Kisah Nabi Sulaiman Gelar Selamatan dan Sedekah Laut

sedekah laut nabi sulaiman

Pecihitam.org – Kisah ini berawal dari kesuksesan Nabi Sulaiman as. Suatu ketika Nabi Sulaiman as., pernah ingin menanggung semua rezeki makhluk yang ada di dunia. Nabi Sulaiman as telah memperoleh bermacam kenikmatan duniawi, kekayaan, kerajaan dan lain sebagainya oleh Allah SWT.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Bahkan semua makhluk tunduk di bawah perintahnya. Manusia, jin, hewan liar, aneka burung, dan bahkan angin pun tunduk pada beliau. Karena mukjizat itu, suatu ketika tumbuh rasa bangga di dalam hatinya hingga beliau meminta izin kepada Allah untuk menanggung rizki makhluk-Nya.

“Tuhanku, perkenankan hamba menyediakan makan untuk semua makhluk hidup setahun penuh,” kata Nabi Sulaiman AS memohon izin kepada Allah SWT.“Kau tak mungkin sanggup,” jawab Allah SWT.“

Kalau begitu, izinkan hamba barang sehari saja,” kata Nabi Sulaiman as. Ketika mendapat izin sehari dari Allah SWT, lalu Nabi Sulaiman as memerintahkan seluruh pasukannya baik dari kalangan jin dan manusia untuk menyebar dan mendata semua makhluk yang ada di muka bumi.

Nabi Sulaiman as. juga meminta mereka untuk memasak dan menyiapkan hidangan selama 40 hari lamanya. Kepada angin, Nabi Sulaiman as. memerintahkan agar tidak bergerak selama itu juga agar tidak menerbangkan makanan yang sedang disiapkannya untuk memberi makan sehari penuh semua makhluk Allah di muka bumi.

Baca Juga:  Fatwa Abu Nawas Yang Aneh Tentang Sholat Tanpa Rukuk Dan Sujud

Nabi Sulaiman AS meminta pasukannya untuk mengumpulkan sebanyak mungkin makanan yang akan ia jadikan sedekah untuk semua makhluk dibumi, makanan itu dikumpulkan di pinggir laut dan di hamparkan sepanjang pantai.

Pasukan Nabi Sulaiman as. bekerja keras memenuhi permintaan rajanya tersebut. Sampai tiba waktunya, makanan yang disiapkan itu menggunung karena begitu banyaknya.

“Sulaiman, hari ini siapa duluan yang akan kau beri makan?” kata Allah SWT setelah genap 40 hari persiapan hidangan.“Makhluk-Mu yang di darat dan di laut,” jawab Nabi Sulaiman AS. Allah SWT kemudian memerintahkan ikan Nun, salah satu penghuni samudera yang luas untuk memenuhi undangan makan Nabi Sulaiman as.

Ikan Nun itu pun mengangkat kepalanya dan bergerak maju ke arah makanan yang menggunung itu.“Wahai Sulaiman, hari ini Allah SWT menjadikan rezekiku melalui tanganmu,” kata ikan Nun tersebut.
“Silakan makan,” kata Nabi Sulaiman as yang diberi anugerah mukjizat dapat berbicara dengan hewan dan makhluk halus.

Baca Juga:  Hah, Nabi Sulaiman Ternyata Jadi Nabi Terakhir yang Masuk Surga! Kok Bisa?

Setelah diizinkan, ikan Nun itu pun melahap hidangan Nabi Sulaiman AS yang menggunung tersebut. Karena begitu besar badannya maka hanya dalam sekejap ikan Nun itu melahap semua hidangan yang disiapkan 40 hari lamanya. Ludes seketika.

Sementara itu Nabi Sulaiman as dan seluruh pasukannya terperangah melihat ikan Nun itu melahap semua persedian makanan.
“Sulaiman, kenyangkan aku. Aku masih lapar,” kata ikan Nun.“Kau belum kenyang?”“Hingga kini aku belum kenyang,” kata ikan Nun.

Nabi Sulaiman as tidak sanggup menjawab. Beliau menyerah dan takluk di hadapan kuasa Allah SWT. Ia duduk bersimpuh lalu bersujud seraya mengucap;

“Subhana man takaffala bi rizqi kulli marzuqin min haitsu la yasy‘uru. (Mahasuci Tuhan yang menjamin rezeki semua makhluk-Nya dari jalan yang tak terpikirkan,” sembah puji Nabi Sulaiman AS sebagai pengakuan.

Baca Juga:  Tahukah Kamu? Masjid Ini Pernah Jadi Saksi Perjanjian Rasulullah dengan Jin

Hikmah dari kisah ini adalah mengajarkan kerendahan hati atas segala capaian, syukuran atas suatu capaian, sedekah terhadap semua makhluk baik di darat maupun di laut, imam bahwa Allah SWT menjamin setiap rezeki makhluknya, dan juga pengakuan atas segala kuasa Allah SWT. Wallahua‘lam bisshawab.

*Kisah ini disarikan dari Kitab Durratun Nasihin fil Wa‘zhi wal Irsyad karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad As-Syakir Al-Khaubawi, [Mushtafa Al-Babi al-Halabi, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], halaman 229-230.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *