Kitab Mughni Al Muhtaj Karangan Syekh Khatib Syarbini

kitab mughni al muhtaj

Pecihitam.org – Kitab Mughni Al-Muhtaj (مغني المحتاج) merupakan kitab di antara syarah penting kitab Minhaj Ath-Tholibin karya Imam Nawawi. Kadang secara singkat juga disebut kita Al-Mughni. Nama lengkap kitab ini sebagaimana disebutkan dalam muqoddimah yaitu Mughni Al-Muhtaj Ila Ma’rifati Ma’ani Alfazhi Al-Minhaj. (مغني المحتاج إلى معرفة ألفاظ المنهاج).

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Makna mughni ialah suatu yang mencukupi, muhtaj bermakna orang yang membutuhkan. Al-Minhaj yang dimaksud di sini adalah mukhtashor karya Imam Nawawi yang bernama Minhaj Ath-Tholibin. Dengan demikian, melalui judul ini pengarang berharap siapapun yang butuh mengerti kitab Minhaju Ath-Tholibin secara lebih baik, menangkap makna-maknanya, dan menyingkap kandungan mutiaranya maka dia bisa bertumpu pada kitab Mughni Al-Muhtaj ini. Insya Allah dia tidak perlu menelaah terlalu keras untuk memahami kandungan Minhaj Ath-Tholibin.

Nama lengkap pengarang kitab ini adalah Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Asy-Syirbini. Beliau berasal dari Syirbin, sebuah daerah yang sekarang masuk provinsi Dakahlia/Daqohliyyah di Mesir. Gelarnya Al-Khothib karena beliau memang terkenal sebagai khatib di masjid yang dinamai dengan namanya. Beliau hidup di zaman pergolakan politik yang hebat di masanya. Sempat mengalami Daulah Mamalik di Mesir dan juga mengalamai masa-masa penaklukan Sultan Salim I dari Daulah Utsmaniyyah ke Mesir.

Baca Juga:  Kitab Tuhfatu Al Muhtaj Karya Ibnu Hajar Al Haitami

Beliau berguru kepada Ahmad Al-Burullusi yang terkenal mengarang hasyiyah ‘Amiroh. Beliau juga berguru kepada Syihabuddin ar-Romli, ayah dari Syamsuddin Ar-Romli, sang muharrir mazhab Syafii. Keluasan dan kedalaman ilmunya terlihat dari fakta bahwa beliau diizinkan mengajar dan berfatwa pada saat guru-gurunya masih hidup. Ibadahnya dikenal kuat. Jika tiba bulan Ramadhan, maka mulai tanggal satu, beliau sudah beri’tikaf dan baru keluar dari i’tikaf saat salat Ied. Jika berhaji, beliau tidak mau naik kendaraan kecuali setelah kepayahan yang sangat. Kadang-kadang makan malamnya diberikan pengemis yang datang sehingga beliau bermalam dalam keadaan lapar.

Kitab ini ditulis Asy-Syirbini setelah beliau rampung menulis kitab syarah untuk kitab At-Tanbih karya Asy-Syirozi. Motivasi menulis kitab ini adalah atas saran dan rekomendasi kawan-kawannya. Ketika mendapat saran ini, awalnya beliau ragu. Tetapi setelah beliau mendapatkan kesempatan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, salat dua rakaat dan beristikharah, ternyata Allah melapangkan dadanya. Karena itu, ketika pulang beliaupun mulai mantap menulis syarah ini yang dimulai kira-kira tahun 959 H.

Dalam mensyarah, Asy-Syirbini menelaah semua syarah dan hasyiyah Minhaj Ath-Tholibin yang sanggup beliau jangkau pada zamannya kemudian meringkasnya. Beliau juga mengambil manfaat dengan mengkaji karya-karya Syaikhul Islam Zakariyya Al-Anshori. Saat mengarang kitab ini, Asy-Syirbini juga banyak menukil dari Syihabuddin Ar-Romli dan syarah Ibnu Syuhbah terhadap Minhaj Ath-Tholobin.

Baca Juga:  Sunan Abu Dawud, Kitab Hadits Karya Imam Abu Dawud

Kerja Asy-Syirbini dalam kitab ini adalah menjelaskan ungkapan-ungkapan samar dalam Minhaj Ath-Tholibin, menguraikan mafhum dari manthuqnya dan menyingkap mutiara-mutiara ilmu yang terpendam di dalamnya. Dalam menulis, beliau cenderung fokus pada inti persoalan dan tidak bertele-tele. Setiap penjelasan hukum juga tak lupa diterangkan dalil dan ta’lilnya. Jika ada ikhtilaf dikalangan ash-habul wujuh dan ulama Syafiiyyah muta’akhkhirin, beliau menjelaskan mana pendapat yang mu’tamad. Bab-babnya disusun dengan rapi, ushul dan furu’nya juga ditahqiq dengan teliti. Jika ada hadits yang perlu ditakhrij maka beliau menerangkan takhrijnya. Adapun terkait ukuran kitab, Asy-Syirbini memutuskan dibuat mutawassith (pertengahan).

Adapula sejumlah istilah khusus yang dipakai Asy-Syirbini yang beliau terangkan dalam muqoddimah kitab. Istilah-istilah ini perlu kita ketahui dan kita perhatikan dengan seksama agar kitab ini bisa dikaji lebih lancar nan nikmat. Penjelasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Jika Asy-Syirbini menulis syaikhona (شيخنا), maka beliau memaksudkan Syaikhul Islam Zakariyya Al-Anshori.
  2. Jika disebut Syaikhi (شيخي) maka hal itu bermakna guru langsung Asy-Syirbini yaitu Syihabuddin Ar-Romli.
  3. Jika disebut Asy-Syarih (الشارح) maka Asy-Syirbini memaksudkan Jalaluddin Al-Mahalli yang mensyarah Minhaju Ath-Tholibin dalam kitab berjudul Kanzu Ar-Roghibin.
  4. Jika Asy-Syirbini menyebut Asy-Syaikhon (الشيخان), atau qoolaa (قالا), atau naqolaa (نقلا) maka beliau memaksudkan An-Nawawi dan Ar-Rofi’i.
  5. Jika Asy-Syirbuni menyebut kata tarjih (الترجيح) secara mutlak, maka beliau memaksudkan tarjih terkait hasil tahrir Ar-Rofi’i dan An-Nawawi.
  6. Jika bukan terkait pendapat mereka berdua, maka Asy-Syirbini akan menisbatkan tarjih tersebut kepada orang yang menyatakannya.
Baca Juga:  Kitab Al Majmuk Syarah Al Muhadzab Syirozi Karya Imam Nawawi

Sejumlah penerbit telah mencetak kitab ini seperti Dar Al-Hadits, Dar Al-Ma’rifah, Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah dan lain-lain. Dar Al-Ma’rifah di Beirut, Libanon mencetak Mughni Al-Muhtaj dalam 4 jilid atas jasa tahqiq Muhammad Kholil Al-‘Itani dengan ketebalan sekitar 2600-an halaman.

Silahkan download kitab tersebut pada link dibawah ini:

Kitab Mughni Al Muhtaj Khatib Asy Syarbini

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *