Sebentar Lagi Bulan Puasa, Mari Sambut dengan Gembira! Marhaban Ya Ramadhan

marhaban ya ramadhan

Pecihitam.org Dari sekarang, 10 hari lagi, kita akan menyambut bulan yang sangat mulia, bulan Ramadhan. Mari kita sambut bulan rahmah dan maghfirah ini dengan penuh gembira. Marhaban Ya Ramadhan. Selamat datang, Bulan penuh berkah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Setiap menjelang Ramadhan, kita akan sering mendengar dan menyaksikan di televisi, ungkapan Marhaban Ya Ramadhan. Apa sebenarnya maksud ungkapan ini, sehingga ia menjadi semacam tahniah yang pasti kita dengar setiap menjelang bulan Ramadhan?

Tulisan ini akan menguak makna dari ungkapan Marhaban Ya Ramadhan. Juga beberapa penjelasan terkait, seperti anjuran gembira menyambut Ramadhan maupun doa yang perlu dibaca dalam menyambut bulan diturunkannya Al-Qur’an ini.

Daftar Pembahasan:

Arti Marhaban Ya Ramadhan

Umumnya kata marhaban baik yang disandingkan dengan Ramadhan maupun dengan kedatangan seseorang, diterjemahkan dengan Selamat Datang. Maka ungkapan Marhaban Ya Ramadhan bermakna Selamat Datang, Bulan Ramadhan.

Namun, jika kita buka lebih jauh kamus maupun istilah yang berlaku di kalangan orang Arab, makna dari kata marhaban tidak sesederhana itu.

Dalam bahasa Arab, kata marhaban diambil dari kata rahaba yang berarti luas atau lebar. Kata ini biasanya diucapkan ketika ada tamu yang datang, kemudian pemilik rumah menyambutnya dengan kata “marhaban”.

Artinya tamu tersebut disambut dengan hati lapang penuh kegembiraan. Kata marhaban, penggunaannya sering juga disandingkan dengan ahlan wa sahlan yang makna dari ungkapan ini adalah seseorang yang datang tidak danggap sebagai tamu, melainkan sebagai ahl atau keluarga. Karenanya, ia diminta bersikap sahlan (santai), tidak terlalu kaku dan formal.

Kenapa Disambut dengan Marhaban Ya Ramadhan?

Timbul pertanyaan, kenapa kata marhaban disandingkan dengan Bulan Ramadhan, atau kenapa Ramadhan perlu disambut sedemikian, bahkan di daerah tertentu disambut dengan mengadakan pengajian ataupun pawai taaruf?

Jawabannya, karena Ramadhan merupakan bulan yang istimewa, tamu yang agung. Ia pantas untuk disambut dengan penuh kegembiraan dan tentunya dengan hati yang lapang. Karena ia merupakan big sale dari Tuhan untuk kita beramal sebaik dan sebanyak-banyaknya.

Bergembira dengan Datangnya Ramadhan

Gembira dengan datangnya Ramadhan merupakan salah satu tanda keimanan. Ibarat tamu, Ramadhan senantiasa dinanti.

Bahkan sejak dari bulan Rajab, sudah sering kita berdoa agar disampaikan pada bulan yang di dalamnya terdapat Lailatul Qadr ini.

Baca Juga:  Kumpulan Ucapan Spesial Menyambut Ramadhan 2020 yang Bisa Dibagikan di Sosmedmu

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.

Walaupun oleh sebagian, hadis ini dinilai dhaif bahkan munkar, tetapi doa ini menggambarkan betapa bulan Ramadhan merupakan bulan yang paling dinanti dalam setahun.

Dalil Tentang Menyambut Bulan Ramadhan

Sebagian kalangan, mungkin masih selalu bertanya tentang dalil. Mereka bertanya, adakah dalilnya sehingga bulan puasa harus disambut dengan Marhaban Ya Ramadhan.

Berikut kamu kutipkan dalil dari Al-Qur’an dan hadis yang menyiratkan pentingnya menyambut Ramadhan dengan penuh gembira.

Dalil Al-Qur’an

Di dalam Surat Yunus, Allah berfirman

ﻗُﻞْ ﺑِﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻪِ ﻓَﺒِﺬَﻟِﻚَ ﻓَﻠْﻴَﻔْﺮَﺣُﻮﺍْ ﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِّﻤَّﺎ ﻳَﺠْﻤَﻌُﻮﻥَ

“Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus ayat 58)

Ayat ini memerintahkan agar kita merasa dan menyambut dengan gembira setiap anugerah dan rahmat yang Allah berikan kepada kita. Sedangkan bulan Ramadhan merupakan bagian dari anugerah dan rahmat Allah terbesar. Karena sebagaimana kita tahu bahwa 1/3 dari 30 hari Ramadhan atau tepatnya 10 hari kedua merupakan curahan Rahmat dari Allah.

Dalil Hadis

Ada hadis yang sering dijadikan penyemangat dalam menyambut Ramadhan oleh para penceramah. Walaupun ini dhaif, tapi dalam rangka memotivasi orang meraih keutamaan (fadhailul a’mal), maka menurut Madzhab Ahlussunnah wal Jamaah adalah dibolehkan.

ﻣَﻦْ ﻓَﺮِﺡَ ﺑِﺪُﺧُﻮﻝِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻨِّﻴْﺮَﺍﻥِ

“Barangsiapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.

Namun, selain ini, ada juga hadis shahih riwayat Imam Ahmad tentang keutamaan bulan Ramadhan

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad)

Baca Juga:  5 Etika yang Harus Dijaga Saat Ziarah ke Makam Rasulullah

Doa Menyambut Ramadhan

Kegembiraan dengan datangnya bulan Ramadhan tidaklah cukup hanya dengan ungkapan Marhaban Ya Ramadhan.

Walaupun tidak diingkari ungkapan ini saja sudah dicatat sebagai pahala di sisi Allah, akan tetapi lebih baik jika kita sempurnakan menyambut bulan Ramadhan dengan membaca doa berikut.

Doa Pertama

Doa ini dibaca satu hari sebelum bulan Ramadhan

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِيْ إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـيْ رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِيْ مُتَقَبَّلاً

Artinya: “Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.”

Doa Kedua

Ada juga doa menyambut Ramadan, sebagaimana dikutip oleh Imam Nawawi. Dibaca setelah melihat hilal bulan Ramadhan.

اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا نُحِبُّ وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللهُ

Artinya: “Allahu akbar, ya Allah jadikanlah hilal itu bagi kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam, dan membawa taufiq yang membimbing kami menuju apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhan kamu (wahai bulan), adalah Allah.” (HR. Ahmad)

Keutamaan Bulan Ramadhan

Inilah 10 keutamaan bulan Ramadhan dibanding 11 bulan lainnya, hingga wajar jika kita sangat dianjurkan untuk menyambutnya dengan penuh gembira. Ini kami rangkum dari Al-Mausuah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyah Juz 13 halaman 143 – 145

1. Nuzulul Qur’an

Al-Qur’an diturunkan sekaligus dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah, yaitu langit dunia pada bulan Ramadhan dan secara khusus juga diturunkan pada malam Lailatul Qadar.

2. Kewajiban Puasa

Puasa sebagai rukun Islam kelima diwajibkan di bulan Ramadhan, seperti disebutkan dalam hadist tentang lima pondasi atau rukun Islam yang terbangun dari lima perkara.

3. Keutamaan Sedekah

Hadits menunjukkan bahwa sedekah di bulan Ramadhan lebih utama dibandingkan bulan-bulan selain Ramadhan, karena sebagaimana diriwayatkan Ibnu Abbas, Nabi sebagai seseorang yang sangat dermawan akan lebih tampak damermawan lagi ketika di bulan Ramadhan

4. Lailatul Qadr

Bulan Ramadhan semakin menjadi istimewa karena pada bulan ini Allah memberikan satu malam yang sangat mulia dan lebih baik daripada 1.000 bulan, yakni Lailatul Qadar

5. Shalat Tarawih

Ketika para ulama sepakat akan kesunahan menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan, maka Imam Nawawi menjelaskan bahwa yang dimaksud menghidupkan malam-malam bulan Ramadhn adalah dengan melakukan shalat tarawih

Baca Juga:  Anjuran Bertani yang Terdapat dalam Ayat-ayat AlQuran

6. I’tikaf

Itikaf di bulan Ramadan terlebih di 10 hari akhir hukumnya adalah sunnah muakkad, seperti riwayat yang bersumber dari Aisyah bahwa Rasulullah selalu melaksanakan itikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadhan hingga ia wafat.

7. Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an juga salah satu yang bisa dibiasakan selama bulan Ramadhan. Baik membaca sendiri ataupun dengan apa yang biasa disebut tadarus, yakni saat satu orang membaca dan yang lain mendengarkan, dan terus begitu secara bergantian.

8. Pahala Dilipatganda

Setiap amal kebaikan di bulan puasa dilipatgandakan pahalanya. Satu ibadah wajib setara 70 pada bulan selain Ramadhan. Ibadah sunnah menjadi setara wajib.

9. Memberi Makan untuk Berbuka

“Orang yang memberikan makan pada orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala yang sama seperti orang yang berpuasa tidak dikurangi sedikitpun”, itulah salah satu redaksi hadis berkaitan keutamaan memberikan makan atau minum pada untuk orang berbuka puasa.

10. Keutamaan Umrah

Umrah yang dilakukan di bulan Ramadhan adalah sangat utama, bahkan bisa menyamai ibadah haji yang dilakukan di selain bulan Ramadhan. Ini sebagaimana riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas yang disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim.

Demikianlah uraian kami tentang segala hal yang berkaitan dengan bulan Ramadhan, sehingga sudah sepatutnya kta menyambut bulan penuh berkah ini dengan rasa gembira dan suka cita, dan salah satunya bisa termanifestasikan dalam ungkapan Marhaban Ya Ramadhan.

Semoga kita diberikan panjang umur hingga bisa sampai ke bulan Ramadhan yang tinggal menghitung hari ini. Terpenting lagi, semoga kita bisa mengisinya dengan amal terbaik. Amin!

Faisol Abdurrahman