KH Marzuki Mustamar: Jangan Sembarangan Cari Guru Agama, Pilihlah yang Ahlussunnah Wal Jamaah

Ahlussunnah Wal Jamaah

Pecihitam.org – Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar mengimbau kepada masyarakat, terutama warga NU agar hati-hati dalam memilih guru agama. Kyai Marzuki mengajak masyarakat agar mencari guru keagamaan dari kalangan Nahdlatul Ulama yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaah.

“Jangan sembarangan cari guru agama. Cari guru yang Ahlussunnah Waljamaah,” kata KH Marzuki Mustamar yang Disadur dari NU Online, saat Peringatan Nuzulul Qur’an di Masjid Jami’ Pondok pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Kamis malam (23/5).

Kiai Marzuki Mustamar mengungkapkan bahwa ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah memiliki tradisi keagamaan tersendiri yang sanadnya sambung dari generasi ke generasi hingga Rasulullah SAW.

Misalnya pengakuan Ahlussunnah Wal Jamaah terhadap empat khalifah setelah Nabi Muhammad SAW yang tidak diakui oleh golongan yang lain.

Baca Juga:  Perbedaan Karakteristik Ahlussunnah Wal Jamaah dan Firqah Lainnya

“Ada golongan menolak sahabat Nabi Muhammad SAW, ada golongan yang menganggap para sahabat adalah penkhiyanat. Saya khawatir ada pernyataan: ‘jangan percaya terhadap Al-Qur’an karena Al-Qur’an ditulis sahabat’. Lha sahabat mereka anggap khiyanat tidak bisa dipercaya, berarti Al-Qur’an yang ditulis (dibukukan) oleh para sahabat juga tidak bisa dipercaya,” ucapnya.

Ia menilai, pernyataan yang demikian itu membahayakan terhadap keimanan atau kepercayaan seseorang kepada ajaran Nabi yang ada dalam Al-Qur’an. Terlebih apabila seseorang yang taraf keimanannya masih rendah dan mudah tergoyah.

“Kalau golongan itu ragu terhadap sahabat, ragu terhadap kebenaran Al-Qur’an, maka nanti akan berakibat kepada keyakinan dan keimanan. Untuk itu demi menjaga itu harus ngaji kepada guru yang Ahlussunnah wal Jamaah,” imbuhnya.

Baca Juga:  Syaikh Abdul Fattah, Seorang Ulama Yaman Yang Taubat Jadi Wahabi

Selain itu, di luar kelompok Ahlussunnah Wal Jamaah, ada juga golongan menolak pemuliaan terhadap Ahlul Bait atau keturunan Nabi Muhammad SAW. Bahkan dari saking keras menolak, dalam sejarahnya, kelompok ini membunuh Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Padahal, lanjutnya, ajaran Nabi Muhammad yang diajarkan di Abad Ke-tujuh bisa sampai kepada kita yang hidup di Abad ke-21 dan di negara yang jaraknya sangat jauh dari Makkah, lantaran peran para Ahlul Bait.

“Menolak Ahlul Bait itu juga bahaya, karena banyak ajaran Nabi yang disampaikan lewat Ahlul Bait. Saat menolak Ahlul Bait, jangan-jangan juga menolak sekian persen ajaran Nabi yang diajarkan melalui Ahlul Bait,” tuturnya.

Dengan demikian, lanjut Kyai Marzuki Mustamar, sudah seharusnya warga NU menjadikan ulama-ulama Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai panutan NU dalam hal agama. Sebab para ulama ini, lanjutnya, selain menerima ajaran-ajaran Nabi yang disampaikan para sahabat, juga menerima ajaran dari para Ahlul Bait.

Baca Juga:  Komitmen NU Kawal Pancasila Jadi Poin Penting dalam Deklarasi Makkah Nahdiyyin Sedunia

“Misalkan Imam Syafi’I, selain menerima ajaran dari sahabat, juga menerima dari Ahlul Bait,” pungkasnya.

Sumber: NU Online

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *