Pecihitam.org – Ada sebuah kisah dimana mana sekelas Imam Syafii saja pernah dianggap tidak shaleh hanya gara-gara beliau tidak menampakkan keshalehannya. Padahal Muhammad bin Idris Asy-Syafii yang kita kenal sebagai pendiri mazhab Syafii itu adalah seorang yang terkenal dengan ketinggian ilmunya serta kebaikan akhlaknya.
Sehingga tidak jarang setiap orang yang bertemu dengan beliau sering kagum dan merasa bangga dengan ketinggian ilmu beliau tersebut, termasuk putri dari Imam Ahmad bin Hanbal.
Sehingga dia meminta ayahnya untuk mengundang Imam Syafii untuk bermalam di rumah ayahnya, supaya ia dapat mengetahui dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana sebenarnya sosok seorang Syafii itu.
Karena rasa penasaran putrinya terhadap kesalehan dan ketinggian ilmu Imam Syafii akhirnya Imam Ahmad bin Hambal mengundang Imam Syafii untuk bermalam di rumahnya.
Imam Ahmad selama ini sering bercerita kepada putrinya itu bahwa Imam Syafii adalah gurunya yang begitu shaleh dan tingggi ilmunya. Karena penasaran putri beliau itu ingin membuktikan dengan mata kepalanya sendiri sejauh mana keshalehan dari Imam Syafii tersebut.
Pada malam setiba Imam Syafii di rumah Imam Ahmad, putrinya itu selalu memperhatikan setiap tingkah laku Imam Syafii, mulai dari cara beliau makan, yang beliau kerjakan pada malam hari, serta kapan Imam Syafii tidur pada tengah malam.
Singkat cerita, putri Imam Ahmad kecewa berat ketika yang ia temukan dengan apa yang diceritakan ayahnya tentang Imam Syafii tidak sesuai kenyataan.
Putri Imam Ahmad melihat pada saat Imam Syafii diajak makan oleh ayahnya, beliau makan dengan begitu lahap, bahkan seperti orang yang kelaparan beberapa hari tidak makan.
Kemudian pada malam hari ia juga tidak melihat Imam Syafii mengerjakan shalat Tahajud sebagaimana lazimnya orang yang saleh. Dan setelah pagi ia melihat Imam Syafii langsung saja pergi ke masjid dan mengimami shalat subuh padahal beliau belum berwudhu sehabis bangunnya tadi.
Merasa dibohongi oleh ayahnya, putri Imam Ahmad protes dan menceritakan kepada ayahnya apa yang telah dilihatnya terhadap Imam Syafii. Karena sang ayah ragu dengan kesaksian putrinya, lalu beliau menemui Imam Syafii untuk mengklarifikasi apa yang dikatakan putrinya tentang apa yang Imam Syafii kerjakan pada malam hari tersebut.
Kemudian, Imam Syafii pun mengatakan ketiga hal apa yang dilihat oleh putri Imam Ahmad itu. Pertama mengenai makan beliau yang sangat lahap disebabkan karena keyakinan beliau bahwa makan di rumah orang yang wara dan takut kepada Allah itu adalah berkah. Nah untuk meraih berkah sebanyak-banyaknya beliau pun makan dengan lahapnya.
Kedua mengenai beliau tidak shalat Tahajud pada malam hari itu disebabkan lantaran beliau tengah memikirkan 70 masalah umat yang terbayang di dalam benak beliau sehingga beliau tidak sempat untuk melaksanakan salat malam.
Kemudian yang ketiga mengenai mengapa beliau langsung saja pergi ke masjid dan menjadi imam tanpa berwudhu terlebih dahulu, sebab kesibukan beliau memikirkan ke-70 masalah agama mengakibatkan beliau tidak tidur semalaman.
Dengan begitu tidak satu pun hal yang membatalkan wudhu beliau, sehingga beliau langsung saja pergi ke masjid tampa mengulangi wudhunya.
Mendengar apa yang diucapkan oleh Imam Syafii itu maka semakin kagumlah Imam Ahmad kepada beliau dan putri beliau pun yang tadinya sudah berburuk sangka kepadanya menjadi malu, karena sangkaannya yang terlalu cepat dan tidak beralasan.
Dari kisah sosok seorang Imam Syafii dengan segala keshalehan dan ketinggian ilmuanya tersebut, ternyata masih bisa terjadi kesalahpahaman oleh orang lain. Apalagi kita sebagai orang yang tingkat keshalehan dan keilmuannya biasa-biasa saja.