Syaikh Ustman Asy-Syakir lemah, jika tidak disematkan kepada Rasulullah SAW tidak menjadi masalah.

Jika pendapat kitab Durratun Nasihin  merupakan pendapat pribadi seorang Ulama besar, maka mengikuti pendapat beliau menjadikan motivasi untuk giat menunaikan ibadah sholat tarawih. Toh, Ibadah ini bernilai Sunnah dan banyak mengandung keutamaan lainnya.

Ash-Shawabu Minallah

Mochamad Ari Irawan