Pecihitam.org– Sering kita mendengar kata akal, karena memang di dalam Al-Quran banyak ayat yang mempertanyakan sudahkah manusia memfungsikan akalnya. Namun yang masih sering menjadi tanda tanya, di manakah telak akal itu, apakah dalam hati ataukah dalam otak?
Di dalam Surat Al-Baqarah ayat 164, misalnya, Allah menyebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti yang menggunakan akal.
Kembali ke pokok persoalan di atas, di manakah letak akal?
Menjawab pertanyaan ini, mari kita kutip lagi ayat lain yang membahas tema akal.
اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَتَكُوْنَ لَهُمْ قُلُوْبٌ يَّعْقِلُوْنَ بِهَآ اَوْ اٰذَانٌ يَّسْمَعُوْنَ بِهَاۚ فَاِنَّهَا لَا تَعْمَى الْاَبْصَارُ وَلٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِيْ فِى الصُّدُوْرِ
“Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. ” (QS.Al-Ḥajj ayat 46)
Pada surat Al Hajj ayat 46 diatas terdapat penggunaan lafadz يَّعْقِلُوْنَ yang berarti dapat memahami. Kemudian, karena lafadz tersebut disandarkan pada lafadz قُلُوْبٌ yang berarti hati, maka para ulama memahami bahwa letak akal di dalam hati, yakni di dalam dada (shadr/shudur).
Demikian, pendapat sebagian ulama sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Qurthubi
فتكون لهم قلوب يعقلون بها أضاف العقل إلى القلب لأنه محله كما أن السمع محله الأذن
Akal disandarkan dengan hati karena memang tempatnya akal itu dihati sebagaimana tempatnya pendengaran itu di telinga.
Mendukung pendapat ini, Imam Fakhrur Razi menjelaskan dalam Tafsir Al–Kabir
السؤال الرابع: هل تدل الآية على أن العقل هو العلم وعلى أن محل العلم هو القلب؟ الجواب: نعم, لأن المقصود من قوله: ( قلوب يعقلون بها ) العلم ، وقوله: ( يعقلون بها ) كالدلالة على أن القلب آلة لهذا التعقل، فوجب جعل القلب محلا للتعقل، ويسمى الجهل بالعمى لأن الجاهل لكونه متحيرا يشبه الأعمى
Pertanyaan keempat : Apakah ayat tersebut menunjukkan bahwa akal itu adalah ilmu dan tempatnya adalah di hati? Jawabannya adalah iya, karena maksud dari firman Allah “hati yang dengan itu mereka dapat memahami” adalah ilmu, dan firman Allah “dengan itu mereka dapat memahami” seperti petunjuk bahwa sesungguhnya hati adalah alat untuk memahami. Maka menjadi wajib untuk menjadikan hati sebagai tempat utk memahami. Dan kebodohan disebut dengan kebutaan, karena orang yg bodoh keadaanya adalah bingung dan ini menyerupai orang yg buta.
Akan tetapi ada pendapat berbeda, yang mana pendapat ini disandarkan kepada Imam Abu Hanifah, walaupun oleh Imam Qurtubi, dinilai bukan pendapat Imam Abu Hanifah.
Pendapat ini, tempatnya akal adalah di otak (kepala). Disebutkan dalam Tafsir Qurtubi
قيل: إن العقل محله الدماغ وروي عن أبي حنيفة؛ وما أراها عنه صحيح
Dikatakan, bahwa letak akal adalah dakam otak. Ini diriwayatkan dari Imam Abu Hanifah, tetapi aku (Imam Qurtubi) berpendapat bahwa itu tidak shahih dari Imam Abu Hanifah.
Demikianlah, memang terjadi pendapat diantara ulama mengenai dimanakah letak akal, apakah dalam hati atau di dalam otak. Jika menurut pendapat yang menyatakan bahwa letak akal adalah di hati, maka ini sejalan dengan pemikiran filsafat. Dan jika mengatakan bahwa letak akal adalah di dalam otak, maka ini sesuai dengan ilmu kedokteran.
Sebagaimana hal ini dijelaskan dalam kitab Fathul Mubdi
القلب هو محل العقل عندنا وقال ابو حنيفة في الذماغ وحكي الاول عن الفلاسفة والثاني عن الاطباء
Hati itu adalah tempat akal menurut Imam Syafi’i, sedangkan Imam Abu Hanifah mengatakan tempat akal itu ada di otak. Pendapat pertama sejalan dengan pandangan para ahli filsafat, sedangkan pendapat yang kedua selaras dengan teori ilmu ke dokteran. (Fathul Mubdi Juz II halaman 82)