Kitab Maulid al Barzanji Karya Syaikh Ja’far Muhammad al-Barzanji

maulid al barzanji

Pecihitam.org – Kitab maulid al-Barzanji merupakan karya tulis berbentuk prosa dan sajak yang berisi tentang biografi nabi Muhammad SAW, mencakup nasab (silsilah), kehidupannya dari masa kecil hingga menjadi Rasul. Selain itu, juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimilikinya, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Judul asli kitab ini adalah ‘Iqd al-Jawahir (Kalung Permata). Namun, dalam perkembangannya, nama pengarangnyalah yang lebih masyhur disebut, yaitu Syekh Ja’far ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad al-Barzanji.

Beliau adalah seorang sufi yang lahir pada tahun 1690 M dan wafat pada 1766 M. Nama kitab al-Barzanji dinisbatkan kepada nama penulisnya, yang juga diambil dari tempat asal keturunannya yaitu didaerah Barzinj atau Kurdistan.

Dalam kitab ini, sejarah hidup Rasulullah SAW tergambar. Mulai dari silsilah keluarganya, kehidupannya semasa anak-anak, remaja, dan pemuda hingga diangkat menjadi nabi dan rasul.

Al-Barzanji juga mengisahkan sifat yang dimiliki Rasulullah SAW dan perjuangannya dalam menyiarkan Islam dan menggambarkan kepribadiannya yang agung untuk dijadikan teladan umat manusia.

Kitab maulid al-Barzanji ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan ghirah dan kecintaan umat muslim kepada Rasulullah SAW. Dalam kitab itu riwayat Nabi SAW dilukiskan dengan bahasa yang indah dalam bentuk puisi dan prosa (nasr) dan kasidah yang sangat menarik.

Secara garis besar, paparan Al-Barzanji dapat diringkas sebagai berikut:

  1. Sislilah Nabi adalah: Muhammad bin Abdullah bin Abdul muttalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusay bin Kitab bin Murrah bin Fihr bin Malik bin Nadar bin Nizar bin Maiad bin Adnan.
  2. Pada masa kecil banyak kelihatan luar biasa pada dirinya.
  3. Berniaga ke Syam (Suraih) ikut pamannya ketika masih berusia 12 tahun.
  4. Menikah dengan Khadijah pada usia 25 tahun.
  5. Diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun, dan mulai menyiarkan agama sejak saat itu hingga umur 62 tahun. Rasulullah wafat di Madinah setelah dakwahnya dianggap telah sempurna oleh Allah SWT.
Baca Juga:  Maulid Nabi Muhammad Saw: Sejarah Lengkap, Dalil Hukum, dan Hikmahnya

Kitab Al-Barzanji banyak dibaca dimana-mana dalam berbagai acara dan kesempatan. Umumnya pembacaan kitab Al-Barzanji dibawakan dalam berbagai macam lagu; rekby (dibaca perlahan), hejas (dibaca lebih keras dari rekby), ras (lebih tinggi dari nadanya dengan irama yang beraneka ragam), husein ( membacanya dengan tekanan suara yang tenang), nakwan membaca dengan suara tinggi tapi nadanya sama dengan nada ras, dan masyry, yaitu dilagukan dengan suara yang lembut serta dibarengi dengan perasaan yang dalam.

Relasi Berjanji dan Maulud Nabi

Ada catatan menarik dari Nico Captein, seorang orientalis dari Universitas Leiden, dalam bukunya yang berjudul Perayaan Hari Lahir Nabi Muhammad SAW (INIS, 1994).

Menurutnya, Maulid Nabi pada mulanya adalah perayaan kaum Syi’ah Fatimiyah (909-117 M) di Mesir untuk menegaskan kepada publik bahwa Dinasti tersebut benar-benar keturunan Nabi. Bisa dibilang, awalnya ada nuansa politis di balik perayaannya.

Baca Juga:  Kitab Nihayatuz Zain Karya Syaikh Nawawi al-Bantani

Dari kalangan Sunni, pertama kali diselenggarakan di Suriah oleh Nuruddin pada abad XI. Pada abad itu Maulid Nabi digelar di Mosul Irak, Mekkah dan seluruh penjuru Islam. Kendati demikian, tidak sedikit pula yang menolak memperingati karena dinilai bid’ah (mengada-ada dalam beribadah).

Adapun Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi yang dikenal sebagai perintis peringatan Maulid, sebenarnya hanya berperan menghidupkan kembali atau merevitalisasi Maulid yang pernah ada pada masa Dinasti Fatimiyah.

Tujuannya, membangkitkan semangat jihad (perjuangan) dan ittihad (persatuan) tentara Islam melawan Crusaders (Pasukan Salib) yang saat itu memang memerlukan keteguhan dan keteladanan. Dari situlah muncul anggapan, bahwa Shalahuddin al-Ayyubi merupakan penggagas peringatan Maulid Nabi.

Adapun secara historis kitab al-Barzanji berawal dari lomba menulis riwayat dan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Shalahuddin al-Ayyubi pada 580 H/1184 M.

Dalam kompetisi tersebut, karya fenomenal dari Syekh Ja`far al-Barzanji tampil menjadi yang terbaik. Sejak itulah Kitab Al-Barzanji mulai disosialisasikan di masyarakat.

Di Indonesia sendiri, tradisi Berjanjen (membaca al-Barzanji) bukanlah hal yang baru lagi, terlebih di kalangan warga Nahdliyyin. Berjanjen tidak hanya dilakukan pada peringatan Maulid Nabi saja, namun kerap diselenggarakan pula pada tiap malam Jumat, pada upacara kelahiran, akikah dan potong rambut, pernikahan, syukuran, dan upacara lainnya. Bahkan, banyak di pondok pesantren, Berjanjen telah menjadi kurikulum wajib.

Baca Juga:  Kitab Syarah Tijan ad Daruri Karya Syekh Nawawi al Bantani

Selain kitab maulid al-Barzanji, sebetulnya masih banyak pula kitab-kitab sejenis yang isinya tentang biografi, kehidupan dan kepribadian Nabi. Misalnya, kitab Shimthu al-Duror karya al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi. Ada pula al-Burdah karya al-Bushiri dan al-Diba’ karya Abdurrahman al-Diba’i.

Silahkan download kitab tersebut pada link di bawah ini:

Kitab Maulid al-Barzanji

Penting: Kitab ini berbentuk digital, jika anda menemukan link download yang error atau isi kitab yang tidak sesuai dengan teks aslinya silahkan komentar dibawah atau kirimkan email ke redaksi. Dan disarankan lebih baik membeli kitab yang berbentuk cetakan asli dari penerbit terpercaya sebagai bentuk kehati-hatian. Terima kasih

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *