Kisah Tsumamah bin Utsal Diikat di Tiang Masjid Nabawi

Tsumamah bin Utsal

Pecihitam.org – Saat Rasulullah Saw mulai menyebarkan dakwah islam secara terang-terangan di kota Makkah, salah satu cara yang beliau tempuh adalah dengan mengirimkan surat kepada para raja-raja Arab, yang berisi ajakan untuk memeluk islam bagi mereka.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebagian ada yang menerima ajakan Rasulullah Saw dengan baik, namun tidak sedikit juga yang menolak Rasulullah, bahkan sampai ada yang ingin menyerang Rasulullah Saw. Salah satu Raja di kota Makkah yang menolak ajakan Rasulullah adalah Tsumamah bin Utsal.

Tsumamah bin Utsal adalah salah satu bangsawan di kota Makkah dari bani Hanifah dan menjadi Raja di Yamamah yang sangat di segani dan perintahnya selalu di patuhi oleh rakyatnya. Ketika Tsumamah mendapat surat dari Rasulullah Saw, ia tidak terima atas surat dari Rasulullah Saw tersebut.

Karena merasa terhina, Tsumamah bin Utsal pun berniat untuk memerangi Rasulullah Saw dan kaum Muslimin. Namun, niat Jahat dari Tsumamah bin Utsal ini pun berhasil di cegah oleh pamannya sehingga tidak jadi menyerang Rasulullah Saw.

Baca Juga:  Kisah Ka'ab bin Malik Yang Tidak Ikut Perang Tabuk

Suatu saat, Tsumamah bin Utsal hendak menunaikan ibadah Umrah. Saat itu Tsumamah belum masuk islam, namun ibadah Umrah dan Haji sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab pada masa jahiliyah dengan menyembah berhala dan tata caranya tidak seperti ibadah haji dan umrah yang di ajarkan oleh Rasulullah Saw kepada umat Islam.

Ketika dalam perjalanan dari Yamamah menuju ke Makkah, Tsumamah bin Utsal sudah berencana untuk melaksnakan Thawaf dan berkurban untuk berhalanya. Namun, di tengah-tengah perjalanan tepat di perbatasan kota Madinah, ia pun di tahan oleh pasukan Islam yang saat itu sedang berpatroli.

Tsumamah pun di tahan oleh Pasukan islam, kemudian ia di ikat di salah satu tiang Masjib Nabawi, sampai Rasulullah Saw datang untuk memutuskan tindakan bagi Tsumamah. Rasulullah Saw pun sangat mengenali Tsumamah, dan bertanya pada pasukan muslim,

“Apa kalian tahu siapa dia? Dia adalah Tsumamah bin Utsal al-Hanafi, maka tawanlah ia dengan sangat baik”. Rasulullah Saw pun memerintahkan pauskan islam untuk memberikan jamuan bagi Tsumamah bin Utsal berupa makanan yang sangat lezat.

Baca Juga:  Dialog Cerdas Imam Sufi VS Ibnu Taimiyah Sang Inspirator Salafi Wahabi

Menariknya Rasulullah memperlakukasn Tsumamh bin Utsal dengan sangat baik layaknya seorang tamu bukan sebagai tawanan. Kemudian Rasulullah Saw pun bertanya kepada Tsumamah “Apa yang kau miliki wahai Tsumamah?”

Tsamamah pun menjawab, “Aku memiliki kebaikan wahai Muhammad, jika kamu membunuh maka kamu membunuh pemilik darah, namun jika memberi maaf maka kamu memberi maaf kepada orang yang berterima kasih. Jika kamu menginginkan harta maka akan aku berikan apa yang kamu inginkan.”

Rasulullah Saw bertanya hal yang demikian sampai tiga kali namun Tsumamah tetap memberikan jawaban yang sama. Rasulullah Saw pun akhirnya melepaskan Tsamamah dari tawanannya. Setelah itu Tsumamah bergegas meninggalkan Masjid Nabawi dan pergi menuju kebun kurma yang terdapat mata air, kemudian ia bersuci dan tanpa ragu kembali ke Masjid lalu menyatakan keislamannya dengan bersyahadat di hadapan banyak orang di sana.

Baca Juga:  Menelisik Kisah Nabi Khidir Terkait Asal Usulnya

Sikap Tsamamah ini tentu saja di sambut Rasullah Saw dengan sangat bahagia. Beliau menyampaikan kabar kembira pada Tsumamah bahwa dosa-dosanya yang terdahulu sudah di ampuni oleh Allah Swt.

Tsumamah pun di ijinkan untuk melanjutkan ibadah umrah, tapi bukan kepada berhala melainkan untuk Allah Swt dengan bertalbiyah ketika memasuki kota Makkah. Hal ini tentu membuat penduduk Makkah menjadi sangat terkejut dan takut. Tsamamah bin Utsal adalah orang islam pertama yang bertalbiyah ketika masuk kota Makkah.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik