Kisah Ummu Salamah Hingga Akhirnya Menjadi Istri Rasulullah Saw

ummu salamah

Pecihitam.org – Hindun binti Suhail atau yang biasa kenal dengan nama Ummu Salamah, beliau adalah Ummul mukminin yang terkenal cantik, kuat menawan dan jihadis juga sabar.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ayahnya bernama Suhail bin Mughiroh bin Makhzum, seorang dermawan yang kaya, ia adalah pemimpin kaumnya. Ibunya bernama Atikah binti Amir bin Rabi’ah bin Malik bin Jazimah bin Alqamah al-Kan’aniyah, ia berasal dari bani Faras.

Ia terkenal sebagai perempuan yang sangat menawan sehingga banyak yang ingin mempersuntingnya. Namun Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum lah yang berhasil menikahinya.

Ibu dari Abdullah bin Abdul Asad adalah Barrah bin Abdul Muthalib yang berarti ia adalah bibi Nabi Muhammad SAW. Abdullah dan Nabi Muhammad merupakan saudara sesusuan dari Tsuwaibah budak Abu Lahab.

Kondisi penyiksaan dan penggangguan dari orang-orang Quraisy membuat Rasulullah mengizinkan kaum muslimin untuk hijrah ke Habasyah, salah satunya adalah Abdullah bersama Hindun. Ketika disana Hindun melahirkan empat anaknya yaitu Zainab, Salamah, Umar dan Durrah.

Setelah lama hidup di Habasyah mereka kembali ke Makkah, karena mendengar masuknya Umar bin Khathab dan Hamzah bin Abdul Muthalib dengan harapan dapat dilindungi dari penyiksaan orang-orang kafir.

Baca Juga:  Mengejutkan! Ternyata Iblis tak Pernah Olahraga

Namun keadaan disana masih tetap, akhirnya Rasulullah menyuruh kaum muslimin untuk hijrah ke Madinah baik secara berkelompok ataupun perorangan. Abdullah bersama Ummu Salamah dan anaknya (Salamah) akhirnya berhijrah ke Madinah namun sebelum sampai di sana mereka di hadang oleh Bani Makhzum (kaum dari Ummu Salamah)

Tidak hanya Bani Makhzum, Bani Asad (keluarga Abu Salamah) pun ikut campur dan merampas anak Abdullah serta menjauhkan darinya dan istrinya. Sementara Ummu Salamah ditahan dan dipenjara oleh Bani Makhzum, dan Abdullah melanjutkan perjalanannya ke Madinah dengan penuh kesedihan.

Waktu berjalanan satu tahun lamanya Ummu Salamah terus menerus menangisi dengan keadaannya, sehingga membuat iba salah satu laki-laki dari kaumnya dan membebaskan ia dan anaknya untuk menyusul Abdullah suaminya.

Abdullah sangat berperan dalam penegakan agama Islam, bahkan ia pernah ditunjuk sebagai wakil Rasulullah di Madinah ketika beliau memimpin pasukan dalam perang Dzil Asyirah, ia menjadi pemimpin perang melawan Bani Asad, ia juga ikut dalam perang-perang lainnya.

Baca Juga:  Nabi Ibrahim Pernah Berbohong Tiga Kali, Benarkah? Ini Penjelasannya

Suatu hari Abdullah mengalami demam yang sangat hebat, dan Ummu Salamah berkata kepadanya.

“Aku mendengar bahwa seorang perempuan yang ditinggal mati suaminya, dan suaminya masuk surga, maka ia juga akan masuk surga jika setelah itu ia tidak menikah lagi, dan Allah akan mengumpulkan mereka nanti disurga, begitu juga sebaliknya.

Untuk itu mari kita berjanji bahwa kau tidak akan menikah lagi sepeninggalanku dan aku tidak akan menikah lagi sepeninggalanmu”.

Abdullah berkata “Maukah kau menaati perintahku?” dia menjawab “Adapun saya bermusyawarah untuk taat”.

Abdullah berkata “Menikahlah setelah sepeninggalanku!” dan ia berdoa “Ya Allah karuniakanlah kepada Ummu Salamah sesudahku seseorang yang lebih baik dariku, yang tidak akan menyengsarakan dan menyakitinya.

Rasulullah selalu disamping Abdullah sampai berada dipenghujung usianya. Rasulullah menutup kedua mata Abdullah dan bertakbir atasnya sebanyak sembilan kali.

Para sahabat bertanya, apakah engkau dalam keadaan lupa ya Rasulullah? Beliau menjawab “Aku sama sekali tidak dalam keadaan lupa sekalipun bertakbir untuknya seribu kali, dia berhak atas takbir itu.”

Baca Juga:  Kisah Jalaludin Rumi Hampir Dibunuh Demi Membeli Sebotol Arak

Lalu Rasulullah bersabda sembari menoleh Ummu Salamah “Barang siapa ditimpa suatu musibah maka ucapkanlah sebagaimana telah diperintahkan Allah, Sesungguhnya kita milik Allah, dan kepadaNya kita akan dikembalian. Ya Allah karuniakanlah bagiku dalam musibahku dan berilah aku ganti yang lebih baik dari padanya, maka Allah akan melaksanakannya untuknya”

Setelah wafatnya Abdullah untuk menghormatinya melindungi Ummu Salamah, Abu Bakar dan Umar mencoba untuk meminang Ummu Salamah, namun dia menolaknya.

Rasulullahpun memikirkan Ummu Salamah agar tidak terus larut dalam kesedihan, akhirnya Rasulullah mengutus Hathib bin Abi Balta’ah untuk meminang Ummu Salamah menjadi istrinya. Ummu Salamah pun menerima pinangan itu. Dengan pernikahan itu ia telah menjadi salah satu dari Ummul Mukminin.

Lukman Hakim Hidayat