Kisah Diampuninya Seorang Laki-laki yang Memuliakan Bulan Ramadhan

kisah di bulan ramadhan

Pecihitam.org – Diceritakan ada seorang lelaki bernama Muhammad, sama sekali hampir tak pernah melakukan shalat. Tetapi apabila masuk bulan Ramadan, maka dia menghiasi dirinya dengan pakaian dan minyak wangi (berpakaian rapih dan memakai wewangian), lalu melunasi (mengkodho) shalat yang ia lewatkan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dia ditanya : “Kenapakah kamu melakukan seperti itu ?” Maka jawabnaya : ini adalah bulan taubat, rahmat dan berkat. Semoga Allah mengampuni aku dengan karunia-Nya”. Orang itu meninggal dunia, lalu seorang bermimpi melihatnya. Dia ditanya;” Apakah yang telah Allah lakukan terhadap mu ?” Dia menjawab : “ Tuhanku telah mengampuni aku, karena terhormatnya pengagunganku terhadap Ramadan.

Memasuki bulan Ramadhan merupakan memasuki bulan penuh keberkahan. Pada bulan ini umat muslim berlomba-lomba memperbanyak ibadah, memperbanyak melakukan amal kebaikan. Ada yang sibuk mengkhatamkan Al-Qur’an berkali-kali. Ada  yang berdzikir, ada yang beri’tikaf  ada juga yang menyediakan takjil bagi orang yang berpuasa. Dan masih banyak amalan-amalan yang lainnya.

Maka seyogyanya bagi orang yang berakal mengetahui kehormatan bulan ini, maka ia tidak akan menyianyiakan nya dan memelihara hatinya di waktu itu dari berbagai perbuatan yang tercela,kedengkian dan permusuhan terhadap kaum muslimin yang bisa merusak  nilai pahala dari puasa itu sendiri.

Baca Juga:  Zuhud dan Wara’ Bukan Berarti Harus Jadi Orang Miskin, Tapi ...

Puasa itu adalah suatu ibadah dimana tak seorang pun yang menyekutukan Allah Swt padanya. Karena diantara manusia memang ada yang menyembah dan bersujud kepada patung, bersembahyang kepada matahari dan bulan, dan bersedekah demi patung  yaitu orang –orang kafir. Namun tidak pernah ada seorang pun diantara hamba-hamba Allah yang berpuasa demi patung demi matahari, demi bulan, demi siang bahkan secara murni ia berpuasa demi Allah Swt.

Oleh karena puasa ini merupakan ibadah  yang paling tidak pernah digunakan untuk menyembah kepada selain Allah, jadi merupakan ibadah yang murni kepada Allah Swt, maka puasa dinisbatkan kepada dirinya sendiri yang akan memberikan balasan atasnya. Setiap kebaikan yang dilakukannya  akan di beri pahala dengan berlipat ganda.

Diriwayatkan dari Umar ibnu Khathab ra., dari Nabi Saw, bahwa beliau bersabda: “Apabila seorang dari kamu  sekalian bangun dari tidurnya pada bulan Ramadan, lalu bergerak dari satu sisi kesisi yang lain, maka berkatalah seorang malaikat kepadanya; “Bangkitlah, semoga Allah memberkati kamu dan semoga Allah mengasihi kamu”.

Baca Juga:  Perbedaan Zaman Jahiliyah Klasik dan Jahiliyah Modern

Apabila orang itu bangkit dengan berniat melakukan salat, maka tempai tidurnya itu mendoakan dia, seraya mengucapkan: “ Ya Allah, berilah dia kasur-kasur yang tinggi.” Dan apabila dia mengenakan pakaianya, maka pakaianya mendoakannya dia seraya mengucapkan; “Ya Allah, berilah dia pakaian-pakaian surga”. Dan apabila dia menggunakan kedua sandalnya, maka sandalnya itu mendo’akan dia, seraya mengucapkan: “ Ya Allah, mantapkanlah kedua kakinya pada Shirath”.

Dan apabila dia mengambil bejana , maka bejana itu mendo’akan dia, seraya mengucapkan : “ Ya Allah berilah dia piala-piala surga.” Dan apabila dia berwudu, Maka air mondoakan dia serya mengucapa;” Ya Allah, bersihkanlah dia dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan”. Dan apabila dia berdiri untuk memulai salatnya, maka rumahnya mendo’akan dia, seraya mengucapkan;” Ya Allah, tambahkanlah rahmat untuk nya.”

Baca Juga:  Dituduh Sebagai Kaum Penyembah Kubur? Santai, Tunjukan Saja Hujjah Ini

Sedang Allah Swt memandang kepadanya dengan penuh rahmat, lalu berfirman ketika orang itu berdo’a : “ Hai hambaku, darimu do’a, sedang dari kami perkenan. Darimu permintaan , sedang dari kami pemberian. Dan darimu permohonan ampun, sedang dari kami ampunan.” ( Zubdatul Wa’izhin).

Kehadiran Ramadhan diharapkan dapat mengajarkan umat Islam menjadi muslim sejati yang mampu menata pribadi meraih kemuliaan yang hakiki. Ramadan menjadi riyadhah, menjadi sebuah latihan batin sehingga jiwa manusia sehat, tidak mengidap penyakit yang dapat mengotori hati.