Pecihitam.org – Kebanyakan dari kita seringkali memahami makna ukhuwah Islamiyah sebagai persaudaraan terhadap sesama orang Islam. Ini sedikit kurang pas. Ukhuwah Islamiyah berbeda dengan ukhuwah baynal-muslimin atau al-Ikhwanul-Muslimun.
Makna Ukhuwah Islamiyah bukan persaudaraan antara sesama orang Islam itu bukan. Karena yang lebih pas adalah ukhuwah baynal-muslimin atau al-Ikhwanul-Muslimun (Moslem Brotherhood).
Jika dikaji dari sisi nahwu, ukhuwah Islamiyah adalah dua kata yang berjenis mawshuf atau kata yang disifati (ukhuwah) dan shifat atau kata yang mensifati (Islamiyah). Dengan demikian, makna ukhuwah Islamiyah yang paling pas adalah persaudaraan yang berdasarkan dengan nilai-nilai Islam. Sedangkan persaudaraan antar sesama umat Islam dinamakan dengan ukhuwah diniyyah.
Dari makna tersebut, maka dapat dipahami bahwa ukhuwah diniyyah (persaudaraan terhadap sesama orang Islam), ukhuwah wathaniyyah (persaudaraan berdasarkan rasa kebangsaan), dan ukhuwah basyariyyah (persaudaraan berdasarkan sesama makhluk Tuhan) semua memiliki peluang yang sama untuk menjadi Ukhuwah Islamiyah.
Karena hakikatnya ukhuwah Islamiyah tidak sekedar persaudaraan dengan sesama orang Islam saja, namun uga persaudaraan dengan setiap manusia meskipun berbeda keyakinan dan agama, asalkan dilandasi dengan nilai-nilai keislaman, seperti saling mengingatkan, saling menghormati, dan saling menghargai.
Daftar Pembahasan:
Kedudukan Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah merupakan rahmat dari Allah Swt, anugerah suci, dan nikmat yang Allah persembahkan untuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan pilihan. Allah Swt berfirman:
“…Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu.” “…Lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara…” (QS: Ali Imran: 103).
Ukhuwah adalah anugerah dari Allah, yang tidak bisa dibeli dengan apapun:
“…Walaupun kamu membelanjakan semua (kakayaan) yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka… (QS: Al-Anfal: 63)”
Selain itu, ukhuwah juga memiliki makna empati, lebih dari sekadar simpati. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
“Perumpamaan seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam kelembutan dan kasih sayang, bagaikan satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang merasa sakit, maka seluruh bagian tubuh lainnya turut merasakannya.” (HR. Imam Muslim).
Dengan ukhuwah, sesama muslim akan saling menopang dan menguatkan, menjadi satu umat yang kuat. Rasulullah Saw. Bersabda:
“Mukmin satu sama lainnya bagaikan bangunan yang sebagiannya mengokohkan bagian lainnya.” (HR. Imam Bukhari).
Adapun hubungannya dengan iman, ukhuwah diikat oleh iman dan taqwa. Sebaliknya, iman juga diikat dengan ukhuwah. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. (QS: Al-Hujurat: 10).”
Itu artinya, mukmin itu pasti bersaudara. Dan tidak ada persaudaraan kecuali dengan keimanan. Jika Anda melihat ada yang bersaudara bukan karena iman, maka ketahuilah itu adalah persaudaraan dusta. Tidak memiliki akar dan tidak memiliki buah.
Jika ada iman tanpa persaudaraan, maka itu adalah iman yang tidak sempurna, belum mencapai derajat yang diinginkan, bahkan bisa berakhir dengan permusuhan. Allah berfirman:
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS: Al-Zukhruf: 67).
Keutamaan Ukhuwah Islamiah
Ukhuwah Islamiyah memiliki banyak sekali keutamaan.
Pertama, dengan ukhuwah kita bisa merasakan manisnya iman.
Rasulullah Saw. bersabda:
“Ada tiga golongan yang dapat merasakan manisnya iman: orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai dirinya sendiri, mencintai seseorang karena Allah, dan ia benci kembali pada kekafiran sebagaimana ia benci jika ia dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Imam Bukhari).
Kedua, dengan ukhuwah kita akan berada di bawah naungan cinta Allah.
Di akhirat Allah berfirman: “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, maka hari ini aku akan menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganku.” (HR. Imam Muslim).
Rasulullah Saw. bersabda
“Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Di tengah perjalanan, Allah mengutus malaikat-Nya. Ketika berjumpa, malaikat bertanya, “Mau kemana?” Orang tersebut menjawab, “Saya mau mengunjungi saudara di desa ini.” Malaikat bertanya, “Apakah kau ingin mendapatkan sesuatu keuntungan darinya?” Ia menjawab, “Tidak. Aku mengunjunginya hanya karena aku mencintainya karena Allah.” Malaikat pun berkata, “Sungguh utusan Allah yang diutus padamu memberi kabar untukmu, bahwa Allah telah mencintaimu, sebagaimana kau mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Imam Muslim).
Ketiga, dengan ukhuwah kita akan menjadi ahli surga di akhirat kelak.
Rasulullah Saw. bersabda:
“Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru, ‘Berbahagialah kamu, berbahagialah dengan perjalananmu, dan kamu telah mendapatkan salah satu tempat di surga.” (HR. Imam Al-Tirmizi).
Rasulullah Saw. Bersabda:
“Sesungguhnya di sekitar arasy Allah ada mimbar-mimbar dari cahaya. Di atasnya ada kaum yang berpakaian cahaya. Wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukanlah para nabi dan bukan juga para syuhada. Dan para nabi dan syuhada cemburu pada mereka karena kedudukan mereka di sisi Allah.” Para sahabat bertanya, “Beritahukanlah sifat mereka wahai Rasulallah. Maka Rasul bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, bersaudara karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah.” (Hadis yang ditakhrij Al-Hafiz Al-Iraqi, ia mengatakan, para perawinya tsiqat).
Keempat, bersaudara karena Allah adalah amal mulia yang akan mendekatkan seorang hamba dengan-Nya.
Rasulullah pernah ditanya tentang derajat iman yang paling tinggi, beliau bersabda,
“…Hendaklah kamu mencinta dan membenci karena Allah…” Kemudian Rasul ditanya lagi, “Selain itu apa wahai Rasulullah?” Rasul menjawab, “Hendaklah kamu mencintai orang lain sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri, dan hendaklah kamu membenci bagi orang lain sebagaimana kamu membenci bagi dirimu sendiri.” (HR. Imam Al-Munziri).
Kelima, dengan ukhuwah dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah.
Rasulullah Saw bersabda:
“Jika dua orang Muslim bertemu dan kemudian mereka saling berjabat tangan, maka dosa-dosa mereka hilang dari kedua tangan mereka, bagai berjatuhan dari pohon.” (Hadis yang ditkhrij oleh Al-Imam Al-Iraqi, sanadnya dha’if).
Implementasi Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah Islamiyah ini memang harus benar-benar ditegakkan bukan hanya sekedar simbol dan semboyan serta harus berusaha diinternalisasikan kepada seluruh umat Islam. Apalagi ketika zaman ini sudah banyak bermunculan sikap radikal dan agresif dalam bidang agama dan keyakinan.
Peristiwa saling menyerang dan merugikan dalam internal agama yang berbeda paham sudah sangat sering dijumpai di negeri ini. Negeri yang katanya paling religius dan memiliki norma adab ketimuran yang paling halus di antara negeri lain.
Hanya karena berbeda penafsiran dari ayat Al Qur’an dan Hadits, tak jarang suatu kelompok menjelek-jelekkan kelompok lain, bahkan sampai keluar kata “kafir dan sesat”. Bahkan tak hanya itu saja, kebencian terhadap kelompok lain yang sejatinya masih seagama itu juga disebarkan ke kalangan awam.
Terlebih lagi kebencian terhadap kalangan agama lain, yang seringkali disertai argumentasi yang berasal dari fantasi sendiri sehingga menjadi bumbu penyedap yang pada akhirnya virus kebencian tersebut benar-benar menyebar dimana-mana.
Seharusnya sikap ukhuwah Islamiyah dijadikan representasi Islam sebagai rahmat untuk seluruh alam. Bahwa agama adalah institusi yang menyelamatkan dan menyejukkan. Yang mana pada akhirnya kerukunan dan persaudaraan umat Islam pada khususnya dan Indonesia pada umumnya akan menjadi kuat dan kokoh. Dengan ukhuwah, umat akan terberdayakan dan akan mencapai kemaslahatan.