Masihkah Sekarang Menjadi Era Kebangkitan Islam?

Masihkah Sekarang Menjadi Era Kebangkitan Islam?

Pecihitam.Org – Era Kebangkitan Islam banyak dipelopori oleh tokoh-tokoh karismatik, di antaranya; Jamaluddin al-Afghani 1838-1897 M, Syaikh Muhammad Abduh 1849-1905 M bersama muridnya Syaikh Rashid Ridha 1856-1935 M, yang mengumandangkan ruh jihad dan ijtihad.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Al-Afghani, menulis buku dalam bahasa Persia dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Muhammad Abduh dengan judul Ar-Ruddu ‘alad-Dahriyin Penolakan atas Paham Materialisme.

Al-Afghani, memperingatkan bahwa terdensi berbahaya yang melekat pada kebudayaan Barat adalah “materialisme”. Lewat poyek politiknya yang terkenal dengan “Pan-Islamisme”, al-Afghani terkenal sebagai seorang arsitek dan aktivis “revitalis Muslim pertama” yang menggunakan konsep “Islam dan Barat sebagai fenomena sejarah yang berkonotasi korelatif dan sekaligus bersifat antagonistik.

Seruan al-Afghani kepada dunia dan umat Islam untuk menentang dan melawan Barat, sebab al-Afghani melihat kolonialisme Barat sebagai musuh yang harus dilawan karena mengancam Islam dan umatnya. Sementara disisi lain, al-Afghani juga menghimbau dan menyerukan kepada umat Islam untuk mengembangkan akal dan teknik seperti yang dilakukan oelh Barat agar kaum Muslimin menjadi kuat.

Ide pembaruan dan kebangkitan Islam yang dilancarkan oleh Muhammad Abduh, pembaru dari Mesir itu, juga memiliki pengaruh yang luas. Gagasan-gagasan pembaruan Abduh diformulasikan oleh HAR Gibb ke dalam empat butir penting, yaitu :

  • Memurnikan Islam dari pengaruh-pengaruh dan praktik-praktik yang merusak.
  • Melakukan reformasi pendidikan tinggi Islam.
  • Melakukan reformasi doktrin Islam berdasarkan pemikiran modern.
  • Mempertahankan Islam dari serangan-serangan Barat-Kristen.
Baca Juga:  Inti Dari Misi Dakwah Rasulullah Di Madinah


Muhammad Iqbal 1873-1938 M dari India, seorang penyair sekaligus filosof, yang banyak mendalami kebudayaan Barat dan kebudayaan Islam. Iqbal lewat puisi-puisinya merangsang dan membangun semangat juang ummat Islam untuk kejayaan Islam.

Iqbal memperingatkan bahwa cita etis dalam kebudayaan Barat telah digantikan oleh paham serba guna utilitarianisme dalam bentuknya yang kasar, yaitu serba dagang atau komersialisme. Oleh karena itu, Iqbal lewah sebuah pusinya mengkritik kebudayaan Barat, yaitu :

Akal budi dan agama telah diperdaya bid’ah. Dan cuta-cita asyik’lah dialihkan serba dagang semata. Kau berserikat dengan benda, Tak memberikan padamu apa-apa, kecuali perhiasan zahir. Kamatian mencanangkan kedatangan hidup baru untuk dunia.

Kesempatan-kesempatan baik bagi Islam semakin terbuka juga dengan telah bangkitnya negara-negara Islam dari cengkraman penjajahan, terutama di Asia dan Afrika, yang berpenduduk mayoritas Islam.

Selain itu, telah didirikan organisasi-organisasi Islam untuk menggalang persatuan dan kesatuan Islam secara internasional, yang sangat berguna bagi forum dialog dalam merundingkan permasalahan-permasalahan Islam dan sekaligus memecahkannya. Diskusi, konsultasi dan konsolidasi makin terasa intensif dilakukan di Dunia Islam.

Organisasi-organisasi Islam internasional itu di antaranya dapat disebut World Muslim Conggres, bermarkas di Karachi, World Muslim League [Rabithah Alam Islamy, berpusat di Mekkah dan Majlis A’la al-Alamy lil-Masajid Dewan Masjid se-Dunia, berkedudukan di Mekkah.

Di samping itu muncul pula pusat-pusat Islam Islamic Centre di berbagai kota dan negara seperti di Washington, Londong, Jepang, Belanda, Jerman dan sebagainya. Maka dengan lewat borsur-brosur dari oragnisasi-organisasi tersebut, ajaran-ajaran Islam disebarkan menebus radius lingkungan yang lebih luas.

Baca Juga:  Dari Resolusi Jihad hingga Hari Santri dan Fakta Sejarah yang Disembunyikan

Dalam gerakan kebangkitan kembali itu terlihat pula kemajuan pembangunan ekonomi yang sedikit demi sedikit menanjak maju di kalngan negara-negara Islam. Bangsa-bangsa Arab di kawasan Timur Tengah dengan kekayaan minyaknya semakin memperlihatkan getaran-getaran kemajuan.

Negara-negara Arab ini sempat membuat resah negara-negara industri Barat dengan politik “embargi minyak”-nya ketaika terjadi perang Arab-Israil di tahun 1970-an. Embargo minyak oleh negara-negara Arab ini telah mencemaskan negara-negara Barat bagi kelangsungan hidup industri-industri mereka.

Sekarang ini, pada dekade 2000-an negara Pakistan dan Iran, juga menggetarkan negara Eropa dan Barat dengan program teknologi nuklirnya.

Proses kebangkitan kebudayaan Islam makin terasa. Ini tidak lain karena Islam itu sendiri yang menjadi energi ruhaniah dan etos akliyah. Energi, vitalitas dan etos inilah yang memberi semangat “renaissance” kebudayaan di kalangan umat Islam dewasa ini. Menarik apa yang ditulis seorang guru besar dari universitas McGill, Charles J. Adams, bahwa :

“Tercapainya kemerdekaan politik dan berkembangnya kesadaran nasional di kalangan umat Islam disertai satu renaissance kebudayaan. Umat Islam menoleh kembali kepada sejarah kejayaan mereka di zaman lampau untuk menemukan kembali identitas mereka, serta mendapatkan bimbingan hidup dalam menghadapi keadaan dan persoalan-persoalan yang serba sulit dan berat dalam dunia medern sekarang. Setelah mereka kehilangan vitalitas selama beberapa abad sampai sekarang, Islam sekali lagi menempuh masa kebangkitannya. Umat Islam yang berjumlah 1/7 atau lebih dari jumlah penduduk dunia, setiap hari meningkat baik dalam jumlahnya atau pun dalam kekayaannya dan nilai kedudukannya.”

Baca Juga:  Kemajuan dan Kejayaan Peradaban Dinasti Turki Utsmani

Vitalitas baru di kalangan umat Islam ini juga membawa kebangkitan dalam arti religius [keagamaan] di antara mereka sendiri. Di tengah-tengah mereka mengalami kemerosotan dari dalam dan menghadapi tekanan-tekanan dari luar, mereka berusaha memurnikan dan memuliahkan segi-segi penting dari ajaran agama yang mereka warisi.

Islam telah mencapai dinamika baru dan merupakan suatu kekuatan utama yang mendorong umat Islam untuk memperoleh kedudukan lebih baik di dunia ini. Maka, jika dikaitkan dengan situasi dunia Islam dewasa ini, apa yang ditulis Adams, agaknya tidak jauh berbeda dengan era kebangkitan islam dahulu, bahkan itulah yang sebenarnya terjadi: kebangkitan Islam dengan renaissance kebudayaan.

Mochamad Ari Irawan