Kisah Cinta Ibnu Hazm al Andalusi Hingga Alasan Melupakan Sang Kekasih

kisah cinta Ibnu Hamz Al Andalusi

“Seandainya dulu kau menerima cintaku, mungkin aku telah gila karena kegirangan. Untung saja kau selalu berpaling dariku hingga aku bersabar dan melupakanmu” -Ibnu Hazm Al Andalusi

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pecihitam.org – Melupakan seorang kekasih, mungkin kalimat tersebut adalah kalimat yang tak akan mungkin dilakukan oleh seorang Qaiys yang telah cinta mati terhadap Laila, bahkan ketika Qaiys sendiri diminta untuk melupakan Laila, maka dengan sergap si Qaiys (Majnun) berkata;

“Bagaimana mungkin aku melupakan seseorang yang telah menjadi bagian dari diriku, bukankah Laila adalah aku dan aku adalah Laila?”.

Lain halnya dengan kisah seorang Ibnu Hazm al Andalusi yang mengharuskannya jatuh hati kepada seorang budak wanita yang hidup di dalam rumahnya, yang meskipun pada akhirnya ia berusaha untuk melupakannya.

Ibnu Hazm Al Andalusi, seorang sejarawan, ahli fikih dan imam Ahlu Sunnah di Spanyol Islam. Beliau tidak hanya dikenal karena produktivitas keliteraturannya, akan tetapi keluasan pengetahuan dan kepakarannya dalam berbahasa pun menjadi alasan mengapa beliau sangat familiar sampai sekarang ini.

Namun siapa sangka, di balik kehebatan beliau rupanya terselip kisah dirinya yang pernah jatuh hati pada seorang gadis yang hanya membuat dirinya tersakiti akibat dari cintanya yang bertepuk sebelah tangan.

Seorang budak wanita yang berusia 16 tahun, dia dikenal dengan wajah cantiknya, pandai memelihara rasa malu, perangainya menawan, pakaiannya selalu tertutup, tidak suka mencela, sedikit berbicara, sangat hati hati, bersih dari Aib dan pintar menyatakan penolakan.

Sikap serta sifat inilah yang membuat seorang Ibnu Hazm al Andalusi jatuh hati dan terus memperlihatkan rasa sukanya dalam rumah, hanya saja sang budak wanita tersebut selalu menghindar dan tak pernah mengeluarkan satu katapun kepadanya.

Baca Juga:  Kisah Nu’aiman, Pemabuk yang Dicintai oleh Rasulullah Saw

Bahkan suatu hari, ketika di rumah Ibu Hazm terdapat suatu pesta kecil dimana para sanak keluarga berkumpul. Ibnu Hazm mendekati si Budak Wanita itu yang sedang berada di salah satu pintu rumah.

Namun sayangnya ketika sang Budak Wanita melihat Ibnu Hazm mendekat dia malah pergi meninggalkannya dengan langkah yang sangat lembut. Tidak sampai disana, Ibnu Hazm mengejarnya sedangkan si budak wanita itu kembali menjauh, sehingga kejadian itu Ibnu Hazm Bersyair

“Jangan cela dia karena selalu berpaling dan enggan bertemu
Kesempatan ini saja sudah cukup sebagai pertemuan
Bukankah bulan itu juga jauh darimu
Dan kijang selalu lari saat kau dekati?”

Namun sayangnya, ketika ayah Ibnu Hazm berpindah rumah, sang budak wanita tersebut malah tidak ikut dengan mereka karena suatu hal. Disinilah awal dari perpisahan Ibnu Hamz dengan seorang gadis yang telah membuatnya jatuh hati.

Seiring berjalannya waktu, Ibnu Hazm pun menyadari akan cintanya yang bertepuk sebelah tangan hingga mengharuskan dirinya untuk melupakan si wanita tersebut.

Dari kisah ini Ibnu Hazm Akhirnya menjelaskan alasan mengapa seseorang bisa saja melupakan orang yang dicintanya. Yakni diantaranya ialah

Tidak adanya jalinan cinta yang mengharuskan atau menuntut sebuah kesetiaan, tidak ada janji yang mesti dijaga, tidak ada kesepakatan ataupun ikatan lainnya dimana kedua pasangan merasa sedang berada dalam satu ikatan. Alasan inilah yang ditempuh Ibnu Hamz dalam melupakan gadis yang dicintainya

Baca Juga:  Kisah Seorang Sopir yang Jadi Waliyullah dan Punya Santri Ribuan

Adanya sikap Antipati dari yang dicintai, jika sikap ini ditunjukkan secara berlebihan dan dilayani dengan sikap angkuh dan egois oleh orang yang mencintai, tentu lama kelamaan orang yang mencintai akan menjauh dan melupakan.

Al Ghadr (Pengkhianatan), tentu pada alasan ini adalah alasan yang sangat kuat bagi seseorang untuk melupakan orang yang dicintainya.

Bagaimana bisa seseorang akan tetap bertahan pada sebuah pengkhianatan hanya karena modal cinta meski itu hanya bertepuk sebelah tangan?

Jarang seorang pecinta akan benar benar bertahan dalam lingkaran pengkhianatan. Meski sulit dia akan menjauh dan berusaha lupa, dan konsep inilah yang dinamakan sebagai Tashabbur (Berusaha untuk menyabarkan diri). Tentu orang yang menempuh cara ini akan terlihat tegar meski sebetulnya hati mereka patah dan rapuh.

Dalam hal ini, Ibnu Hazm Bersyair

Yang lupa kekasih beda dengan yang menahan rindu
yang sengaja lupa beda dengan yang pura pura lupa
yang ikuti nafsu beda dengan yang menahannya meski meronta
yang benar benar lupa beda dengan yang tetap ingat meski tampak lupa

Sedangkan alasan lainnya dalam melupakan kekasih menurut Ibnu Hazm Al Andalusi ialah

Adanya rasa bosan, orang yang melupakan kekasihnya dengan alasan ini terjadi karena cintanya bukanlah cinta sejati, merupakan seseorang yang hanya berhoby-kan mengumbar janji palsu, yang dicarinya hanyalah kenikmatan sesaat dan kelezatan nafsu syahwat.

Keinginan mencari pengganti, tentu ini lebih buruk dari rasa bosan semata dikarenakan selain adanya rasa yang tidak lagi menuntut kesetiaan pun rupanya berniat untuk mencari pasangan baru.

Baca Juga:  Ketika Salman Al Farisi ingin Melihat Punggung Rasulullah SAW

Adanya rasa malu yang begitu besar, hal ini dikarenakan dia yang tengah jatuh cinta terlalu malu untuk mengungkapkan isi hatinya kepada dia yang diakui sedang dicintainya.

Keadaan seperti inilah yang terus larut hingga waktu terus berjalan. Alhasil? Tidak menutup kemungkinan akan hadir sosok yang baru hingga membuatnya lupa dengan cinta yang lama.

Dalam berbagai alasan melupakan kekasih seperti yang telah dijelaskan diatas, Ibnu Hazm bersyair terkait dengan kisahnya sendiri,

“Andai aku tahu semenjak dulu
Bahwa aku akan lupakan orang yang aku cinta
Tentu aku akan bersumpah seribu kali
Bahwa cinta ini tidak akan terjadi…

Jika memang perpisahan yang lama
Mesti lahirkan lupa
Demi Allah, kepergianmu itu
Hanya agar aku lupakan kamu

Sekarang aku kagum pada orang yang lupa
Dulu aku kagum pada orang yang tegar
Aku lihat cintamu membara
Tapi bukan untukku ternyata.
..


Sumber referensi: Sabda cinta dari al Andalusia oleh Ibnu Hazm Al Andalusi

Rosmawati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *