Kisah Abu Nawas Mencari Neraka

Abu Nawas Mencari Neraka

Pecihitam.org – Sejak selesai shalat dzuhur hingga menjelang magrib, Abu Nawas berjalan kaki keliling Baghdad sambil membawa lampu penerang. Di setiap rumah Abu Nawas berhenti, lalu celingak-celinguk kanan-kiri, sambil tangannya yang membawa lampu minyak digoyang-goyangkan. Kemudian dia kembali berjalan dengan lampu tetap di tangan, entah apa yang dicari Abu Nawas.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Tentu saja tngkah Abu Nawas yang aneh ini menggegerkan penduduk Baghdad. Bagaimana bisa orang secerdas Abu Nuwas berjalan ditengah terik sinar matahari yang terang benderang membawa lampu?

“Sepertinya Abu Nawas mulai gila,” teriak seorang warga Baghdad.

“Khalifah Harun Al-Rasyid pasti malu punya staf ahli kerajaan yang gila,” celetuk yang lain.

Namun Abu Nawas tak menghiraukannya. Keesokan harinya lagi-lagi Abu Nawas keluar rumah membawa lampu minyak, kali ini bahkan lebih pagi. Dia tak bersuara dan terus berjalan: celingak-celinguk sambil tangannya yang membawa lampu minyak digoyang-goyangkan kanan-kiri.

Di hari kedua itu, beberapa orang masih menganggap Abu Nuwas waras. Mereka bertanya apa yang dicari Abu Nawas di siang hari dengan lampu di tangan.

“Saya sedang mencari neraka.” Jawab Abu Nawas.

Baca Juga:  Kisah Teladan Athiyah bin Khalaf, Pedagang Kurma dari Mesir

Ah, Abu Nawas memang mulai gila, pikir mereka.

Di hari ketiga Abu Nawas masih melakukan hal yang sama: celingak-celinguk di rumah orang, sambil tangannya yang membawa lampu minyak digoyang-goyangkan kanan kiri. Orang-orang akhirnya mulai tak sabar.

Undang-undang Baghdad melarang orang gila berkeliaran. Berbahaya. Sebab, seseorang bisa membunuh orang lain dengan berpura-pura gila, atau mengintip orang mandi dengan pura-pura gila.

Singkat cerita, Abu Nuwas pun ditangkap lalu diserahkan ke istana. Sejumlah musuh politik Khalifah Harun Al-Rasyid malah begitu gembira, kegilaan Abu Nawas bisa mereka ‘’goreng’’ untuk menyudutkan wibawa sang khalifah.

Benar saja, Khalifah pun dibuat malu bukan kepalang, lalu ia bertanya dengan nada keras:

“Abu Nawas, apa yang kamu lakukan dengan lampu minyak itu siang-siang begini?”

“Hamba mencari neraka, paduka yang mulia,” jawab Abu Nawas dengan enteng, tak ada tanda-tanda dia gila.

“Kamu gila, Abu Nawas. Benar, kamu sudah gila!”

“Tidak paduka, merekalah yang gila.”

“Siapa mereka?”

Abu Nuwas kemudian meminta orang-orang yang tadi menangkap dan menggiringnya ke istana dikumpulkan. Jumlah mereka ribuan. Ya siapa juga yang tak bakal menuduh Abu Nawas gila dengan tingkahnya yang aneh, bahkan khalifah sendiri pun menduganya gila.

Baca Juga:  Kisah Pemuda Faqir Yang Meminta Sesuap Makanan Pada Syeikh Junaid al-Baghdadi

Setelah mereka berkumpul di depan istana, Abu Nawas didampingi khalifah Harun mendatangi mereka.

“Wahai kalian yang mengaku waras!” teriak Abu Nawas kepada orang-orang di depannya. “Apakah kalian selama ini menganggap orang lain yang berbeda pikiran dan berbeda pilihan dengan kalian adalah munafik?”

“Benaaaaar.”

“Apakah kalian juga yang menyatakan para munafik itu sesat?”

“Betuuuuuul. Dasar sesat!”

“Jika mereka munafik dan sesat, apa konsekuensinya?”

“Hai Abu Nawas, kamu gila ya? Orang munafik pasti masuk neraka! Dasar munafik, kamu!”

“Baik, jika saya munafik, sesat, dan masuk neraka, di mana neraka yang kalian maksud? Punya siapa neraka itu?” jawab Abu Nawas dengan tenang. Kali ini lampu di tangannya diangkat tinggi-tinggi seolah dia masih mencari sesuatu.

Kali ini orang-orang di depan khalifah Harun mulai tak sabar. Mereka merasa diledek dengan Abu Nuwas dan lampu di tangannya.

“Hai Abu Nuwas, tentu saja neraka ada di akhirat dan itu milik Allah. Kenapa kamu tanya?”

“Paduka, mohon maaf,” kata Abu Nuwas. “Tolong sampaikan pada mereka, jika neraka ada di akhirat dan yang punya neraka itu adalah Allah, kenapa mereka di dunia ini gemar sekali menentukan orang lain masuk neraka? Apakah mereka asisten Allah yang tahu bocoran catatan Allah? Atau jangan-jangan merekalah yang gila?”

Baca Juga:  Kisah Kewalian Syekh Abdul Qadir al Jailani Dikalahkan oleh Seorang Perempuan

Ha-haaa-ha … Mendengar perkataan Abu Nawas, Khalifah Harun Al-Rasyid akhirnya tertawa. Baginya Abu Nuwas tetaplah sahabat dan stafnya yang jenaka. Khalifah lalu berkata sambil tertawa: “Abu Nuwas, besok siang lanjutkan mencari neraka. Jika sudah ketemu, jebloskan orang-orang ini ke dalamnya …”

*Dikutip dari Kumpulan Kisah Abu Nawas dengan penyesuaian yang diperlukan.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik