Kisah Uban Nabi Ibrahim As dan Malaikat Maut

uban nabi ibrahim

Pecihitam.org – Nabi Ibrahim as merupakan manusia istimewa di sisi Allah SWT hingga beliau dijuluki khalilullah (kekasih Allah). Keistimewaan Nabi Ibrahim ini semakin bertambah ketika Allah SWT memilihnya sebagai bapak dari para Nabi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ibrahim as mempunyai dua orang anak, anak pertama dari Siti Hajar yaitu Ismail dan anak kedua dari Siti Sarah bernama Ishaq. Ketika Siti Sarah wafat, Nabi Ibrahim as menikahi perempuan dari bangsa Kan’an.

Dari Istri ketiga beliau lahir lima anak; Bakisyan bin Ibrahim, Zamran, Madyan, Sabaq, dan Syuh. Dari semua anak Nabi Ibrahim hanya Ishaq dan Ismail yang menjadi Nabi yang kemudian menurunkan Isa dan Muhammad.

Dikisahkan ketika Nabi Ibrahim berumur 150 tahun, Allah menampakkan uban di kepalanya. Beberapa ulama berpendapat: “Alasan Allah memunculkan uban pada Nabi Ibrahim adalah karena Ishaq, putranya memiliki wajah yang sangat mirip dengannya. Hal itu sering kali membuat orang-orang tidak bisa membedakan antara keduanya. Mereka datang kepada Ishaq, menyangkanya Ibrahim, “Assalamualaikum, wahai khalilullah.”

Ishaq menjawab, “Aku anaknya. Ia lebih baik dariku. Ia ibarat majikan dan aku budaknya.”

Baca Juga:  Belajar Mengenal Tuhan dari Nabi Ibrahim Sang Bapak Agama

Karena orang-orang semakin merasa sulit membedakan antara keduanya, maka Allah memberinya tanda, berupa uban. Nabi Ibrahim as merasa sedih mengetahui rambutnya memutih. Namun, beliau tidak bisa menolak apa yang dialaminya. Dari sinilah, Nabi Ibrahim merupakan manusia pertama yang tumbbuh uban dari keturunan Nabi Adam.

“Ya Allah, apa ini (uban)?” tanya Ibrahim.

“Itu tanda kewibawaan, ketenangan, kebijaksanaan dariku.”

“Wahai Allah, tambahkanlah kewibawaan, ketenangan, dan kegembiraan dengannya.”

Setelah itu, dikatakan dalam satu riwayat bahwa Allah SWT berkata kepada malaikat maut, “Pergilah kepada kekasihku, Ibrahim. Dia sudah tidak senang lagi dengan kehidupan dunia dan lebih suka kematian.”

Malaikat maut mendatangi Ibrahim dengan wujud orang tua, yang, matanya buram, punggungnya hitam dan lubang hidungnya telah meleleh. Ia bersandar di tongkatnya. Sedangkan Nabi Ibrahim duduk di depan rumahnya. Termasuk salah satu kebiasaan ayah Ismail as ini adalah menghormati orang-orang miskin yang bertamu padanya.

Orang tua itu mendatangi Ibrahim dan mengucapkan salam kepada beliau. Orang tua itu duduk lalu Nabi Ibrahim mempersilahkannya makan. Nabi Ibrahim melihatnya sedang makan di depannya. Namun, saat ia menelan makanan dari mulut, makanannya terjatuh ke lantai. Ibrahim pun terheran-heran melihatnya.

Baca Juga:  Kisah Cinta Beda Agama, Zainab Putri Rasulullah dan Abil Ash bin Rabi

“Wahai kakek, apa yang terjadi dengan makananmu? Apa yang sebenarnya menimpamu?” Tanya beliau.

“Ini karena umurku yang sudah tua. Semua Orang tua juga akan mengalaminya.” Jawabnya.

“Berapakah umurmu?”
“201 tahun.” Jawab si Kakek.

Saat itu umur Ibrahim 200 tahun. “Masa antara diriku dan orang ini hanya satu tahun. Melihat apa yang dialaminya menjadikanku benci akan kehidupan dunia dan ingin segera meninggal,” gumam nabi Ibrahim. Kemudian orang tua tersebut pulang.

Setahun berlalu, datanglah malaikat dengan wujud yang tampan. Namun Nabi Ibrahim tahu jika ia adalah malaikat maut.

“Hai malaikat maut, aku meminta waktu sebentar.” Nabi Ibrahim kemudian menceritakan kejadian orang tua setahun lalu.

“Namun aku diperintah untuk mencabut nyawamu.”

Dalam riwayat lain dikatakan, saat malaikat maut hendak mencabut nyawa Nabi Ibrahim as, beliau berkata, “ Hai malaikat, apakah kamu pernah tahu ada seorang kekasih yang tega mencabut nyawa orang yang dicintainya?”

Baca Juga:  Belajar Dari Kisah Nabi Muhammad SAW

Malaikat tadi kemudian naik ke langit dan melaporkan protes Nabi Ibrahim kepada Allah. Allah berkata, “Katakanlah kepada kekasihku, apakah ada seorang kekasih yang tidak suka bertemu dengan orang yang dicintainya?”

Malaikat maut kembali menemui Nabi Ibrahim dan menyampaikan apa yang dikatakan Tuhannya. Mendengar itu, Nabi Ibrahim berkata kepada dirinya, “Tenanglah diriku untuk saat ini.” Kemudian Malaikat maut pun mencabut nyawa beliau.

Nabi Ibrahim as dimakamkan di perkebunan Hairun karena sebelumnya, beliau telah berwasiat agar dimakamkan di sana.

Sebetulnya ada banyak sekali riwayat-riwayat yang menceritakan bagaimana akhir hayat dari khalilullah, Nabi Ibrahim. Demikian, Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik